Faktor Eksternal

2. Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor peluang dan ancaman dari strategi pengembangan agribisnis belimbing dewa di Kota Depok. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat diperoleh faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengembangan agribisnis belimbing dewa di Kota Depok yaitu :

a. Peluang Faktor peluang adalah bagian dari faktor eksternal. Faktor- faktor tersebut dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan agribisnis belimbing dewa di Kota Depok. Potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, peluang tersebut terdiri dari :

1. Budaya masyarakat back to nature

Seiring tren back to nature berkembang di masyarakat menyebabkan banyak masyarakat yang telah menyadari arti penting kesehatan, oleh karena itu masyarakat lebih memilih makanan alami yang menjamin kandungan-kandungan gizinya. Buah belimbing dewa dapat menjadi salah satu pilihan yang cukup diminati, karena mengandung banyak kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Sehingga saat ini, masyarakat tidak sekedar memilih buah yang segar, tetapi juga memiliki kandungan gizi yang tinggi serta memiliki khasiat untuk kesehatan. Keadaan inilah yang menjadi salah satu peluang dalam pengembangan agribisnis belimbing dewa di Kota depok.

2. Potensi alam yang sangat sesuai untuk budidaya belimbing dewa Salah satu kunci keberhasilan usaha di bidang pertanian adalah pemilihan komoditas, selain itu penentuan lokasinya juga ikut

menentukan

perkembangan

selanjutnya. Lokasi pengembangan agribisnis belimbing dewa di Kota Depok sangat sesuai dengan kebutuhan tanaman belimbing dewa untuk tumbuh.

commit to user

ditanami belimbing.

Berdasarkan hasil wawancara belimbing varietas dewa yang di tanam di Kota Depok memiliki memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan buah belimbing dewa yang di tanam di daerah lain, padahal semua prosedur penanaman sudah sama dengan SOP (Standart Operational Procedure) yang sudah diterapkan di Kota Depok namun rasanya tetap berbeda dengan buah belimbing dewa yang ditanam di Kota Depok. Hal ini menjadi salah satu peluang dalam pengembangan agribisnis belimbing dewa di Kota Depok.

3. Permintaan belimbing dewa yang semakin meningkat Semakin berkembangnya zaman juga menyebabkan perubahan pola pikir masyarakat yang mulai sadar akan arti penting kesehatan. Buah belimbing dewa selain rasanya yang segar tetapi juga memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Khasiat belimbing dewa sendiri yaitu obat herbal penurun darah tinggi/hipertensi, kencing manis, nyeri lambung, dll.

Buah belimbing dewa dapat dijadikan alternatif sebagai pilihan buah yang diminati. Hal ini menyebabkan permintaan buah belimbing dewa semakin meningkat, permintaan yang datang baik dari pasar lokal maupun pasar internasional. Buah belimbing dewa sangat diminati di daerah timur tengah karena rasanya yang segar serta kandungan airnya yang banyak jadi sangat cocok untuk di konsumsi di daerah gurun yang sangat panas. Ini menjadi peluang yang baik bagi pengembangan agribisnis belimbing dewa kedepannya.

4. Perkembangan teknologi

Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang. Teknologi bukan hanya mencakup penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga

commit to user

mengerjakan suatu pekerjaan. Perkembangan teknologi juga berlangsung di bidang agribisnis. Kondisi ini menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong perkembangan agribisnis belimbing dewa di Kota Depok.

Teknologi budidaya yang diterapkan di Kota Depok menurut Dinas Pertanian Kota Depok sama saja dari tahun ke tahun, mungkin yang dikembangkan selama ini adalah alat pembungkus buah yang digunakan. Penelitian mengenai alat pembungkus buah dilakukan karena karbon yang saat ini digunakan sebagai pembungkus mulai sulit untuk ditemukan di pasaran dan mengembangkan irigasi tetes yang saat ini baru diterapkan di Kecamatan Sawangan sebagai kecamatan terpilih dalam program primatani.

Teknologi pengolahan hasil yang digunakan untuk pengolahan sudah baik, karena pemeintah pun juga memberikan bantuan perlatan pengolahan, serta pemerintah juga ikut serta membangun pabrik pengolahan yang peralatannya sudah modern, namun sampai saat ini pabrik tersebut belum beroperasi.

5. Pasar yang masih terbuka

Konsumen buah belimbing dewa segar lebih banyak berada di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Hal ini disebabkan karena harga belimbing ini sendiri yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan buah lain dan juga belimbing dewa dalam perkilo hanya berjumlah sedikit serta buah belimbing juga tidak termasuk buah meja seperti pisang, jeruk, dan buah-buah yang lain.

Permintaan buah belimbing dewa yang tinggi di kota-kota besar tidak lepas dari tingkat pendapatan yang relatif tinggi di banding penduduk di kota-kota kecil dan gaya hidup yang sehat. Selain permintaan dari daerah-daerah di Indonesia, buah belimbing dewa juga mempunyai permintaan dari luar Indonesia yaitu dari

commit to user

Tengah yaitu dari Abu Dhabi. Permintaan dari luar negeri sampai sekarang belum dapat terpenuhi karena produksi buah belimbing yang masih belum mencukupi untuk melakukan eksport ke negara lain dan juga karena permintaan pasar lokal yang tinggi serta maraknya alif fungsi lahan di Kota Depok yang sangat berpengaruh berkurangnya lahan pertanian.

Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, belimbing dewa juga menjadi bahan baku untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman. Berkembagnya industri pengolahan belimbing dewa ternyata membuka peluang bagi pemasaran belimbing dewa yang cukup menjajikan.

b. Ancaman Faktor ini merupakan bagian dari faktor eksternal, faktor tersebut dianggap sebagai ancaman yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan agribisnis belimbing dewa di kota Depok. Faktor- faktor tersebut harus dihindari dan diusahakan upaya penanggulangannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Ancaman tersebut terdiri dari :

1. Faktor Perubahan Iklim

Faktor perubahan iklim sangat berpengaruh nyata dalam budidaya belimbing dewa. Saat ini dimana karena dampak dari pemanasan global dimana musim hujan dan musim kemarau menjadi tidak menentu. Pengaruh itu sangat berpengaruh apabila yang seharusnya sudah memasuki musim kemarau namun hujan masih saja turun dan menyebabkan tanaman belimbing yang sedang berbunga menjadi rontok karena terkena hujan, jika bunganya banyak yang rontok maka buah belimbing yang dihasilkan juga sedikit jumlahnya.

commit to user

Pada saat panen raya yaitu bulan Desember sampai Januari selain buah belimbing dewa buah lain juga panen sehingga ini berdampak juga terhadap penjualan belimbing dewa. Harga buah belimbing dewa yang relatif lebih mahal di banding buah lain seperti mangga, duku, pepaya, pisang, dll menjadikan konsumen lebih memilih buah yang lain yang memiliki harga lebih murah dan jumlah perkilogramnya juga lebih banyak sehingga dapat dinikmati oleh seluruh keluarga. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi pemasaran belimbing dewa.

3. Semakin berkurangnya lahan pertanian

Pesatnya pembangunan yang terjadi di Kota Depok ternyata memiliki dampak yang kurang baik terhadap pertanian disana. Semakin maraknya pembanguan baik untuk perumahan, pusat pembelanjaan dan lain hal ternyata berdampak pada keberadaan lahan pertanian, akibatnya banyak lahan pertanian yang beralih fungsi ke non pertanian. Hal ini jelas sangat mengancam keberadaan pertanian di Kota Depok.