Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Bersih Desa Dukutan

D. Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Bersih Desa Dukutan

1. Nilai Filosofis

a. Nilai Filososis dan makna sesaji :

1) Tumpeng nasi jagung. Tumpeng dibuat berbentuk mengerucut keatas, yang mempunyai arti bahwa segala permohonan ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar yang dimohon dan diharapkan oleh masyarakat dapat dikabulkan oleh Tuhan.

commit to user

Mempunyai arti yang melambangkan menyatunya seluruh warga masyarakat dua RW di Nglurah dengan satu tujuan yang sama yaitu meminta kesejahteraan kepada Yang Maha Kuasa.

3) Punar Terbuat dari jagung dan diberi warna kuning yang berasal dari kunyit. Warna kuning melambangkan kesejahteraan. Masyarakat Nglurah dengan Dukutan mengharapkan kesejahteraan dari Tuhan Yang Maha Esa.

4) Tawonan Dalam Dukutan Punar dibuat dari jagung yang dicampur dengan gula merah. Warna merah melambangkan suatu daya yang kuat dan penuh energi.

5) Gudangan / Urap Gudangan atau urap terdiri dari beberapa macam sayur yang dicampur dengan sambal yang terbuat dari parutan kelapa dan cabai. Maknanya adalah masyarakat yang banyak dan dari bermacam-macam golongan diibaratkan dengan sayur-sayuran yang bermacam-macam. Diharapkan tercipta kerukunan dan kesatuan antar masyarakat yang berbeda tersebut dengan adanya Dukutan.

6) Jajan pasar Mewujudkan rasa syukur dengan menyajikan hasil bumi pemberian karunia dari Tuhan.

7) Pisang Sonomeni Pisang sonomeni, merupakan pisang yang isinya telah dikeluarkan dan di dalamnya diganti dengan parutan kelapa dan gula merah. Kelapa dan gula merah disini melambangkan kekuatan. Kelapa merupakan bahan dasar pembuatan gula merah yang memiliki rasa manis. Kedua saling melengkapi dan memiliki kekuatan. Rasa manis melambangkan perjalanan kehidupan yang ada suka dan duka.

commit to user

Manusia diharapkan seperti pisang. Sebelum meninggal dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat sebelum mati.

9) Enthek-enthek (catut, untir, lumpang, alu) Makanan yang terbuat dari jagung ini menggambarkan bentuk-bentuk peralatan yang digunakan sebagai alat memesak sesaji. Karena terbuat dari jagung yang melalui proses ditumbuk dengan lumpang dan alu dibuat menyerupai bentuk peralatan tersebut. Untuk memanen jagung menggunakan catut dan untir-untiran. Gandik yang diberi 4 warna yaitu merah, hitam, kuning dan putih yang melambangkan empat unsur yaitu api, tanah, angin dan air.

10) Reca Makanan yang juga terbuat dari jagung. arca atau patung yang dibuat ini merupakan lambang dari leluhur masyarakat desa Nglurah yang dianggap sebagai pelindung desa yaitu Kyai Menggung dan Nyi Rasa Putih

11) Perlengkapan sesaji Adanya beberapa perlengkapan sesaji misalnya menyan, yang bermakna bahwa apabila dibakar asapnya akan membumbung tinggi kelangit, di harapkan asap tersebut dapat membawa doa-doa masyarakat. Sedangkan lampu jawa memunyai makna agar selalu diberi keterangan dalam perjalanan hidup. Bunga bermakna filosofis agar kita dan keluarga senantiasa mendapatkan “keharuman” dari para leluhur. Keharuman merupakan kiasan dari berkah-safa’at yang berlimpah dari para leluhur, dapat mengalir (sumrambah) kepada anak turunnya (Wawancara dengan Bapak Ridin 9 Juni 2012).

Secara umum fungsi sesaji sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala kenikaman dan menjadi sarana pendekatan dari warga setempat. Secara khusus sesaji-sesaji yang dibuat oleh masyarakat desa Nglurah merupakan bentuk penghormatan kepada arwah nenek moyang yaitu Kyai Menggung dan Nyi Rasa Putih.

commit to user

b. Nilai Filosofis dan Makna dalam prosesi tradisi bersih desa Dukutan

Dalam setiap melakukan semua kegiatan dalam tradisi bersih desa Dukutan, mulai dari persiapan, acara kenduri sesaji, dan ritual Dukutannya terdapat pantangan dan aturan yang harus ditaati oleh warga masyarakat. Sebenarnya dibalik hal tersebut menyimpan suatu falsafah kehidupan yang baik untuk diikuti oleh masyarakat.

1) Dalam membuat sesaji tidak boleh diincipi Membuat sesaji tidak boleh diincipi, karena dianggap memberi makanan sisa kepada Dahnyang. Menurut orang Jawa memberi sisa terhadap orang yang lebih tua merupakan tindakan yang tidak sopan dan tidak etis untuk dilakukan. Terdapat Nilai positif yang diajarkan melalui pantangan ini, bahwa orang yang lebih muda harus lebih menghormati dan sopan terhadap orang yang lebih tua (Wawancara dengan Bapak Wagimin, 3 Juni 2012)

2) Dalam ritual Tawuran Tawuran dalam Dukutan menggambarkan perseteruan yang terjadi antara Kyai Menggung dan Nyi Rasa Putih. Tawuran yang dilakukan dengan saling melempar makanan sesaji ini mengandung arti memerangi kejahatan dan marabahaya yang masuk ke desa Nglurah. Sehingga dalam pelaksanaa tawuran makanan sesaji tersebut dilakukan dengan cara melempar karena adanya maksud tersebut.

3) Hiburan Menggambarkan wujud ungkapan rasa syukur, kegembiraan dan kebersamaan masyarakat desa Nglurah (Wawancara dengan Bapak Ridin 9 Juni 2012).

2. Nilai budaya

Sitem nilai budaya masyarakat desa Nglurah dipengaruhi adat istiadat atau tradisi. Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,

commit to user

satu dan lainnya sebagai acuan berperilaku. Wujud konsepsional warga masyarakat Nglurah atas kebudayaan yang dimiliki berwujud perilaku yang sangat dihargai oleh masyarakat nilai-nilai tersebut dianggap bermanfaat bagi masyarakat. Tradisi bersih desa Dukutan mengajarkan masyarakat terutama tentang nilai-nilai budaya Jawa. Dalam Dukutan masyarakat diajarkan hidup selalu eling (ingat) kepada yang memberi kehidupan yaitu Tuhan, hidup sederhana dan nrimo, menghormati leluhur, rukun antar warga masyarakat, taat terhadap aturan dan pantangan yang dianggap baik dan buruk oleh masyarakat, serta sikap pelestarian terhadap alam dan peninggalan kuno.

Yang pertama adalah sikap eling yaitu selalu ingat kepada yang telah memberinya hidup yaitu Tuhan. Masyarakat diharapkan mawas diri dan selalu beryukur terhadap Tuhan. Masyarakat juga diajarkan hidup sederhana dan nrimo seperti yang terdapat dalam cerita tradisi yang berkembang di masyarakat desa Nglurah, bahwa leluhur memerintahkan untuk hidup sederhana dengan menanam palawija serta hidup bersahaja apa adanya. Masyarakat juga perlu menghormati leluhur atau nenek moyang, ungakapan rasa hormat terhadap rasa hormat amsyarakat terhadpa leluhur dengan memberikan sesaji disetiap tradisi bersih desa Dukutan. Kerukunan antar warga masyarakat juga diajarkan melalui tradisi bersih desa Dukutan. Kerukunan yang dimaksud adalah keadaan yang selaras, tenang, tentram tanpa perselisihan, tercermin dalam kebersamaan masyarakat Nglurah dalam tradisi bersih desa Dukutan mulai dari persiapan sampai proses ritualnya selesai. Sedangkan makna rukun antara Kyai Menggung dan Nyi Roso Putih disimbolkan pada kebersamaan warga dalam menciptakan desa yang tata tentram kerta raharja. Dalam tardisi bersih desa Dukutan juga mengajarkan mana yang baik untuk dilakukan dan yang buruk yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat. Misalnya masyarakat harus selalu bersikap sopan di di Situs Menggung yang dikeramatkan oleh masyarakat desa Nglurah sebagai perwujudan rasa hormat terhadap leluhur, dan masyarakat percaya apabila dilanggar akan terjadi kejadian buruk yang menimpa masyarakat yang berbuat kurang baik ditempat tersebut.

commit to user

kuno yang terdapat di desa Nglurah. Pada umumnya nilai-nilai yang ada dalam tradsi bersih desa Dukutan tidak hanya dilakukan pada saat prosesi ritual saja, tetapi juga diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi arah dan orientasi masyarakat dalam berperilaku. Meskipun masyarakat juga telah mengembangkan nilai-nilai baru yang bersumber pada ajaran agama.

3. Nilai Spiritual

Istilah spiritual atau spiritualitas berasal dari kata dasar spirit yang dapat berarti semangat, dorongan jiwa, dorongan ruh, daya kehidupan, dorongan energi, kekuatan energi, kekuatan ruh (roh), kekuatan semangat, dan lain sebagainya. Kata dasar “spirit” kemudian digabungkan dengan “ual” menjadi “spiritual” akan mengandung makna yang lebih ekslusif dan biasanya sangat berhubungan dengan keyakinan tertentu seperti keyakinan akan suatu agama, keyakinan jiwa, keyakinan tentang ruhaniyyah (roh), keyakinan suatu ritual, keyakinan (Kharisma Madani, http://kharismamdanai1.blogspot.com/2010/08/pengertian-spiritual.html diakses pada tanggal 8 Juni 2012).

Masyarakat Nglurah meyakini adanya kekuatan diluar kekuatan manusia yang hidup disekitar kehidupan masyarakat. Kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang serta mitos-mitos yang ada sangat dihargai di antara masyarakat desa Nglurah. Keyakinan bahwa leluhur akan melindungi desa dan seluruh masyarakat Nglurah, adalah yang mendasari suatu interaksi antara masyarakat dengan yang dianggap sebagai leluhur. Menurut pandangan masyarakat Nglurah apabila masyarakat percaya dengan adanya roh nenek moyang, menyadari keberadaannya, serta menghormati leluhurnya dengan melakukan ritual tertentu para nenek moyang akan memberikan perlindungan terhadap desa dan masyarakat. Masyarakat Nglurah yang sebagian besar beragama islam juga menjalankan syariat ajaran agama yang ada dalam islam. Masyarakat selalu membedakan antara sebuah tradisi ritual dengan agama. Karena agama mrupakan suatu yang hakiki yang berhubungan langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan

commit to user

masyarakat terhadap nenek moyang yang telah dilakukan secara turun-temurun (wawancara dengan Bapak Siman, 8 Mei 2012)

4. Nilai Karakter Leluhur

Diketahui bahwa yang menjadi latar belakang diadakannya tardisi bersih desa Dukutan adalah Eyang Menggung dan Nyi Rasa Putih. keduanya mempunyai karakter yang berbeda. Terdapat nilai yang mendidik yang dapat diambil dari kedua tokoh ini. Kyai Menggung yang mempunyai karakter sederhana, bersahaja, baik, santun dan berwibawa. Dilihat dari karakter eyang Menggung tersebut dapat mengajarkan sifat baik yang dimiliki Kyai Menggung terhadap masyarakat. Sedangkan Nyi Rasa putih yang memiliki perwatakan usil, nakal dan suka berulah, memperlihatkan dan mengajarkan kepada masyarakat bahwa sikap-sikap tersebut tidak baik untuk diikuti (wawancara dengan Bapak Wagimin, 3 Juni 2012).

5. Nilai Dalam Wayang

Secara etimologis wayang berarti bayangan.pengertian ini mendasar dari kepercayaan asli suku Jawa, khususnya dalam tradisi pemujaan roh nenek moyang. Roh-roh tersebut dapat secara simbolis diwujudkan sebagai bayang- bayang yang digerakkan oleh sinar lampu blencong pada layar putih yang disebut kelir. Ini merupakan prototype dari perwujudan wayang yang masih sampai sekarang. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian wayang memiliki arti kulturil istimewa, yaitu sebagai suatu pementasan atau performance menyangkut banyak segi seni, filosofi dan religio mistika (Moertjipto, 1997:100).

Walaupun ceita wayang berasal dari India, namun terdapat perbedaan yang hakiki dalam perwujudannya. Di Indonesia isi cerita wayang benar-benar terjadi dalam jalur mitos dan merupakan legenda dan sejarah, di dalam masyarakat Jawa ceritanya menyimbolkan perilaku dan watak manusia dalam mencapai tujuan hidup, baik lahir maupun batin (Maria A. Sardjono, 1992:23).

commit to user

yang dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu :

1) Nilai hiburan

Sebagai hasil kebudayaan wayang mempunyai nilai hiburan yang mengandung cerita yang baku, baik untuk tontonan maupun tuntunan.

2) Nilai pendidikan

Penyampaian dalam wayang, ceritanya selalu diselingi dengan pesan-pesan yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, sehingga mempunyai nilai pendidikan. Cerita-cerita dalam wayang dapat mengajarkan manusia untuk mecapai hidup yang selaras, harmonis dan bahagia. Dalam wayang ditampilkan contoh-contoh perilaku baik dan jahat, tetapi pada akhir cerita perilaku yang jahat akan dikalahkan oleh kebaikan. Dalam cerita wayang dapat membentuk kepercayaan, moralitas dan tingkah-laku dari genarsi ke generasi. Banyak pendidikan moral yang dapat dinikamti oleh penontonnya terkait lakon hidup dala cerita wayang

3) Nilai Karakter

Hastha brata dalam pewayangan yaitu pedoman atau tuntunan laku yang dimiliki seorang kesatria yang terpilih untuk menjadi seorang pemimpin. Hastha berarti delapan, dan brata adalah watak atau sifat yang diambil dari sifat alam. Jadi hasta brata adalah delapan laku, watak, atau sifat yang harus dipegang teguh oleh seorang yang menjadi pemimpin. Delapan sifat tersebut antara lain :

a) Mempunyai watak seperti bumi. Bumi merupakan tempat kehidupan dari segala umat Allah. Dalam pewayangan Bathara Wisnu merupakan simbol bumi yang selalu memberikan kesejahteraan. Dengan demikian seorang pemimpin seharusnya bersifat tosa, suci hati, pemurah serta selalu berusaha memperjuangkan kehidupan rakyat yang tergambar dalam tutur kata, tindakan serta tingkah laku.

commit to user

yang berarti kekuatan. Sebagaimana angin, seorang pemimpin seharusnya bersifat teguh dan bersahaja, selalu dapat mencermati permasalahan.

c) Mempunyai watak seperti air yang disimbolkan oleh Dewa Baruna. Sebagaimana samudra, seorang pemimpin hendaknya luas hati dan kesabarannya. Tidak mudah tersinggung, tidak terlena oleh sanjungan dan mampu menampung aspirasi rakyat.

d) Mempunyai sifat seperti bulan yang disimbolkan oleh Dewi Ratih. Rembulan bertugasmenerangi dunia bersama bintang, memberikan kesejukan pada malam hari. Sifat bulan adalah selalu lembut, ramah dan sabar. Sebagaimana bulan pemimpin hendaknya selalu rendah hati, berbudi luhur, menebarkan ketentraman pada rakyat.

e) Mempunyai sifat seperti Matahari yang disimbolkan Bathara Surya. Sebagimana matahari seorang pemimpin harus bisa memberikan pencerahan kepada rakyat, berhati-hati dalam bertindak seperti jalanya matahari yang tidak tergesa-gesa tetapi dalam memberikan cahaya kepada semua makhluk tidak pilih kasih.

f) Mempunyai sifat seperti angkasa yang disimbolkan oleh Bathara Indra yang mengusai langit, hujan dan petir. Sifat langit kadang sangat indah, kadang memankutkan tetapi jika sudah berubah menjadi hujan merupakan berkah serta sumber kehidupan. Seperti langit, seorang pemimpin harus berwibawa dan menakutkan bagi siapa saj yang berbuat salah dan melanggar aturan, tetapi juga selalu berusaha memberi kesejahteraan.

g) Mempunyai sifat seperti api yang disimbolkan oleh Bathara Brahma. Sebagaimana api seorang pemimpin harus berani menindak siapappun yang bersalah tanpa pilih kasih dengan berpijak kepada kebenaran dan keadilan.

commit to user

Kartika atau Sang Hyang Ismaya yang artinya adalah kesucian yang bersinar. Sifat bintang adalah menyinari langit dimalam hari, menjadi kiblat dan sumber ilmu perbintangan. Sebagaimana bintang pemimpin harus bisa menjadi kiblat kesusilaan, budaya dan tingkah laku. Mempunyai cita-cita yang tinggi (Kementrian Komunikasi dan Informatika RI direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik : 2011).

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway di MTs. Ma’arif 7 Bomo Punung Kabupaten Pacita

0 1 8

Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 oleh Guru SD/MI di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 7

KONSEP JIHAD DALAM KONTEKS NEGARA BANGSA (Studi Kasus Aceh Pasca Perjuangan Kemerdekaan)

0 0 14

KONSEP INTEGRASI ILMU GHOYAH DAN ILMU WASILAH DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2012-2013)

0 0 10

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU LANSIA AKTIF DI DESA JETIS SUKOHARJO Maryatun dan Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Surakarta Email: Tun_Maryayahoo.com ABSTRAK - PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU

0 2 6

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9