Masyarakat desa

5. Masyarakat desa

a. Pengertian Masyarakat Sifat manusia sebagai makhluk sosial budaya membentuk terciptanya berbagai wujud kolektif manusia yang berbeda-beda cirinya, sehingga terdapat pula perbedaan dalam penyebutannya. Istilah yang paling sering digunakan untuk

commit to user

Koentjaraningrat (1983 : 149) adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh rasa identitas bersama. Suatu Negara adalah komunitas masyarakat yang paling besar. Kemudiaan diikuti dengan pemerintahan yang lebih rendah. Berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian masyarakat dalam kajian Usman Pelly (1994:28-29) :

1) Linton mengemukakan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.

2) Herskovit mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu.

3) Gillin dan Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan persaan persatuan yang sama.

4) Steinmentz memberikan batasan bahwa masyarakat adalah sebagai kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokan- pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai hubungan erat dan teratur.

Ciri-ciri masyarakat menurut Soerjono Soekanto dalam Nurani Soyomukti (2010:63-64) adalah :1) Masyarakat merupakan sekumpulan manusai yang hidup bersama; 2) Hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama tersebut akan terjadi interaksi dan melahirkan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia; 3) Sadar bahwa sekelompok manusia tersebut merupakan satu kesatuan; 4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan.

Berdasarkan pengertian masyarakat diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang berdiam pada suatu wilayah tertentu dengan waktu yang cukup lama, mempunyai aturan, adat dan kebiaan yang khas dari sekelompok manusia tersebut. Memiliki struktur organisasi untuk mengatur

commit to user

membentuk kebudayaan yang berbeda-beda.

b. Masyarakat Desa Desa adalah suatu wilayah hukum yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan tingkat daerah paling rendah. Secara administratif desa langsung berada dibawah kekuasaan pemerintah kecamatan dan terdiri dari dukuh-dukuh. Di desa banyak dijumpai perumahan penduduk beserta tanah-tanah pekarangan yang satu sama lainnya dipisah-pisah dengan pagar bambu atau tumbuh-tumbuhan (Kodiran dalam Koentjaraningrat, 2010:331).

Masyarakat yang mendiami desa biasa disebut dengan masyarakat desa, di mana sebagian besar bermatapencaharian petani. “masyarakat desa merupakan suatu komunitas pertanian yang kecil” (Soerjono Soekanto, 1985: 538). Jumlah masyarakat desa relatif kecil apabila dibandingkan dengan masyarakat kota. Jenis pekerjaan masyarakat desa tidak banyak, misalnya petani, guru dan buruh. Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan tradisi yang dimiliki. Masyarakat desa tidak dapat dipisahkan dari lingkungan dan kepercayaan atau adat-istiadat, yang mengajarkan tentang bagaimana manusia berhubungan dengan alam secara langsung dan terikat dengan alam semesta serta kekuatannya. Manusia menguasai alam, tetapi dalam hal-hal tertentu manusia masih percaya akan kekuatan yang sangat kuat di luar dirinya.

Dalam sebuah desa terdapat pelapisan sosial yang antara lain, lapisan yang tertinggi dalam desa adalah wong baku. Lapisan ini terdiri dariketurunan orang-orang yang dahulunya menetep pertama kali di desa. Bisanya memiliki sawah-sawah, rumah dengan tanah pekarangannya. Lapisan kedua dalam sistem pelapisan sosial di desa adalah lapisan kuli gondok atau lindung. Yaitu orang- orang lelaki yang telah menikah akan tetapi tidak mempunyai tempat tinggal sendiri, sehingga menetap di tempat kediaman mertuanya. Tetapi bukan berarti mereka tidak memiliki tanah pertanian, masyarakat ini memilikinya dengan diperoleh dari warisan atau membeli. Lapisan yang ketiga adalah lapisan joko, sinoman atau bujangan yaitu orang-orang yang belum menikah dan masih tinggal

commit to user

pelapisan sosial termasuk dalam golongan wong cilik (Kodiran dalam Koentjaraningrat, 2010:345).

Penerimaan informasi dan perubahan dalam masyarakat desa terjadi lebih lambat jika dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Perubahan yang muncul di tengah masyarakat desa sangat sulit untuk diterima, karena terdapat aturan- aturan sangat ketat yang mengatur kehidupan masyarakat. Sifat masyarakat desa yang kolot membuat perubahan yang terjadi terkesan sulit diterima oleh masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh ahli, “Masyarakat tradisional sangat lambat perubahannya jika diukur menurut standar masyarakat Barat kini.” (Piotr Sztompka, 2008: 49). Artinya bahwa masyarakat tradisional sebagai suatu komunitas yang stabil, dengan tidak banyak perubahan yang dilakukan dengan kehidupan yang dimiliki. Mereka seakan-akan diibaratkan sebagai suatu kelompok manusia yang tidak dinamis dalam pergerakan hidupnya. Baik jaman dulu ataupun sekarang, segala sesuatu yang ada di dalam masyarakat tersebut adalah hampir atau memang sama.

Menurut Koentjaraningrat (1994:163-164),“Masyarakat desa adalah suatu komunitas kecil yang merasa terikat oleh jiwa dan semangat kebersamaan dalam kehidupannya. Jiwa dan semangat kebersamaan yang dimaksud adalah:solidaritas, gotong-royong dan musyawarah.”. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Solidaritas Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari ketergantungan terhadap sesama. Perasaan kasihan terhadap penderitaan orang lain, dapat membangkitkan naluri untuk menolong sesama. Solidaritas diartikan sebagai rasa bersatu antara warga masyarakat dalam hal pendapat, perhatian dan tujuan.

2) Gotong-Royong Sistem tolong-menolong dalam masyarakat Indonesia sering disebut gotong-royong. Bentuk gotong royongnya tidak hanya menyangkut

commit to user

sosial masyarakat seperti:

a) Dalam hal kematian, sakit, atau kecelakaan, dimana keluarga yang sedang menderita itu mendapat pertolongan berupa tenaga dan benda dari tetangga-tetangganyadan orang-orang sedesa lain;

b) Dalam hal pekerjaan disekitar rumah tangga, misalnya memperbaiki atap rumah, mengganti dinding rumah, membersihkan rumah dari hama tikus, menggali sumur, dsb. Pemilik rumah dapat meminta bantuan tetangga-tetangganya yang dekat, dengan memberi jamuan makanan;

c) Dalam hal pesta, misalnya acara pernikahan, bantuan tidak hanya dari kerabat tetapi juga dari tetangganya, untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan pesta;

d) Dalam mengerjakan

pekerjaan

yang berguna bagi kepentingan umum dalam masyarakat desa misalnya memperbaiki jalan, jembatan, bendungan irigasi, bangunan umum, dsb. Penduduk desa dapat bekerja bakti atas perintah dari kepala desa (Koentjaraningrat: 1984:7)

3) Musyawarah Musyawarah adalah suatu unsur sosial yang ada dalam banyak masyarakat pedesaan di dunia dan juga di Indonesia. Artinya bahwa keputusan yang diambil dalam rapat, tidak berdasarkan suatu mayoritet yang menganut suatu pendirian tertentu, melainkan oleh seluruh rapat, seolah-olah sebagai suatu badan.

Jadi yang disebut dengan masyarakat desa adalah sekumpulan manusia yang sangat menjunjung tinggi adat, tradisi dan juga kepercayaan yang diyakini benar adanya. Dalam masyarakat desa juga masih berlaku mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat dan masih diyakini dan sakral sampai saat ini. Semua itu didapat dari nenek-moyang baik secara lisan maupun tindakan.

commit to user

Dengan begitu akan tercipta suasana kekeluargaan, meskipun mereka bukan keluarga sebenarnya. Tolong-menolong terlihat dalam kehidupan masyarakat desa, karena masyarakat desa menganut gotong-royong. Gotong-royong ini dilakukan, apabila ada seorang anggota masyarakat membutuhkan bantuan. Dalam masyarakat desa di jawa sistem gotong royong yang ada dalam masyarakat sering disebut dengan Sambatan. Sebagian besar masyarakat desa berprofesi sebagai petani, sehingga tidak jarang gotong-royong terlihat di pertanian. Misalnya saja gotong-royong dalam hal menanam padi secara bergantian, mengairi sawah secara berurutan, dan saling membantu menjaga padi dari serangan hama. Tetapi masyarakat desa juga selalu bergotong royong dalam hal lain yaitu dalam hal kematian, perbaikan infrastruktur desa, pesta pernikahan dll.

Masyarakat desa masih terikat dengan alam, dan rasa membutuhkan satu dengan yang lain masih besar, begitupun juga dengan rasa kebersamaan yang dimiliki, hal ini didorong oleh keterikatan emosional antara satu dengan lainnya.

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway di MTs. Ma’arif 7 Bomo Punung Kabupaten Pacita

0 1 8

Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 oleh Guru SD/MI di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 7

KONSEP JIHAD DALAM KONTEKS NEGARA BANGSA (Studi Kasus Aceh Pasca Perjuangan Kemerdekaan)

0 0 14

KONSEP INTEGRASI ILMU GHOYAH DAN ILMU WASILAH DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2012-2013)

0 0 10

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU LANSIA AKTIF DI DESA JETIS SUKOHARJO Maryatun dan Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Surakarta Email: Tun_Maryayahoo.com ABSTRAK - PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU

0 2 6

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9