Elastisitas Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo

3. Elastisitas Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo

Derajat kepekaan dari fungsi permintaan terhadap perubahan harga dapat diketahui dengan melihat dari nilai koefisien regresi dari masing- masing variabel bebasnya. Salah satu ciri menarik dari model logaritma berganda ini adalah bahwa nilai koefisien regresi bi merupakan nilai elastisitas. Pada model fungsi permintaan yang menggunakan persamaan logaritma berganda, nilai elastisitas ditunjukkan oleh koefisien regresi dari masing-masing variabel bebasnya. Hasil analisis elastisitas permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Nilai Elastisitas Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo

Variabel

Nilai Elastisitas

Harga

Silang

Pendapatan Harga Ikan Lele

Harga Ikan Nila Merah

Harga Ayam Ras

Harga Beras

Pendapatan perkapita 0,537 Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder

Nilai elastisitas permintaan tersebut dapat dijelaskan berikut ini :

a. Elastisitas Harga

Berdasarkan hasil analisis diketahui besarnya elastisitas harga ikan lele sebesar 1,338. Nilai elastisitas bertanda negatif menunjukkan bahwa variabel harga ikan lele memiliki hubungan yang terbalik dengan Berdasarkan hasil analisis diketahui besarnya elastisitas harga ikan lele sebesar 1,338. Nilai elastisitas bertanda negatif menunjukkan bahwa variabel harga ikan lele memiliki hubungan yang terbalik dengan

berkebalikan antara harga barang dengan jumlah permintaan. Nilai elastisitas harga yang lebih dari satu menandakan bahwa permintaan ikan lele bersifat elastis, yang artinya presentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar dari perubahan harga. Hal ini biasa terjadi pada barang-barang yang memiliki banyak subtitusi, seperti ikan lele mengingat banyaknya subtitusi sumber protein hewani yang mudah ditemukan.

b. Elastisitas silang

Elastisitas silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah barang yang mempengaruhi harga produk lainnya. Besarnya elastisitas silang dari harga ikan nila merah adalah 0,475. Artinya jika harga ikan nila merah naik 1% maka permintaan ikan lele akan naik sebesar 0,475%, begitu juga sebaliknya. Tanda positif pada nilai elastisitasnya menunjukkan bahwa ikan nila merah merupakan barang subtitusi dari ikan lele.

Nilai elastisitas silang dari harga daging ayam ras adalah sebesar 0,623. Hal ini berarti jika harga daging ayam ras naik 1%, maka permintaan ikan lele akan naik sebesar 0,623%, begitu juga sebaliknya. Tanda positif pada nilai elastisitas menunjukkan bahwa daging ayam ras merupakan barang subtitusi dari ikan lele. Besarnya elastisitas silang dari harga beras adalah 0,745. Hal ini berarti jika harga beras naik sebesar 1% maka permintaan ikan lele akan naik sebesar 0,745%, begitu juga sebaliknya. Tanda positif pada nilai elastisitas menunjukkan bahwa beras bukan merupakan barang komplementer dari ikan lele.

c. Elastisitas Pendapatan

Berdasarkan hasil analisis diketahui besarnya elastisitas pendapatan adalah 0,537, yang berarti bahwa jika terjadi kenaikan

Angka elastisitas pendapatan bertanda positif menunjukkan bahwa ikan lele termasuk barang normal, artinya jika pendapatan penduduk naik

maka permintaan ikan lele akan meningkat. Namun nilai koefisien yang lebih dari nol kurang dari satu ini menjelaskan bahwa perubahan jumlah permintaan memiliki proporsi yang lebih kecil daripada proporsi kenaikan pendapatan.

Tabel 26 menunjukkan bahwa ikan lele di Kabupaten Sukoharjo merupakan barang normal, sebagai bahan pangan umum diantara bahan pangan yang lain. Permintaan dan harga ikan lele tidak terlalu ada kaitannya dengan harga ikan nila merah, daging ayam rasa dan beras yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas masing-masing komoditas tersebut lebih kecil dari nilai elastisitas ikan lele. Nilai elastisitas pendapatan juga lebih kecil dari nilai elastisitas ikan lele. Jadi ikan lele sebagai bahan pangan di Kabupaten Sukoharjo relatif kurang responsif terhadap perubahan determinan ekonomi.