Masyarakat Nglurah

1. Masyarakat Nglurah

Tradisi bersih desa Dukutan merupakan suatu upacara adat yang dilakukan untuk mewujudkan ungkapan rasa syukur masyarakat desa Nglurah atas kesejahteraan yang dilimpahkan oleh Tuhan yang Maha Esa. Upacara adat seperti itu selain merupakan sebuah ekspresi spiritualitas juga mengandung suatu bentuk strategi kebudayaan dalam rangka mengarahkan mayarakat terhadap kepedulian, pemeliharaan dan pelestarian kebudayaan. Sebenarnya tata cara dalam tradisi dukutan ini merupakan aturan sosial dan perilaku masyarakat Nglurah dalam kehidupan. Secara tidak langsung aturan sosial dan perilaku tersebut mencerminkan kebudayaan dari masyarakat desa Nglurah. Alasan masyarakat desa Nglurah melestarikan tradisi bersih desa Dukutan anatar lain :

a. Melanjutkan tradisi yang telah ada pada zaman nenek moyang, sehingga generasi yang sekarang ini wajib melanjutkannya.

commit to user

Esa atas keselamatan, kesehatan dan rejeki yang dilimpahkan kepada masyarakat.

c. Sebagai pengharapan agar kehidupan masyarakat jauh lebih baik

dengan berkah yang telah diterima sebelumnya. Berdasarkan alasan-alasan tersebut perlu diadakan upaya dalam pelestarian budaya tersebut. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat Nglurah yang disampaikan oleh Bapak Siman, Bapak Wagimin dan Bapak Priyanto dalam pelestarian tradisi bersih desa Dukutan antara lain :

a. Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Melestarikan Tradisi Bersih Desa Dukutan Pelestrian budaya sangat diperlukan dalam menunjukkan karakter suatu daerah. Dengan budaya pula kehidupan masyarakat terdapat aturan- aturan yang membatasi kehidupan masyarakat, agar terhindar dari segala sesatu yang bersifat buruk dan selalu pada jalan yang baik. Untuk itu tradisi budaya yang telah ada jaman nenek moyang itu harus senantiasa dilestarikan. Usaha yang dilakukan masyarakat desa Nglurah dalam pelestarian tradisi bersih desa Dukutan adalah :

1) Masyarakat selalu disadarkan untuk melestarikan tradisi bersih

desa Dukutan.

2) Selalu melaksanakan tradisi bersih desa Dukutan setiap 6 lapan

atau tuhuh bulan sekali.

3) Masyarakat disadarkan bahwa tradisi bersih desa Dukutan bukan merupakan suatu kegiatan yang musyrik tetapi merupakan suatu budaya yang perlu dilestarikan.

4) Melakuakan iuran rutin dalam setiap pertemuan RT, dana tersebut dikumpulkan agar tradisi bersih desa Dukutan rutin dilakukan setiap 7 bulannya.

5) Masyarakat sadar bahwa kebudayaan kuno atau jaman dahulu meerupakan suatu kebudayaan yang antik, apalagi ditengah

commit to user

tersebut harus selalu dikembangkan.

6) Masyarakat selalu melanjutkan apa yang telah menjadi warisan nenek moyang. Maskdunya adalah tidak mengubah apa yang telah terjadi pada zaman dahulu. Sebagai contoh sesaji harus terbuat dari jagung, agar aturan tersebut tetap lestari masyarakat harus membuat sesaji dari jagung sampai generasi-generasi yang akan datang.

7) Mengembangkan tradisi bersih desa Dukutan menjadi daya tarik

wisata di desa Nglurah.

b. Kendala-kendala dalam pelstarian tradisi bersih desa Dukutan Upaya pelestarian tersebut diharapkan mampu menjaga agar tradisi bersih desa Dukutan tidak hilang untuk tahun-tahun kedepannya. Walaupun dalam perjalanan melestarikan tradisi tersebut selalu terdapat kendala-kendala dari berbagai faktor. Kendala-kendala dalam upaya pelestarian tradisi bersih desa Dukutan :

a) Adannya pengaruh kebudayaan modern menciptakan golongan- golongan penentang tradisi kebudayaan lama dari nenek moyang dalam masyarakat. Ada sebagian masyarakat Nglurah yang mulai meninggalkan dan tidak lagi turut serta dalam tradisi bersih desa Dukutan. Pada dasaranya ini merupakan faktor keyakinan yang dianut dan dipercayai masyarakat, sehingga membuat orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda terhadap tradisi ini.

b) Faktor ekonomi yaitu keadaan ekonomi masyarakat Nglurah yang berbeda, sedikit menghambat dalam persoalan dana untuk melaksanakan tradisi bersih desa Dukutan (wawancara dengan Bapak Ridin, 8 Mei 2012)

commit to user

desa Dukutan

Cara menanggulangi kendala-kendala tersebut :

1) Meskipun ada sekelompok masyarakat yang sudah mulai meninggalkan tradisi bersih desa Dukutan, tetapi masyarakat yang lain tidak pernah memaksa harus mengikuti. Tetapi diharapkan bisa saling menghormati.

2) Panitia dukutan melakukan usaha simpan pinjam dari uang kas yang ada, apabila pada saat tradisi Dukutan kekurangan dana, panitia dapat menggunakan uang tersebut sebagai tambahan dana.

3) Adanya bantuan dari pemerintah terutama dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar (wawancara dengan Bapak Ridin, 8 Mei 2012)

Apabila dicermati sebenarnya warga masyarakat Ngurah sendiri tingkat antusiasmenya dalam kegiatan Dukutan ini masing tinggi. Sebagian besar warga masih membuat sesaji, mengikuti prosesi, dan berperan aktif dalam kegiatan ini. Pada saat prosesi tradisi bersih desa Dukutan berlangsung hampir seluruh warga masyarakat mengikutinya, bahkan yang bekerja diluar kota pun disempatkan untuk pulang dan mengikuti Dukutan ini. Antusiasme para pemuda-pemudi desa Nglurah juga terlihat sekali, walaupun notebenya masih muda dan hidup dalam kehidupan yang lebih modern pada kenyataannya para pemuda-pemudi ini juga bersemangat dalam mengikuti kegiatan prosesi tradisi bersih desa Dukutan. Ini menjadi nilai positif dalam upaya pelestarian budaya yang dilakukan oleh masyarakat desa Nglurah. Diharapkan para pemuda-pemudi ini untuk beberapa tahun kedepan dapat mewarisakan tradisi ini kepada generasinya, agar tradisi ini tidak akan putus dan hilang untuk beberapa tahun kedepan dengan budaya modern yang semakin maju.

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway di MTs. Ma’arif 7 Bomo Punung Kabupaten Pacita

0 1 8

Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 oleh Guru SD/MI di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 7

KONSEP JIHAD DALAM KONTEKS NEGARA BANGSA (Studi Kasus Aceh Pasca Perjuangan Kemerdekaan)

0 0 14

KONSEP INTEGRASI ILMU GHOYAH DAN ILMU WASILAH DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2012-2013)

0 0 10

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU LANSIA AKTIF DI DESA JETIS SUKOHARJO Maryatun dan Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Surakarta Email: Tun_Maryayahoo.com ABSTRAK - PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU

0 2 6

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9