terhadap lingkungan organisasi dimana mereka melaksanakan tanggung jawab atas pekerjaan mereka, yang dapat mempengaruhi mereka dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan tersebut. Tiap karakteristik diatas berlangsung dalam satu kontinum rendah ke
tinggi. Penilaian perusahaan itu berdasar pada karakteristik budaya perusahaan ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya perusahaan itu. Gambaran ini
menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai perusahaan itu, bagaimana urusan diselesaikan didalamnya, dan cara
para karyawan diharapkan berperilaku Robbins, 2001, h.248. Berdasarkan penjelasan dari ketiga tokoh diatas, karakteristik budaya
perusahaan antara lain nilai dominan yang dianut bersama, kebersamaan dari interaksi yang dirasakan, seberapa jauh karyawan memahami tujuan perusahaan,
komitmen karyawan, perhatian perusahaan pada karyawan, dan prestasi yang diperlihatkan oleh karyawan. Peneliti lebih memilih karakteristik milik Miller
yaitu antara lain tujuan, konsensus, keunggulan, kesatuan, prestasi, empirik, dan keakraban. Dalam karakteristiknya Miller mampu memberikan lingkup
karakteristik yang dinyatakan oleh Robbins maupun Luthan.
4. Fungsi Budaya Perusahaan
Robbins 2001, h. 253 mengemukakan bahwa budaya menjalankan sejumlah fungsi dalam sebuah organisasi, yaitu :
a. Menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas
antara satu organisasi dengan organisasi lain.
b. Membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi, anggota-anggota
organisasi akan memiliki pemikiran bahwa mereka merupakan bagian dari perusahaan.
c. Mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang. d.
Meningkatkan kemantapan sistem sosial, maksudnya budaya dalam organisasi tersebut merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
e. Mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan. Senada dengan Robbins, Kreitner dan Kinicki 2002, h. 73 menyatakan
bahwa budaya perusahaan berperan dalam : a.
Memberi rasa identitas bagi karyawan. Karyawan akan merasa menjadi bagian dari perusahaan.
b. Mempermudah munculnya komitmen bersama. Melalui budaya perusahaan
karyawan merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan sehingga karyawan mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas kemajuan
perusahaannya. c.
Meningkatkan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambar di mana lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung dan konflik serta perubahan diatur secara efektif.
d. Memandu terbentuknya perilaku dengan cara membantu anggota organisasi
mengerti keadaan lingkungan sekitarnya. Budaya membantu karyawan membentuk pengertian tentang mengapa organisasi melakukan hal-hal tertentu
dan bagaimana hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjangnya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa fungsi budaya perusahaan adalah memberi rasa identitas bagi suatu anggota organisasi yang
membedakannya dengan anggota organisasi yang lain, mempermudah munculnya komitmen bersama, meningkatkan stabilitas sistem sosial serta mengarahkan sikap
dan perilaku karyawan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
5. Pembentukan Budaya Perusahaan