Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh menjadi sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu interaksi dan komunikasi. Interaksi yaitu antara peneliti dengan informan. Wawancara ini dilakukan secara mendalam

commit to user

sistematis dan berencana dalam bentuk pertanyaan tercatat kepada informan.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan keterangan dan meminta pendapat dari pihak yang dijadikan sebagai informan, serta untuk lebih memahami obyek penelitian secara cermat dan akurat, sehingga diperoleh kesempurnaan data dan hasil penelitian yang bersifat obyektif (Koentjaraningrat, 1983: 129).

Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum peneliti berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan, maka ada beberapa soal mengenai persipan untuk wawancara yang harus dipecahan terlebih dahulu. Soal itu mengenai: a) seleksi individu untuk diwawancara, b) pendekatan orang yang telah diseleksi untuk diwawancara, c) pengembangan suasana lancar dalam wawancara, serta usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancara (Koentjraningrat, 1983:130).

Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang tidak harus bersifat linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal itu perlu dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhan perlengkapan dan pendalaman data yang diperoleh (Sutopo, 2002:60). Tahapan tersebut meliputi:

a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai Peneliti harus bisa mewawancarai informan yang memang memiliki informasi yang benar, lengkap, dan mendalam. Oleh karena itu sejak awal peneliti perlu memilih dan menentukan informan yang dianggap tepat, dan menentukan kapan, serta dimana wawancara akan dilakukan.

b. Persiapan wawancara Persiapan wawancara ini merupakan pekerjaan rumah peneliti yang kenyataannya sering dilupakan karena tidak dianggap penting. Selain itu peneliti juga perlu membuat rencana mengenai jenis informasi apa saja yang akan digali. Beragam informasi yang akan digali dalam menghadapi seseorang yang akan diwawancarai, perlu disiapkan dalam bentuk tertulis.

commit to user

Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar memahami konteksnya agar suasana wawancara bisa berjalan lancar. Oleh karena itu peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang dihadapinya, dan memberikan kesempatan pada informan untuk mengorganisasikan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga benar-benar terjadi suasana yang santai.

d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap santai tetap lancar. Peneliti jangan banyak memotong pembicaraan, dan berusaha menjadi pendengar yang baik tetapi kritis. Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar lebih banyak dalam kelancaran prosesnya. Disini peneliti tetap menjaga pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam, dan mampu mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamannya, selama tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informannya.

e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produktivitasnya.

Terdapat pembagian wawancara, sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang ahli, yaitu: “Secara garis besar, ada dua macam teknik wawancara, yaitu : wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur” (HB. Sutopo, 2002: 58). Kedua macam teknik wawancara dapat dijabarkan sebagai berikut : Pertama yaitu wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Kreativitas dari peneliti sangat diperlukan dalam teknik ini, bahkan hasil wawancara dengan jenis teknik ini lebih banyak tergantung dari peneliti. Wawancara ini dilakukan dengan cara tanya-jawab sambil bertatap-muka antara pewawancara dan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Kedua yaitu wawancara terstruktur yaitu wawancara yang disusun secara terperinci sehingga peneliti hanya membubuhkan tanda check pada nomor yang sesuai. Masalah ditentukan oleh

commit to user

diharapkan menjawab dalam bentuk informasi yang sesuai dengan kerangka kerja peneliti. Jenis wawancara terstruktur dilakukan dam waktu yang relatif singkat apabila dibandingkan dengan wawancara tidak terstruktur.

Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana dan tidak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut para subyeknya mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara berencana dilakukan terhadap informan yang diseleksi, sedangkan wawancara tidak berencana dilakukan dengan orang yang peneliti jumpai secara kebetulan.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena data yang diperoleh dari observasi merupakan hasil pengamatan/penyelidikan yang dilakukan secara sistematis baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi khusus terhadap kegiatan yang terjadi. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data-data dari sumber data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar. Sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli, bahwa “Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya” (Burhan Bungin, 2008: 115). Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Spardley dalam Sutopo (2002:65) “Observasi dapat dibagi menjadi observasi tak berperan dan observasi berperan yang terdiri dari berperan pasif, berperan aktif dan berperan penuh”. Agar lebih terperinci, maka akan dijelaskan sebagai berikut:

commit to user

Dalam observasi ini, peran peneliti tidak diketahui oleh subyek yang diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengan jarak jauh untuk mengamati perilaku seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi tertentu dengan memilih tempat khusus yang berada di lokasi tetapi di luar perhatian kelompok yang diamati.

b. Observasi berperan Dalam observasi ini, peneliti mendatangi lokasi yang digunakan sebagai obyek penelitian sehingga kehadirannya diketahui oleh pihak yang diamati.

1) Observasi berperan pasif

Observasi ini dalam penelitian kualitatif juga disebut dengan observasi langsung. Observasi ini akan dilaksanakan secara formal maupun informal, untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi di tempat penelitian.

2) Observasi berperan aktif

Peneliti memainkan berbagai peran yang memungkinkan berada dalam situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti tidak hanya berperan dalam bentuk dialog yang mengarah pada pendalaman dan kelengkapan data tetapi juga dapat mengarahkan peristiwa yang sedang dipelajari demi kemantapan data.

3) Observasi berperan penuh

Peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar- benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya dan peran peneliti tidak bersifat sementara sehingga peneliti tidak hanya mengamati tetapi bisa berbuat sesuatu dan berbicara.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung atau observasi berperan pasif dengan mendatangi lokasi yang menjadi obyek penelitian yaitu di Desa Nglurah Kecamatan Tawangmangu untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi yang ada sehingga mendapatkan kebenaran dan melihat kenyataan yang terjadi.

commit to user

Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Dokumen sangat berguna untuk memahami aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok manusia tertentu, yang faktanya tersimpan di dalam berbagai dokumen tersebut. Dokumen digunakan peneliti sebagai salah satu sumber data karena dokumen sebagai data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan suatu keadaan. Sebagaimana dinyatakan oleh ahli: “ pada intinya metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.” (Burhan Bungin, 2008: 121).

Menurut Yin dalam H.B Sutopo (2002;70) analisis dokumen disebut sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah menganalisis dokumen dan arsip tentang tradisi bersih desa Nglurah Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, dengan cara mengamati, mencatat dan menyimpulkan dari apa yang tersirat dan tersurat dalam setiap dokumen serta arsip yang menjadi sumber data. Informasi dari metode ini dapat ditemui buku, dokumen pemerintah maupun swasta, dan data-data dari arsip tertulisa yang relevan dengan Tradisi bersih desa Dukutan.

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan

1 1 6

Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway di MTs. Ma’arif 7 Bomo Punung Kabupaten Pacita

0 1 8

Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 oleh Guru SD/MI di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 7

KONSEP JIHAD DALAM KONTEKS NEGARA BANGSA (Studi Kasus Aceh Pasca Perjuangan Kemerdekaan)

0 0 14

KONSEP INTEGRASI ILMU GHOYAH DAN ILMU WASILAH DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2012-2013)

0 0 10

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU LANSIA AKTIF DI DESA JETIS SUKOHARJO Maryatun dan Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Surakarta Email: Tun_Maryayahoo.com ABSTRAK - PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGELOLAAN POSYANDU

0 2 6

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9