Laporan Keuangan Perbankan Tujuan Laporan Keuangan Perbankan

2. Memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya untuk menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih perusahaan, 3. Memberikan informasi tentang sumber–sumber ekonomi perusahaan serta klaim terhadap sumber–sumber ekonomi tersebut, 4. Menyediakan informasi tentang hasil usaha perusahaan selama satu periode, 5. Menyediakan informasi tentang cara perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, dan transaksi modal, serta faktor lain yang memengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan, 6. Menyediakan informasi tentang cara manajemen mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik pemegang saham atas pemakaian sumberdaya ekonomi yang dipercayakan, dan 7. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi direktur dan manajer sesuai kepentingan pemilik.

2.8 Laporan Keuangan Perbankan

Laporan keuangan bank disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia PAI dan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia SKAPI agar dapat memenuhi kepentingan berbagai pihak. Elemen laporan keuangan bank yang terdapat dalam SKAPI terdiri dari Ikatan Akuntansi Indonesia, 1992: 1. Neraca, 2. Laporan Komitmen dan Kontijensi, 3. Perhitungan LabaRugi, 4. Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan 5. Catatan atas Laporan Keuangan. Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia atau PAPI 2008 laporan keuangan bank untuk tujuan umum terdiri dari: 1. Neraca, 2. Laporan LabaRugi, 3. Laporan Arus Kas, 4. Laporan Perubahan Ekuitas, dan 5. Catatan atas Laporan Keuangan. Komponen laporan keuangan bank konvensional berbeda dengan komponen pada bank syariah. Tim Penyusunan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia 2003 melalui Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia atau PAPSI 2003 menjelaskan bahwa laporan keuangan perbankan syariah yang lengkap terdiri dari komponen–komponen berikut: neraca, laporan labarugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah, laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan, serta catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa komponen laporan keuangan perbankan syariah lebih luas dan kompleks jika dibandingkan dengan komponen laporan keuangan perbankan konvensional. Perbankan diwajibkan melakukan pelaporan kepada bank sentral Bank Indonesia dan pengguna lainnya, menyangkut laporan posisi keuangan, laporan kinerja, laporan perubahan posisi keuangan laporan perubahan kas dan setara kas serta perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

2.9 Tujuan Laporan Keuangan Perbankan

Tujuan laporan keuangan perbankan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka. Meskipun secara umum tujuan laporan keuangan antara perbankan konvensional dan perbankan syariah adalah sama, namun ada beberapa tujuan perbankan syariah yang didasarkan pada prinsip syariah. Tujuan laporan keuangan perbankan syariah adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Di samping itu, tujuan lain laporan keuangan perbankan syariah menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah 2007 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha; 2. Menyediakan informasi yang terkait dengan kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada, dan bagaimana perolehan dan penggunaannya; 3. Menyediakan informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan 4. Menyediakan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban obligation fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Sedangkan tujuan laporan keuangan perbankan syariah yang dinyatakan oleh Tim Penyusun PAPSI berdasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah atau PAPSI 2003 adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak–pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional, seperti: a. Shahibul maalpemilik dana, b. Pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana, c. Pembayar zakat, infak dan shadaqah, d. Pemegang saham, e. Otoritas pengawasan, f. Bank Indonesia, g. Pemerintah, h. Lembaga penjamin simpanan, dan i. Masyarakat. 2. Menyediakan Informasi bermanfaat yang disajikan dalam laporan keuangan, antara lain: a. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan, b. Menilai prospek arus kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas di masa datang, c. Sumberdaya ekonomis bank economic resources, kewajiban bank untuk mengalihkan sumberdaya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta kemungkinan terjadinya transaksi dan peristiwa yang dapat memengaruhi perubahan sumberdaya tersebut, d. Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, termasuk pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta penggunaanya, e. Evaluasi pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak, dan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi terikat, dan f. Pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat. 3. Laporan keuangan juga merupakan sarana pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka.

2.10 Pengungkapan Disclosure