Faktor kemiringan lereng, Analisis Dugaan Besarnya Erosi di Lokasi Penambangan Pasir.

1.1.1 Faktor kemiringan lereng,

Lokasi penambangan pasir di Desa Kwadungan Gunung merupakan daerah dengan dengan kemiringan lereng tidak datar sehingga berpotensi terjadinya erosi, secara jelas terlihat pada gambar 5.12. Kemiringan lereng mempengaruhi kecepatan laju air larian, semakin besar kemiringan maka semakin cepat laju air larian. Menurut Asdak 2004 air larian adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan. Volume air larian yang besar dan cepat akan mempercepat terjadinya erosi. - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 A1 A2 A3 B1 B2 B3 B4 B5 B6 Kode Lokasi Kem ir ingan l e re ng Gambar 5.12. Persen kemiringan lereng lokasi penambangan pasir Keterangan : Lereng landai Lereng agak curam Lereng curam Kondisi kemiringan lereng seperti tersebut di atas jelas berpengaruh terhadap terjadinya erosi sehingga tingkat bahaya erosi di semua lokasi penambangan pasir termasuk berat dan sangat berat. Kemiringan lereng merupakan faktor alam yang tidak dapat diubah sehingga pasti akan berpengaruh karena derajat kemiringan tanah akan mempengaruhi tegangan permukaan, sedang kecepatan aliran permukaan meningkat, dengan demikian daya rusak air akan menjadi lebih besar. Dengan adanya kegiatan penambangan pasir di tanah dengan kemiringan seperti di atas A1, A2, B1, B2, dan B3 maka semakin mempercepat kecepatan laju air larian sehingga memperparah terjadinya erosi. Tampak dalam tabel di atas bahwa lokasi A1, A2, B1, B2 dan B3 yang merupakan lokasi penggalian pasir nilai laju erosinya lebih tinggi.

1.1.2 Vegetasi penutup tanah

Pada lokasi A1, A2, B1, B2, dan B3 tidak ada tanaman apapun, semuanya sudah menjadi lahan pasir dan batu sehingga tidak ada vegetasi penutup tanah yang melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan. Akhirnya tumbukan tetesan air hujan ke permukaan sangat besar karena kecepatan air hujan tidak menurun dan diameter air hujan tidak semakin kecil. Pada lokasi B4 walaupun ada tanaman penutup yaitu tembakau, namun tidak ada tanaman pelindung yang menaunginya dan pada saat itu tanaman tembakau yang ditanam masih relatif muda dan rendah. Tanamn tembakau termasuk keluarga solanaceae, tumbuh pada tanah yang subur, berbatang lurus menegak dan mencapai ketinggian pertumbuhan antara 2-3 meter, kecuali kalau pertumbuhannya ada pada persyaratan yang tidak bauik maka tanamn itu akan tumbuh kerdil kurang dari 1 meter Kartasapoetra, 2005. Daunnya bulat panjang, bertulang sirip, ujungnya runcing dan pinggirannya licin, daunnya ada yang bertangkai dan ada pula yang duduk pada batangnya. Pada tiap tanaman yang biasa umumnya terdapat 24 helai daun tetapi pada tanaman yang tumbuhnya baik jumlah daun dapat mencapai 28 hingga 32 helai. Tanaman tembakau akan terhambat pertumbuhannya atau mati apabila terganggu oleh air. Pada lokasi B5 dan B6 tanah ditanami dengan bawang merah dan jagung namun tidak ada pohon besar yang menaungi sehingga tumbukan air hujan tetap besar dan kuat. Kerapatan antara tanaman satu dengan yang lain termasuk jarang tanpa adanya mulsa penutup sehingga tumbukan air hujan masih cukup kuat dan volume air larian di permukaan masih cukup besar pula. Jagung termasuk keluarga gramineae, tanaman berbatang tapi jarang sekali bercabang, batangnya beruas-ruas berkisar antara 10-18 ruas. Daun-daunnya terdapat pada buku-buku batang, terdiri atas kelopak daun, lidah daun, dan helai daun. Pertumbuhannya menghendaki tanah yang dikerjakan agak dalam Kartasapoetra, 2005. Sistem pertanaman yang dijalankan petani Desa Kwadungan Gunung adalah pertanaman berbaris, menurut Rahim 2003 pertanaman berbaris pada umumnya mempunyai laju erosi yang tinggi. Dengan kondisi seperti tersebut di atas dan didukung adanya kemiringan lereng maka mengakibatkan dugaan erosi yang terjadi pada semua lokasi termasuk berat dan sangat berat. Vegetasi yang ada di lokasi penambangan tampak pada Gambar 5.13 sampai dengan Gambar 5.15.