Hurlock 1978, h.10 mengatakan bahwa terdapat dua faktor penting yang dapat membantu meningkatkan kreativitas, yaitu sikap sosial dan kondisi
lingkungan. Lingkungan sekitar individu harus dapat memberikan dorongan dan rangsangan agar dapat membantu individu untuk berkreasi. Kondisi yang
menguntungkan bagi perkembangan kreativitas harus diberikan supaya potensi kreatif dalam diri individu dapat berkembang secara baik.
Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas
kemampuan kognitif, sikap terbuka, disiplin, percaya diri, dan motivasi intrinsik. Faktor eksternal yang mempengaruhi kreativitas adalah faktor lingkungan yang
meliputi lingkungan fisik dan budaya tempat individu tinggal. Lingkungan yang memberikan kebebasan berinisiatif, lingkungan yang memberikan toleransi untuk
mengambil resiko, dan lingkungan yang memberikan otonomi akan menjadi lahan subur bagi perkembangan kreativitas.
B. Budaya Perusahaan
1. Pengertian Budaya Perusahaan
Sejalan dengan perkembangannya, budaya perusahaan terbuka terhadap berbagai interpretasi. Budaya perusahaan Miller, 1987, h. 98 merupakan kumpulan
nilai yang dianut dalam suatu perusahaan. Nilai-nilai dan semangat tersebut akan mendasari sifat perusahaan dalam usaha menjawab tantangan. Schein sendiri 1991,
h. 6 mendefinisikan budaya perusahaan sebagai sebuah pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu yang dipelajari sebagai cara
untuk mengatasi masalah adaptasi terhadap lingkungan luar dan masalah yang timbul
dari dalam organisasi. Budaya ini bekerja dengan cukup baik sehingga dianggap berharga dan diajarkan pada anggota baru organisasi sebagai cara yang benar untuk
merasa, berpikir dan merasa bertanggung jawab terhadap masalah-masalah yang ada dalam perusahaan. Sejalan dengan pendapat Schein, Cook et al 1997, h. 112
menyatakan bahwa budaya perusahaan menggambarkan asumsi dasar mengenai nilai- nilai, keyakinan, norma-norma, simbol-simbol, bahasa, ritual dan mitos-mitos
perusahaan yang memberi makna pada anggota perusahaan dan diterima secara kolektif oleh kelompok sebagai pedoman dalam berperilaku. Budaya perusahaan
adalah apa yang dirasakan karyawan dan bagaimana persepsi tersebut menciptakan sebuah pola keyakinan, nilai-nilai dan harapan Gibson et al, 1997, h. 29.
Siagian 2000, h. 27 mengartikan budaya perusahaan sebagai kesepakatan bersama tentang nilai yang dianut bersama dalam kehidupan perusahaan dan
mengikat semua orang dalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain, budaya perusahaan ini merupakan suatu sistem dan keyakinan bersama yang dianut
oleh semua pihak yang harus berinteraksi dalam rangka pencapaian tujuan. Selain itu, budaya perusahaan juga berperan dalam menentukan struktur dan berbagai sistem
operasional yang membuahkan norma-norma perilaku. Kriteria pengukur mantap tidaknya budaya perusahaan pada akhirnya terlihat pada pola pemahaman dan
penyesuaian perilaku tiap karyawan dengan cara berperilaku dalam perusahaan tersebut
Menurut Robbins 2001, h. 247 budaya organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan
perusahaan itu dengan perusahaan-perusahaan yang lain. Budaya perusahaan merupakan budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dianut bersama
oleh mayoritas anggota organisasi. Selain budaya dominan terdapat sub budaya, namun budaya dominan yang diakui sebagai budaya perusahaan.
Senada dengan Robbins, Kreitner dan Kinicki 2002, h. 68 memberi definisi yang tidak jauh berbeda yaitu, budaya perusahaan sebagai seperangkat asumsi yang
dibagi dan dianut oleh sebuah kelompok yang menentukan cara berpikir, merasakan dan bereaksi terhadap berbagai macam lingkungan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa budaya perusahaan merupakan sistem nilai-nilai yang diyakini semua karyawan
dan yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam
organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang diterapkan.
2. Televisi sebagai bagian dari Media Massa