Pelaksanaan Prosesi Ritual

2. Pelaksanaan Prosesi Ritual

a. Pengumpulan Sesaji Setelah sesaji selesai dibuat, sesaji-sesaji tersebut dikumpulkan pada hari Senin Wage sebelum pukul 13.00. Sesaji-sesaji tersebut diletakkan di Tinon-tinon dahulu sesaji ditempatkan di rumah Kaling. Setelah ada gedung serba guna milik masyarakat desa Nglurah tinon sesaji berada di gedung tersebut. Tetapi peletakkannya tetap berbeda antara sesaji dari Nglurah Lor dan Nglurah Kidul. Terdapat dua buah ruangan yang berfungsi sebagai tinon. Dan untuk peletakan sesaji-sesaji yang dibuat oleh masyarakat juga dipisahkan antara Nglurah Lor dan Nglurah Kidul. Pada saat perjalanan dari rumah menuju tempat diletakkannya sesaji apabila terjadi sesuatu hal misalnya sesaji yang dibawa jatuh, maka sesaji tersebut tidak boleh dipungut kembali karena menurut kepercayaan masyarakat

commit to user

Ridin, 8 Mei 2012).

b. Upacara Sanggar atau Tinon Setelah sesaji terkumpul, kemudian didoakan oleh sesepuh desa dan dimasukkan kedalam Tinon atau sanggar. Pada malam harinya diadakan acara lek- lekan (tidak tidur untuk menjaga dan menunggu sesaji) yang diikuti oleh seluruh penduduk laki-laki yang sudah dewasa. Acara kenduri ini dimulai setelah pukul

23.00, dan hanya sebagian sesaji yang dibuka untuk dimakan warga masyarakat yang mengikuti kenduri pada saat itu (Wawancara dengan Bapak Wagimin, 3 Juni 2012).

c. Upacara Dukutan Pada pagi harinya yaitu pada hari Selasa Kliwon wuku Dukut, semua masyarakat Nglurah sudah berkumpul di sekitar Punden. Sertelah pukul 07.00 diadakan persiapan upacara persembahan danyang, sambil menunggu ketua korling. Setelah semua siap kemudian sesaji menuju ke Punden atau situs Menggung. Sesaji dibawa oleh beberapa laki-laki yang sudah dewasa yang menggunakan pakaian serba hitam. Koordinator Lingkungan atau korling dan sesepuh desa masing RW memimpin arak-arakan tersebut. Ada dua arak-arakan sesaji yaitu dari Nglurah lor dan Nglurah Kidul, keduanya masuk melalui dua pintu yang berbeda. Untuk Nglurah Lor melalui pintu sebelah barat dan Nglurah Kidul masuk melalui pintu selatan. Rombongan pembawa sesaji diikuti oleh warga masing-masing RW. Kedua rombongan tersebut masuk ke punden sambil meneriakkan seruan “hore-hore” dengan semangat. Setelah rombongan masuk di pelataran Punden / Situs Menggung, sesaji yang dibawa diletakkan siatas tikar pandan yang juga telah disimpan dalam tinon sebelumnya. Kemudian sesaji didoakan oleh sesepuh desa (Wawancara dengan Bapak Ridin, 8 Mei 2012).

commit to user

1) Pembakaran dupa

2) Pengikatan patung-patung dengan iket pada kepalanya oleh korling Nglurah. Patung tersebut merupakan patung Kyai Menggung dan Nyai Rasa Putih. iket yang digunakan sebelumnya disimpan dalam tinon.

3) Pembacaan atau Ikar do’a yang dipimpin oleh sesepuh desa. “...di situ diikrarkan dengan ikrar semua masyarakat dua RW pada hari selasa Kliwon dengan tujuan mohon doa restu pada Allah agar hidup masyarakat sejahtera, sehat dan rejeki semulur...”. (Wawancara dengan Bapak Ridin, 8 Mei 2012).

4) Pembagian air sumber kepada masyarakat

5) Tawuran Ritual inti atau utama dari tradisi Dukutan merupakan tawuran. Sebelum memulai Tawuran, sesaji yang telah didoakan dicampur menjadi satu dan tiletakkan ke sebuah wadah yang disebut dengan pincuk yang terbuat dari daun pisang satu ujung. Setiap RW diwakili oleh tiga orang lelaki. Pincuk tersebut kemudian dibawa mengelilingi candi sebanyak tiga kali sambil melempar makanan ke arah luar dan berteriak “hore-hore”. Setelah putaran ketiga dan berada di titik awal, para pembawa pincuk tersebut saling melempar sesaji bahkan bersama dengan pincuknya. Sehingga banyak masyarakat yang terkena sasaji tersebut.

Selanjutnya setelah prosesi tawuran selesai warga masyarakat kembali ke RW masing dan meneruskan ritual ke tempat yang berbeda. Karena di daerah tersebut terdapat tempat-tempat yang juga harus diperhatikan dan dikunjungi sebagai rangkaian tradisi bersih desa Dukutan tersebut. Untuk Nglurah Lor melanjutkan upacara ke situs kali Jaro. Situs Kali Jaro merupakan situs yang berupa lubang tanah seluas 2m. Untuk Nglurah kidul adalah situs Watulawang. Dalam ritual ke kedua situs ini juga diadakan acara tawuran, tetapi

commit to user

8 Mei 2012).

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway di MTs. Ma’arif 7 Bomo Punung Kabupaten Pacita

0 1 8

Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 oleh Guru SD/MI di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 7

KONSEP JIHAD DALAM KONTEKS NEGARA BANGSA (Studi Kasus Aceh Pasca Perjuangan Kemerdekaan)

0 0 14

KONSEP INTEGRASI ILMU GHOYAH DAN ILMU WASILAH DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2012-2013)

0 0 10

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU LANSIA AKTIF DI DESA JETIS SUKOHARJO Maryatun dan Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Surakarta Email: Tun_Maryayahoo.com ABSTRAK - PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU

0 2 6

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9