Persiapan Prosesi

1. Persiapan Prosesi

Tradisi bersih desa Dukutan merupakan kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga masyarakat lingkungan Nglurah. Dalam persiapan sebelum prosesi bersih desa Dukutan, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh masyarakat, antara lain :

commit to user

Dalam mengadakan musyawarah panitia yang terdiri dari Koling, ketua RW, ketua RT dan tokoh masyarakat. Musyawarah yang dilakukan antara lain adalah :

1) Musyawarah untuk merinci dan menetapkan penarikan dana untuk setiap rumah. Dana yang diperlukan untuk bersih desa Dukutan sebagian bersal dari swadaya masyarakat. Beberapa tahun terakhir dana yang harus dikeluarkan setiap rumah untuk keperluan bersih desa Dukutan ini sebesar Rp. 40.000,00.

2) Setelah menetapkan besarnya iuran dana. Panitia mengumpulkan dana dari iuran warga masyarakat. Selain itu dana didapat dari kas RT dan RW, atau juga berasal dari pemerintah daerah setempat melalui lurah, camat bahkan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Karanganyar. Untuk menutup kekurangan pembiayaan Dukutan, panitia mengadakan simpan pinjam uang kas kepada masyarakat dengan jangka waktu tujuh bulan dan harus mengembalikan jumlah uang yang dipinjam dan bunga yang disepakati menjelang Dukutan.

3) Panitia mengumpulkan kembali masyarakat untuk mengadakan musyawarah kembali untuk membahas acara bersih desa Dukutan dan merinci daftar pengeluaran (wawancara dengan Bapak Ridin, 8 Mei 2012).

b. Gotong royong / kerja bakti Sebelum tradisi bersih desa Dukutan dilaksanakan pada hari Minggu masyarakat desa Nglurah bergotong-royong membersihkan tempat untuk melakukan ritual bersih desa Dukutan yaitu di situs Menggung. Di sekitarnya dipasang dengan janur-janur kuning, memasang kajang di gedung serba guna milik desa Nglurah (wawancara dengan Bapak Siman, 8 Mei 2012).

c. Membuat sesaji Sesaji merupakan kelengkapan yang diperlukan dalam ritual atau upacara Dukutan. Pembuatan sesaji biasanya dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan Dukutan. Dalam memperisapkan sesaji untuk ritual Dukutan masyarakat harus

commit to user

dalam pembuatan sesaji adalah jagung dan bahan-bahan dari palawija. Dalam pembuatan sesaji masyarakat juga harus menaati peraturan dan pantangan, karena diyakini apabila tidak ditaati akan merugikan masyarakat Nglurah sendiri. Peraturan-peraturan atau pantangan tersebut antara lain:

1) Orang yang membuat sesaji adalah wanita yang sudah dewasa atau yang sudah menikah.

2) Sebelum memasak orang tersebut harus dalam keadaan suci dan harus mensucikan diri dengan mandi besar dan tidak boleh seorang wanita yang sedang menstruasi.

3) Peralatan dan segala sesuatu yang digunakan untuk memasak harus dalam keadaan bersih

4) Dalam membuat makanan untuk sesaji tidak boleh dicicipi atau dicium karena dianggap memberi makanan sisa kepada danyang.

5) Kayu yang digunakan untuk memasak tidak boleh dilangkahi dan tidak boleh tersampar. Pada saat memasukan juga tidak diperbolehkan menggunakan kaki. Memasukkan kayu bakar kedalam tungku juga harus menggunakan tangan kanan

6) Bahan yang digunakan harus dari jagung. Tidak boleh dari beras, tidak boleh digoreng dengan minyak. Semua makanan hanya boleh dibakar dan direbus.

Seluruh pantangan diatas tidak boleh dilanggar. Menurut cerita dari pemuka adat desa Nglurah “...dulu ada orang yang mencoba mengincipi menjadi perot, maka dari pada itu harus berhati-hati selama menyiapkan bahan-bahan untuk sesaji...” (wawancara dengan Bapak Ridin, 8 Mei 2012).

Setiap keluarga diwajibakan membuat seperangkat sesaji yang terdiri dari dua encek. Sedangkan untuk 2 sesepuh desa dari Nglurah Lor dan Nglurah Kidul membuat perangakat sesaji yang berbeda dengan yang dibuat oleh masyarakat dan lebih banyak jenisnya. Waktu yang diperlukan untuk membuat sesaji adalah dua hari untuk membuatnya. Karena bahan utamanya adalah dari jagung. Untuk membuat jagung menjadi tepung, setelah jagung dibersihkan direndam selama dua

commit to user

Nglurah lebih sering menggunakan alat selep, karena dianggap lebih praktis. Setelah menjadi tepung jagung, sebagian digunakan untuk tumpeng dan sebagian digunakan sebagai pelengkap tumpeng tersebut (wawancara dengan Bapak Ridin,

8 Mei 2012). Setiap rumah diwajibkan untuk membuat seperangkat sesaji yang terdiri dari dua encek. Encek adalah tempat yang dibuat khusus yang digunakan untuk tempat sesaji yang terbuat dari bambu yang dianyam berbentuk segi emat dan bagian tepinya diberi pelepah daun pisang. Isi sesaji itu antara lain:

1) Encek pertama

a) Tumpeng dari nasi jagung ditutup dengan daun pisang.

b) Bakar tempe yang ditusukkan diatas tumpeng

c) Lauk pauk yang terdiri dari bongko, pelas, bothok, sayur ares,

gudangan.

2) Encek kedua

a) Dua sisir pisang

b) Punar

c) Gandik (gandik merah, gandik putih, gandik kuning, dan gandik hitam), catut, untir, lumpangan, alu yang merupakan makanan dari jagung dengan bentuk yang berbeda-beda

d) Reca yang juga terbuat dari jagung yang dibentuk menyerupai arca- arca yang ada di situs Menggung (wawancara dengan Ibu Parto Sentono, 9 Mei 2012).

Sesaji yang dibuat oleh sesepuh desa dan tidak dibuat oleh masyarakat yang nantinya disimpan dalam tinon. Tinon maksudnya niti-niti yang masih muda, dalam hal ini adalah sesaji yang belum pernah diicipi yang nantinya akan dipersembahkan kepada Danyang. Yang membuat sesaji ini biasanya adalah orang yang benar-benar memahami dan mengerti apa saja yang harus dipersiapkan dan biasanya apabila yang membuat sudah meninggal yang meneruskan adalah keturunannya (wawancara dengan Bapak Wagimin, 3 Juni 2012).

commit to user

1) Punar Punar merupakan makanan dari jagung yang diberi warna kuning. Warna merah berasal dari kunyit.

2) Tawonan Hampir sama dengan punar,tetapi tawonan berwarna merah yang berasal dari gula merah.

3) Golong Golong adalah nasi jagung yang dibentuk bulat.

4) Pisang sonomeni Pisang ini telah dikeluarkan isinya, yang dipergunakan adalah kulit pisangnya. Di dalamnya diisi dengan parutan kelapa yang dicampur dengan gula merah, kemudian direbus.

5) Cengkaruk gimbal

Cengkaruk merupakan ketan dengan campuran gula merah.

6) Tumpeng Ricik Tumpeng ricik yaitu tumpeng nasi jagung dengan ukuran yang kecil, berjumlah 5.

7) Bothok, bongko, pelas Bothok adalah terbuat dari campuran daun bawang dengan parutan kelapa dan diberi bumbu kemudian dibungkus dengan daun pisang. Sedangkan bongko terbuat dari kacang kedelai hitam yang dibumbui kemudian dibungkus dengan daun pisang. Pelas terbuat dari kacang cina dibungkus dengan daun pisang.

8) Enthek-enthek yang berupa : Gandik (gandik merah, gandik putih, dandik kuning dan gandik hitam) catut, untir, Makanan yang terbuat dari jagung.

9) Palawija Berupa jagung bakar, talas bakar, ketela bakar, dll.

commit to user

Tumpeng nasi jagung dengan ukuran lebih besar dari tumpeng ricik. Dan dilengkapi dengan gudangan yang terdiri dari sayur-sayuran dan dicampur dengan sambel yang terbuat dari parutan kelapa dan cabai.

11) Sayur ares Sayur ares merupakan sayur yang terbuat dari batang pisang yang paling dalam.

12) Jajan pasar Jajan pasar ini tidak semua orang menyediakan. Yang dimaksud dengan jajan pasra adalah bermacam-macam jajanan yang dibeli dari pasar.

13) Pisang, semua jenis pisang kecuali jenis pisang byok. Dan beberapa perlengkapan yang digunakan untuk ritual antara lain :

kemenyan, lampu jawa, tikar pandan, iket yang diambil dari tinon, air kendi dari sumber, bunga-bungaan.

Semua sesaji yang dibuat oleh sesepuh desa tersebut terdiri dari 12 encek. Sesaji yang dibuat tersebut disimpan dalam tinon dan baru dikeluarkan kembali setelah 5 hari atau sepasar (wawancara dengan Ibu Parto Sentono, 4 Juni 2012).

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway di MTs. Ma’arif 7 Bomo Punung Kabupaten Pacita

0 1 8

Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 oleh Guru SD/MI di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 7

KONSEP JIHAD DALAM KONTEKS NEGARA BANGSA (Studi Kasus Aceh Pasca Perjuangan Kemerdekaan)

0 0 14

KONSEP INTEGRASI ILMU GHOYAH DAN ILMU WASILAH DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2012-2013)

0 0 10

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU LANSIA AKTIF DI DESA JETIS SUKOHARJO Maryatun dan Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Surakarta Email: Tun_Maryayahoo.com ABSTRAK - PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU

0 2 6

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9