Metode Penentuan Sampel penelitian

B. Metode Penentuan Sampel penelitian

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive, yaitu penentuan daerah diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian dilakukan di Kota Depok, karena Kota Depok merupakan salah satu kota yang memiliki letak sangat strategis untuk dijadikan sebagai salah satu sentra hortikultura. Wilayah Kota Depok sangat strategis karena mengingat dekat dengan daerah pemasaran yaitu daerah Jakarta dan sekitarnya. Kondisi iklim dan kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman belimbing dewa juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitianan. Kota Depok merupakan daerah penghasil buah belimbing dewa terbesar di Provinsi Jawa barat dengan produktivitas 50.051 kwintal pada tahun 2009 dari jumlah tanaman belimbing dewa sebanyak 36.228 pohon seperti pada Tabel 3.

commit to user

dan Kota Di Jawa Barat

Produksi (Kwintal)

1 KOTA DEPOK

Sumber : Dinas Pertanian Jawa Barat Kecamatan yang terpilih menjadi lokasi penelitian di Kota Depok adalah Kecamatan Pancoran Mas. Menurut Dinas Pertanian Kota Depok (2007), Keacamatan Pancoran Mas merupakan kecamatan penghasil Belimbing Dewa terbesar di Kota Depok. Data yang tertera pada Tabel 5 menggambarkan bahwa luas areal yang telah diusahakan Kecamatan Pancoran Mas paling tinggi bila dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota Depok. Dengan demikian, peluang pengembangan agribisnis belimbing dewa masih terbuka lebar.

Pada Tabel 4 juga dapat diamati tingkat produksi dan produktivitas tanaman belimbing di enam kecamatan Kota Depok. Rata- rata produktivitas tanaman belimbing pada tahun 2009 adalah sebesar 160 kilogram per pohon per tahun. Jumlah tersebut masih jauh dari yang

diharapkan oleh Dinas Pertanian Kota Depok yang saat ini mengupayakan untuk meningkatkan produksi belimbing menjadi lebih dari 200 kilogram per pohon per tahun Tabel 4. Luas Areal, Populasi, Produksi dan Produktivitas Tanaman

Belimbing di Enam Kecamatan di Kota Depok Tahun 2009

Kecamatan

Luas Areal yang Telah

Tanaman Produksi

(Pohon)

Produksi (Kuintal)

Rata-rata Produktivitas Kg/Pohon/ Tahun

Pancoran Mas

Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok (2010)

commit to user

2. Metode Pengambilan Informan Kunci

Penentuan Menurut Bungin (2005) penelitian kualitatif lebih terfokus pada representasi terhadap fenomena sosial sehingga prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informasi kunci (Key Information) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memilih sampel atau informan kunci lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive).

Sampel yang digunakan (informan kunci) yaitu berdasarkan bahan pertimbangan bahwa informan kunci tersebut merupakan orang yang ahli dengan kriterian dalam penguasaan terhadap objek penelitian. Kriteria ahli tersebut berarti responden tersebut masih aktif, berpengalaman dan dianggap benar-benar mengetahui obyek penelitian. Responden digunakan pada setiap subsitem agribisnis belimbing dewa adalah sebagai berikut:

1. Petani belimbing dewa yaitu terdiri dari 3 responden dimana petani tersebut dipilih sebagai ahli karena telah memiliki pengalaman budidaya lebih dari 10 tahun dalam budidaya belimbing dewa.

2. Penyedia sarana produksi terdiri dari 3 responden, dimana 2 petani disini juga merangkap sebagai penyedia sarana produksi. Penyedia sarana produksi disini dipilih sebagai ahli karena mempunyai pengalaman lebih dari 5 tahun.

3. Agroindustri pengolahan terdiri dari 2 responden dan pengalaman mereka dalam usaha pengolahan belimbing dewa lebih dari 5 tahun.

4. Pedagang besar belimbing dewa terdiri dari 3 responden. Pemilihan sebagai karena pedagang pengumpul lebih dari 10 tahun.

5. Pemerintah Kota Depok terdiri dari 2 responden yaitu yang berasarl dari Dinas Pertanian Kota Depok yaitu ibu Karwati dan yang berasal dari DESPERINDAG Kota Depok yaitu Ibu Ema Komariah.

commit to user