Bank Persero BUMN Bank Pemerintah Daerah Bank Swasta Nasional Bank Swasta Asing Bank Umum Campuran Joint Venture Bank

2.5.1.3 Bank Perkreditan Rakyat BPR

Menurut kamus Bank Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat BPR atau rural bank adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang berlaku, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berikut ini merupakan hal–hal yang membedakan antara Bank Umum dengan Bank Perkreditan Rakyat: 1. Jenis kegiatan atau usaha, 2. Permodalan, 3. Alokasi kredit, 4. Badan hukum, 5. Kepemilikan, dan 6. Double Principle.

2.5.2 Klasifikasi Bank Berdasarkan Kepemilikan

2.5.2.1 Bank Persero BUMN

Bank Persero BUMN adalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara. Menurut www.wikipedia.com , bank persero adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.

2.5.2.2 Bank Pemerintah Daerah

Bank Pemerintah Daerah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi, secara umum dikenal dengan istilah Bank Pembangunan Daerah BPD, yang didirikan berdasarkan Undang– Undang Nomor 13 Tahun 1962. Setiap Pemerintah Daerah memiliki BPD.

2.5.2.3 Bank Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diperuntukkan kepada swasta. Sejak Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan deregulasi pada 27 Oktober 1988 Pakto 1988, jumlah bank di Indonesia semakin bertambah. Pakto 1988 dapat dikatakan sebagai aturan paling liberal sepanjang sejarah Republik Indonesia di bidang perbankan. Misalnya, hanya dengan modal sebesar Rp. 10 Milyar, seorang pengusaha sudah dapat membuka bank baru, walaupun akhirnya banyak juga bank yang dilikuidasi oleh pemerintah. Bentuk hukum bank swasta nasional adalah perseroan terbatas PT.

2.5.3.4 Bank Swasta Asing

Bank swasta asing adalah bank–bank umum swasta yang merupakan perwakilan atau kantor cabang dari bank–bank induk di negara asal. Awalnya, bank–bank swasta asing hanya diperbolehkan beroperasi di DKI Jakarta saja. Namun setelah adanya Pakto 1988, bank–bank swasta asing diperbolehkan untuk membuka kantor cabang pembantu di delapan kota, yaitu: Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang Makasar, Medan, dan Batam.

2.5.3.5 Bank Umum Campuran Joint Venture Bank

Menurut kamus dalam situs resmi Bank Indonesia, bank campuran adalah bank umum yang didirikan oleh satu bank umum atau lebih, berkedudukan di Indonesia, dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia danatau badan hukum indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Indonesia dengan satu bank atau lebih, yang berkedudukan di luar negeri.

2.5.4 Klasifikasi Bank Berdasarkan Segi Penyediaan Dana