Teori Keagenan Agency Theory

16

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

2.1.1 Landasan Teori

Terdapat beberapa teori yang mendasari praktik pelaporan keuangan melalui internet, antara lain adalah teori keagenan agency theory dan teori sinyal signalling theory. Pada bab ini juga akan dijelaskan teori–teori yang terkait dengan pelaporan keuangan melalui internet dan faktor–faktor yang memengaruhinya.

2.1.1.1 Teori Keagenan Agency Theory

Jensen dan Meckling 1976 mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu orang atau lebih prinsipal yang melibatkan orang lain agen untuk melakukan beberapa layanan atau kegiatan atas nama mereka yang mendelegasikan wewenang untuk proses pengambilan keputusan. Teori keagenan terjadi ketika terdapat persetujuan dua belah pihak yang saling terkait, di mana pihak pertama menyetujui untuk menggunakan jasa pihak kedua. Prinsip utama teori keagenan adalah adanya hubungan kontrak kerja sama antara pihak yang memberi wewenang, yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang agen, yaitu manajer Kusumawardani, 2011. Menurut Januarti 2009, agen diberi wewenang oleh pemilik untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan, sehingga agen lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik, oleh karena itu terjadi ketimpangan informasi information asymetry. Dalam teori keagenan, pihak investor menginginkan pengembalian yang sebesar–besarnya dan secepat–cepatnya atas investasi yang ditanamkan, sedangkan pihak manajer perusahaan menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi, bonus, atau insentif sebesar–besarnya atas kinerja yang telah dilakukan. Menurut Morris 1987 dalam Kusumawardani 2011, teori keagenan menggambarkan bahwa konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya agensi yang pada akhirnya akan ada insentif untuk menguranginya. Jensen dan Meckling 1976 membagi biaya keagenan menjadi monitoring cost, bonding cost, dan residual loss. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan prinsipal. Residual loss merupakan pengorbanan yang disebabkan karena berkurangnya kemakmuran prinsipal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agen dan keputusan prinsipal. Kiswara 1999 menyatakan bahwa asumsi dasar teori keagenan adalah bahwasanya individu memaksimalkan tingkat kepuasan yang diharapkan dapat melakui kemampuan sumber dayanya yang memadai dan inovasinya dalam bertindak. Singkatnya dapat dimisalkan dengan suatu pertanyaan, “bagaimana para manajer dan pemegang saham memeroleh manfaat dari keputusan perusahaan?” Teori agensi didasarkan pada 3 asumsi, yaitu asumsi sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menyatakan bahwa manusia mempunyai sifat mementingkan diri sendiri dan tidak menyukai risiko, sedangkan asumsi keorganisasian menekankan adanya konflik antar organisasi dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen Indrianita, 2007 dalam Sari, 2011. Menurut Lestari dan Chariri 2007, dalam kerangka teori keagenan, terdiri dari tiga macam hubungan, yaitu: hubungan antara manajer dengan pemilik bonus plan hypothesis, hubungan antara manajer dengan kreditor debtequity hypothesis, dan hubungan antara manajer dengan pemerintah political cost hypothesis. Adanya dorongan bagi pihak manajemen untuk melakukan pengungkapan wajib maupun sukarela didasarkan pada teori keagenan, yang dapat digunakan untuk mengurangi asimetri informasi antara pihak investor dan manajemen perusahaan. Almilia 2008 menyatakan bahwa dengan adanya asimetri informasi dalam teori keagenan, manajer akan memilih seperangkat kebijakan untuk memaksimalkan kepentingan manajer sendiri. Masalah teori keagenan dapat dikurangi dengan meningkatkan pengungkapan, semakin luas informasi yang diungkapkan maka masalah teori keagenan semakin dapat dikurangi. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan kekayaan yang dipercayakan, sehingga agen manajemen perusahaan akan berusaha untuk memenuhi seluruh keinginan prinsipal investor dengan cara mengungkapkan informasi keuangan sebanyak–banyaknya. Teori agensi menjadi dasar dalam penelitian ini. Pihak manajemen perbankan selaku agen akan berusaha mengungkapkan informasi kepada pemilik dan pengguna informasi keuangan lainnya selaku prinsipal. Informasi yang diungkapkan dalam penelitian ini dilakukan melalui website perbankan. Semakin banyak elemen–elemen yang diungkapkan melalui website suatu perbankan, berarti pihak manajemen perbankan agen semakin dapat memenuhi keinginan pemilik atau pengguna informasi keuangan lainnya prinsipal.

2.1.1.2 Teori Sinyal Signalling Theory