Bersih Desa

4. Bersih Desa

Masyarakat Jawa terutama yang tinggal di pedalaman mempercayai adanya kekuatan alam yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia. Sebagai ungkapan kepercayaan asli masyarakat, kekuatan tesebut diwujudkan dalam roh yang tinggal dalam tempat-tempat tertentu. Hal ini diwujudkan melalui tradisi adat istiadat. Tradisi ini selalu dihubungkan dengan roh halus yang dianggap sebagai nenek moyang. Masyarakat Jawa percaya kepada suatu kekuatan yang melebihi segala kekuatan di mana saja yang dikenal, yaitu kesakten. Masyarakat percaya bahwa roh-roh halus menempati sekitar tempat tinggal (Kodiran dalam Koentjaraningrat, 2010:347).

Masyarakat Jawa mempunyai kepercayaan terhadap ilmu gaib yang tidak dapat diukur dengan nalar. Ilmu gaib yang dipercaya sebagai suatu kekuatan di luar batas kemampuan manusia pada umumnya. “Empat macam upacara ilmu gaib, yaitu : a). Ilmu gaib produktif; b). Ilmu gaib protektif; c). ilmu gaib destruktif; d). Ilmu gaib meramal.” (Koentjaraningrat, 1994: 356).

Menurut kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat yang berhubungan dengan kepercayaannya terhadap kekuatan lain dan roh halus yang tinggal disekitar tempat tinggal masyarakat. Sehingga masyarakat sering

commit to user

(2010:347-348) upacara selamatan dapat digolongkan menjadi empat macam sesuai dengan peristiwa atau kejadian sehari-hari yaitu sebagai berikut:

(1) Selamatan dalam rangka lingkaran hidup seseorang seperti hamil tujuh bulan, kelahiran, upacara potong rambut pertama, upacara menyentuh tanah pertama kali, upacara menusuk telinga, sunat, kematian, serta saat-saat setelah kematian; (2) Selamatan yang bertalian dengan bersih desa, penggarapan tanah pertanian, dan setelah panen padi; (3) Selamatan berhubung dengan hari-hari serta bulan-bulan besar Islam dan; (4) Selamatan pada saat-saat yang tidak tertentu, berkenaan dengan kejadian- kejadian, seperti membuat perjalanan jauh, menempati rumah kediaman baru, menolak bahaya (ngruwat), janji kalau sembuh dari sakit (kaul) dan lain-lain.

Sebenarnya pelaksanaan upacara tradisi erat kaitannya dengan dorongan emosi keagamaan pada suatu masyarakat. Dorongan muncul karena rasa takut dan tidak tenteram serta penuh kekhawatiran dalam hidup, bila tidak melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua pada zaman dahulu, masyarakat takut terhadap sanksi yang diduga muncul dari roh atau makhluk halus yang sering mengganggu kehidupan manusia. Untuk mengatasi rasa takut tersebut manusia mengadakan hubungan dengan jalan melakukan upacara atau selamatan (Moertjipto, 1997:29).

a. Konsep Bersih Desa Bersih desa merupakan salah satu wujud dari unsur kebudayaan khususnya di kalangan masyarakat agraris atau petani. Tradisi ini menyelenggarakan upacara setelah petani memanen hasil pertaniannya. Kegiatan bersih desa banyak dilakukan oleh desa di Jawa, dengan nama dan cara yang tidak selalu sama (Suwardi Endrasawara, 2006:39).

Tradisi bersih desa yang mempunyai beberapa tujuan yaitu, di mana masyarakat bersyukur dan meminta bantuan untuk memberi rezeki yang melimpah dibandingkan dengan tahun lalu. Pada intinya, tradisi dilakukan untuk menambah segala sesuatu dari yang dimiliki. Tujuan yang kedua adalah tujuan untuk melindungi manusia atau komunitas dari segala sesuatu marabahaya, yang biasa disebut dengan bala. Sehingga masyarakat menyiapkan upacara yang sudah

commit to user

roh yang dipercaya telah melindungi masyarakat. Tradisi bersih desa merupakan wujud rasa syukur sekelompok manusia yang ditujukan kepada segala sesuatu yang dianggap mempunyai kekuatan lebih daripada manusia, misalnya saja Tuhan Yang Maha Esa, Dewi Sri yaitu dewi kesuburan menurut kepercayaan masyarakat Jawa, dan juga ditujukan kepada roh- roh halus atau dhanyang yang dipercaya sebagai “pembuka / pendiri” desa dan memberikan perlindungan terhadap masyarakat desa dari roh-roh jahat. Tradisi bersih desa tidak hanya dilakukan oleh perorangan, karena terdapat kesamaan kepentingan dengan lebih dari satu orang. Oleh karena itu, pelaksanaan dari tradisi dilakukan secara bersama-sama oleh anggota masyarakat. Sudah jelas dari namanya seluruh masyarakat yang ada di desa tersebut ikut terlibat. Tradisi ditujukan kepada leluhur yang dipercaya menempati tempat-tempat tertentu dan telah disakralkan oleh masyarakat sekitar, yang dirawat dan dilestarikan bersama- sama oleh warga masyarakat disertai dengan ritual. Acara yang diselenggarakan bukan hanya sekedar acara rutin di setiap tahunnya saja, tetapi di balik setiap ritual yang dilakukan oleh warga masyarakat adalah makna simbolis. Masyarakat berharap leluhur atau nenek moyang mereka melindungi setiap anak-cucu dan generasi selanjutnya, karena masyarakat telah menempatkan leluhur sebagai roh yang melindungi kehidupan.

Kegiatan yang berhubungan dengan bersih desa biasanya berlangsung dsuatu tempat dekat makam pendiri desa (dhanyang) atau rumah kepala desa, seorang kepala desa biasanya memiliki rumah dengan pendapa yang luas (Koentjaraningrat, 1984:357). Atau biasa juga dilakukan di pundhen yaitu tempat sakral yang biasanya terdapat pohon besar yang dpercaya disitulah tempat tinggal roh leluhur mereka. Tempat lain yang biasa diletakkna sesajen seperti dibawah tiang penyangga rumah, di persimpangan jalan, dikolong jembatan, tepi sungai dan tempat-tempat lain yang dianggap keramat dan mengandung bahaya gaib (angker). Bersih desa tidak lepas pula dengan hubungannya dengan sesajen. Sesajen berisi seperangkat seperti bunga (kembang telon), kemenyan, uang recehan, kue apem dan lain-lain. Sesajen ditujukan sebagai persembahan kepada

commit to user

sebelumnya. (Kodiran dalam Koentjaraningrat, 2010:348-349). Sebelum pelaksanaan upacara bersih desa dilakukan biasanya didahului dengan serangkaian aktivitas warga masyarakat setempat, misalnya gotong royong atau kerja bakti. Pelaksanaan bersih desa dilakukan oleh masyarakat tanpa memandang kedudukan atau status seseorang (Moertjipto, 1997:74).

Menurut masyarakat Jawa, alam merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Apabila menginginkan kehidupan yang seimbang, maka manusia haruslah merawat alam di sekitarnya. Hal itu merupakan cara manusia menyeimbangkan diri dengan alam di sekitarnya. Karena manusia hidup dengan alam, dan dengan alamlah manusia hidup.

b. Tujuan dan Fungsi Bersih Desa Setiap upacara yang dilakukan oleh suatu masyarakat pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Upacara tersebut dilakukan oleh masyarakat karena yakin dan percaya kepada nenek moyang dan bersedia melaksanakan warisan nenek moyang. Masyarakat yakin bahwa warisan tersebut apabila dilaksanakan akan membawa kebaikan dan membawa keburukan apabila tidak dilaksanakan. Adapun maksud dan tujuan diadakannya bersih desa menurut Moertjipto, (1997: 94-95) yaitu antara lain :

1) Melestarikan tradisi peninggalan para leluhur yang diturunkan kepada generasi muda, karena upacara bersih dea mengandung nilai-nilai yang bisa dijadikan landasan hidup bagi masyarakat pendukungnya.

2) Upacara bersih desa mengandung arti sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan keselamatan, sehingga masyarakat masih diberikan untuk menikmati hidup. Dan tidak lupa terhadap leluhurnya yang dianggap dapat memberikan perlindungan dan ketentraman sehingga masyarakat dapat melakukan tugas dengan baik.

3) Mohon pengampunan dosa karena telah banyak melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak.

commit to user

bersih desa antara lain:

1) Sebagai pengokohan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang berlaku turun temurun. Karena apabila dicermati upacara bersih desa dapat digunakan sebagai pembinaan sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.

2) Dalam pembangunan dewasa ini upacara tradisional berfungsi sebagai pemrsatu masyarakat dan menumbuhkan kegotong royongan serta solidaritas antar sesama warga sebagai ikatan persaudaraan antar masyarakat sehingga tercipta ketentraman dalam kehidupan.

3) Perlengkapan yang digunakan dalan upacara bersih desa berfungsi

sebagai penolak bala dan permohonan keselamatan. Setiap prosesi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat pada intinya adalah mengajarkan kebaikan. Setiap ajaran mengandung filosofi kehidupan, sehingga berfungsi sebagai pedoman masyarakat untuk melangsungkan hidup. Filosofi kehidupan yang diajarkan mengandung nilai-nilai yang dianggap benar karena sesuai dengan masyarakat, sehingga dilakukan terus-menerus dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Selain itu, upacara yang dilakukan adalah suatu manifestasi wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan keselamatan dan kenikmatan hidup.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Upacara tradisi bersih desa merupakan upacara yang berfungsi sebagai ilmu gaib produktif yang diadakan dalam rangka upacara religiomagis yang sifatnya komunitas, yang berkaitan dengan panen hasil bumi masyarakat sekitar, ungkapan syukur dan dihindarkan dan dilindung dar mara bahaya. Pelasanaan Upacara bersih desa ini berbeda-beda di setiap desanya.

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway di MTs. Ma’arif 7 Bomo Punung Kabupaten Pacita

0 1 8

Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 oleh Guru SD/MI di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 7

KONSEP JIHAD DALAM KONTEKS NEGARA BANGSA (Studi Kasus Aceh Pasca Perjuangan Kemerdekaan)

0 0 14

KONSEP INTEGRASI ILMU GHOYAH DAN ILMU WASILAH DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2012-2013)

0 0 10

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU LANSIA AKTIF DI DESA JETIS SUKOHARJO Maryatun dan Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Surakarta Email: Tun_Maryayahoo.com ABSTRAK - PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU

0 2 6

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9