Informasi mengenai KAP The Big Four disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Kantor Akuntan Publik The Big Four
Sumber: http:id.wikipedia.org
, 2011
Kantor Akuntan Publik Indonesia yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik The Big Four adalah sebagai berikut
www.id.wikipedia.org :
1. KAP Osman Bing Satrio – berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu,
2. KAP Tanudiredja, Wibisana Rekan – berafiliasi dengan Pricewaterhouse
Cooper. 3.
KAP Purwantono, Suherman Surja – berafiliasi dengan Ernst Young, dan
4. KAP Sidharta dan Widjaja – berafiliasi dengan Klynveld, Peat, Marwick,
Goerdeler KPMG.
2.13 Opini Auditor
Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan menjelaskan bahwa laporan keuangan
harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan
ekuitas, arus kas, beserta pengungkapannya dalam catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK. Untuk kepentingan pihak internal dan eksternal perusahaan,
laporan keuangan perusahaan harus diaudit oleh Auditor. Audit meliputi penilaian prinsip akuntansi, estimasi yang dibuat manajemen, dan penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan. Paragraf ketiga dalam laporan audit baku adalah paragraf yang menyatakan pendapat auditor mengenai laporan keuangan
perusahaan, auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan berdasarkan kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima
umum Mulyadi, 2002. Auditor berfungsi melindungi pihak yang berkepentingan dengan
menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak
luar perusahaan
maupun bagi
manajemen dalam
mendukung pertanggungjawaban kepada pemilik dan memberikan kepastian bahwa laporan
keuangan tidak mengandung informasi yang menyesatkan pemakainya Baridwan, 1999 dalam Noverio, 2011.
Terdapat empat tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor
Mulyadi, 2002:
1. Laporan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion
report, dilakukan jika memenuhi kondisi–kondisi berikut ini: a.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan,
b. Perubahan Prinsip Akuntansi Berterima Umum dari periode ke periode
telah cukup dijelaskan, dan
c. Informasi dalam catatan–catatan yang mendukung telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan Prinsip Akuntansi Beterima Umum.
2. Laporan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan unqualified opinion report with explanatory languange, dilakukan jika terdapat hal–hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun
laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien;
3. Laporan dengan pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion
report, dilakukan jika auditor menjumpai kondisi–kondisi berikut ini: a.
Lingkup audit yang dibatasi oleh klien, b.
Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau memperoleh informasi penting karena kondisi–kondisi di luar kekuasaan
klien dan auditor, c.
Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan
d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. 4.
Laporan dengan pendapat tidak wajar adverse opinion report, dilakukan jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi
berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien,
5. Laporan yang di dalamnya auditor tidak menyatakan pendapat disclaimer of
opinion report, dilakukan jika terdapat kondisi–kondisi berikut ini: a.
Pembatasan luar biasa terhadap lingkup audit, dan b.
Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.14 Penelitian Terdahulu