Valuasi Ekonomi Kegiatan Penambangan Pasir
Perkiraan lapisan tanah yang hilang karena digali dan dibuang adalah sebesar 378.000 m
3
, dihitung dari kedalaman 90 cm dengan luas lahan tergali 42 ha. Apabila membeli tanah sejumlah 378.000 m
3
diperkirakan sejumlah 75.600 truk tiap truk 5 m
3
dengan harga Rp. 150.000 truk sehingga total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 150.000,- x 75.600 truk = Rp.
11.340.000.000,- c. Kerusakan jalan desa
Jalan trasah yang selalu rusak sepanjang 200 meter membutuhkan biaya untuk perbaikannya. Perkiraan biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp.4.000.000,-
x 2 kalitahun = Rp. 8.000.000,- meliputi biaya tenaga kerja, pengadaan batu trasah, dan konsumsi.
d. Polusi udara Debu yang beterbangan setiap kali truk pasir lewat jalan menyebabkan
pemakai jalan yang lain yaitu pejalan kaki dan pengendara sepeda motor berhenti sementara waktu untuk menghindari debu, hal ini menyebabkan
adanya waktu yang terbuang dan bensin yang dipakai berlebih karena harus berhenti sementara waktu. Debu yang sebagian terhisap mungkin untuk
jangka waktu lama bisa menimbulkan penyakit tertentu. Selain itu, asap knalpot dari kendaraan yang berhenti sementara mesin masih hidup juga
menimbulkan polusi udara yang sangat tidak baik bagi kesehatan manusia. Kerugian yang diakibatkan adanya polusi udara sangat sulit untuk
diperkirakan dalam bentuk rupiah. e. Produktifitas lahan
Lahan yang dulu ditanami jagung, tembakau dan bawang merah apabila sudah menjadi lokasi penggalian pasir maka lahan menjadi tidak produktif lagi
karena lapisan tanahnya sudah hilang sehingga tidak dapat digunakan sebagai lahan pertanian, hal ini berarti ada kerugian hilangnya produktifitas lahan pada
setiap tahunnya sebesar Rp. 214.200.000,- untuk lahan tembakau Rp.
20.000.000,- x 10 ha = Rp. 200.000.000,-, lahan jagung Rp. 650.000,- x 8 ha = Rp. 5.200.000,- dan bawang merah Rp.1.000.000,- x 9 ha = Rp. 9.000.000,-
f. Berkurangnya air kolam yang biasa dipergunakan untuk mandi dan cuci masyarakat tidak bisa diperkirakan berapa nilai rupiahnya, namun apabila
kolam tersebut menjadi habis airnya maka kerugian yang diderita akan sangat besar sekali karena biaya untuk membeli air sangat mahal.
Berdasarkan perhitungan pendapatan yang diperoleh serta biaya kerugian lingkungan yang ada maka diperoleh nilai perbandingan sebesar 0.67. Angka
menunjukkan bahwa nilai pendapatan tiap tahun yang diperoleh dari kegiatan penambangan pasir sesungguhnya sangat kecil dan tidak sebanding dengan total
kerugian lingkungan yang terjadi. Padahal kerugian tersebut di atas belum termasuk adanya perkiraan biaya lingkungan dari total erosi yang terjadi, polusi
udara, biaya menyusutnya air serta biaya reklamasi lahan. Reklamasi lahan yang merupakan kegiatan pemulihan dari tanah kritis dan mati menjadi tanah produktif
sangat mahal dari segi biaya, tenaga dan waktu. Memerlukan waktu tersendiri untuk menghitung biaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir.
Jadi apabila dihitung keseluruhan biaya kerugian lingkungan yang terjadi dengan adanya kegiatan penambangan pasir akan menghasilkan nilai yang sangat
kecil sekali dan tidak berarti sama sekali. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan penambangan pasir tidak akan ada artinya bila dibandingkan dengan nilai
kerugian lingkungan yang terjadi secara keseluruhan. Kegiatan penambangan pasir di Desa Kwadungan Gunung dari segi biaya, waktu dan tenaga untuk
kelestarian lingkungan jelas sangat merugikan dan tidak ada manfaatnya. Keuntungan ekonomi yang diperoleh secara sepintas tampak menguntungkan
namun apabila dikaji lebih dalam dan dibandingkan dengan kerugian lingkungan
dalam rupiah maka tampak jelas bahwa tidak ada keuntungan yang diperoleh.