Bentuk dan Strategi Penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk penelitian

Bentuk penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan karya ilmiah yang menggunakan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang-orang atau perilaku yang dapat diamati terhadap status kelompok orang atau manusia, suatu obyek, dan suatu kelompok kebudayaan (Lexy J. Moleong 1991:3). Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, dan masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak (Hadari Nawawi, 1995:63).

Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah (a) memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang aktual, (b) menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki, diiringi dengan interpretasi nasional (Hadari Nawawi, 1995:64). Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian: suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proporsi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris (Lexy J. .Moelong, 1991: 9). Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian deskriptif kualitatif merupakan suatu cara dalam meneliti peristiwa masa sekarang dengan mendasarkan pada suatu teori yang diujikan kembali dan menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang tertentu atau perilaku yang diamati dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.

2. Strategi penelitian

Ditinjau dari inti masalah yang diselidiki, teknik, alat yang digunakan, serta tempat dan waktu penelitian yang dilakukan, penelitian deskriptif kualitatif terdiri atas beberapa jenis dan diantaranya adalah studi kasus. Studi kasus merupakan strategi penelitian yang fokus permasalahanya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata, dimana batasan antara fenomena dengan konteks tersebut tidak jelas, sehingga perlu banyak sumber-sumber fakta (Robert.K.Yin, 2000)

Moh.Nazir (1983:66) berpendapat studi kasus atau penelitian kasus (case study ) adalah penelitian tentang status subyek penelitian dan yang dimaksud dengan etnografis adalah usaha untuk menguraikan kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan.

Strategi peneltian yang digunakan adalah studi kasus terpancang tunggal. Menurut Yin penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang menyelidiki sebuah fenomena aktual yang terjadi dalam konteks kehidupan, sehingga diperlukan banyak sumber-sumber fakta (Robert.K.Yin, 1987 : 23). Penelitian ini menggunakan studi kasus karena penelitian ini mengkaji mengenai pengembangan pariwisata yang dilakukan terhadap Keraton Kasunanan Surakarta, serta pengaruh atau manfaat yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata tersebut terhadap masyarakat di sekitarnya. Menurut Hermawan Wasito (1993:70) dalam studi kasus, penelitian dilakukan terhadap satu aspek tertentu yang telah ditentukan. Menggunakan studi kasus terpancang karena variabel yang menjadi permasalahan telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. Terpancang tunggal karena dalam penelitian ini peneliti terarah pada satu karakteristik, artinya penelitian ini hanya dilakukan pada satu sasaran. Sasaran penelitian adalah meneliti kegiatan kepariwisataan di Keraton Kasunanan Surakarta. Menurut Sutopo pada penelitian terpancang peneliti sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya (Sutopo, 2002:112). Dalam penelitian ini sasaran yang akan diteliti sudah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan dengan mengambil aspek yaitu Strategi peneltian yang digunakan adalah studi kasus terpancang tunggal. Menurut Yin penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang menyelidiki sebuah fenomena aktual yang terjadi dalam konteks kehidupan, sehingga diperlukan banyak sumber-sumber fakta (Robert.K.Yin, 1987 : 23). Penelitian ini menggunakan studi kasus karena penelitian ini mengkaji mengenai pengembangan pariwisata yang dilakukan terhadap Keraton Kasunanan Surakarta, serta pengaruh atau manfaat yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata tersebut terhadap masyarakat di sekitarnya. Menurut Hermawan Wasito (1993:70) dalam studi kasus, penelitian dilakukan terhadap satu aspek tertentu yang telah ditentukan. Menggunakan studi kasus terpancang karena variabel yang menjadi permasalahan telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. Terpancang tunggal karena dalam penelitian ini peneliti terarah pada satu karakteristik, artinya penelitian ini hanya dilakukan pada satu sasaran. Sasaran penelitian adalah meneliti kegiatan kepariwisataan di Keraton Kasunanan Surakarta. Menurut Sutopo pada penelitian terpancang peneliti sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya (Sutopo, 2002:112). Dalam penelitian ini sasaran yang akan diteliti sudah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan dengan mengambil aspek yaitu