Penyamakan Kulit

5) Penyamakan Kulit

Proses penyamakan banyak menggunakan air sebagai pelarut maupun sebagai pembersih. Air bekas proses penyamakan akan terbuang sebagai limbah cair. Kandungan pulutan dalam limbah cair tersebut antara lain bahan kimia pembantu proses, lemak, protein dan bahan organik lainnya dari kulit dan daging, dan padatan (kotoran dari lokasi kerja, bulu, serpihan kulit dan daging).

Disamping menghasilkan limbah cair, usaha penyamakan juga menghasilkan limbah padat. Limbah padat yang dihasilkan banyak mengandung serpihan kulit dan daging, bulu, garam, kotoran dll. Limbah cair dan padat pada usaha ini dihasilkan dari berbagai sumber (unit proses) dan setiap sumber yang ada akan menghasilkan limbah dengan karakteristik yang berlainan. Limbah yang dihasilkan di Sentra Industri Kulit Magetan berasal dari berbagai sumber dengan karakteristik yang berlainan, dengan demikian langkah modifikasi proses dan teknik pemilahan/pengelompokan dan pencampuran limbah dapat dilakukan untuk memodifikasi sistem

commit to user

dengan biaya pengolahan yang minimal. Limbah dari berbagai sumber yang mempunyai karakteristik hampir sama dapat dikelompokan menjadi satu untuk menentukan treatment awal, kemudian limbah dari sumber lainnya dapat digabungkan untuk diolah bersama dalam satu IPAL terpadu.

Gambar 10. IPAL LIK Kecamatan Magetan

Sumber : Dokumentasi Penulis

Untuk meminimalisasi jumlah limbah yang diolah dan disain IPAL, pemilahan terhadap limbah yang tidak mengandung poutan sangat diperlukan. Disamping itu perlu juga dihindari terjadinya pengenceran limbah oleh air hujan selama di saluran menuju IPAL. Sistem pengolahan air limbah (IPAL) industri kulit dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Langkah pertama dilakukan pengeompokan limbah dari sumber yang mempunyai karakteristik berdekatan untuk pre-treatment terlebih dahulu (terutama limbah yang mengandung krom). Limbah ini disalurkan dalam satu saluran menuju sumur pengumpul limbah. Diujung depan dari saluran limbah harus dipasang screen, yang berfungsi untuk menahan limbah padat. Unit pre-treatment limbah di setiap industri diperluka, hal ini untuk menjaga agar beban pengolahan di IPAL terpadu tidak terlalu berat. Unit pre-treatment disetiap industri

commit to user

lemak/minyak dan untuk netralisasi limbah.

b) Dari sumur pengumpul, limbah dipompa menuju pat-pit untuk pemisahan lemak dan minyak yang terkandung di dalam limbah. Minyak yang terpisah dikeluarkan dari system. Limbah cair yang mengandung krom dan telah bersih dari inya ditreatment menggunakan fero sulfat untuk mengendapkan kandungan krom yang ada. Lumpur yang kaya endapan krom ini dipisahkan dengan menggunakan klarifier. Cairan dari klarifier dimasukan ke tangki equalisasi untuk dicampur dengan limbah lain yang tidak mengandung krom. Diharapkan setelah pre-treatment, kedua kelompok limbah ini akan mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda, yaitu limbah yang kaya akan bahan organik. Namun karena kondisi keasaman tidak stabil, diperlukan unit netralisasi terlebih dahulu sebelum disalurkan ke IPAL terpadu.

c) Setiap industrI diwajibkan mempunyai flow rate limbah yang akan disalurkan ke IPAL terpadu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah limbah yang dihasilkan yang akan digunakan sebagai dasar pembayaran tarif ke pengelola IPAL terpadu.

d) Limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu dikontrol karakteristiknya terlebih dahulu. Hal ini untuk menjaga agar limbah yang masuk ke IPAL mempunyai karakteristik yang stabil. Jika karakteristik limbah tersebut berfluktuasi terlampau besar akan menjadikan beban kerja IPAL berat, bahkan dapat mematikan mikroba yang bekerja di IPAL tersebut.

e) Setelah dilakukan control karakteristik, limbah masuk ke IPAL terpadu

f) Tahap pertama IPAL terpadu adalah tangki equalisasi. Tangki ini berfungsi untuk menstabilkan karakteristik limbah yang akan diproses. Disamping itu tangki ini juga berfungsi sebagai penampungan sementara, yang mana limbah dari tangki equalisasi dipompa ke unit- unit berikutnya agar aliran stabil. Hal ini untuk menjaga kestabilan

commit to user

kontrol.

g) Dari tangki equalisasi limbah diproses kimia (flokulasi-koagulasi) untuk pembentukan flok-flok. Setelah pembentukan flok selesai maka flok tersebut di endapkan secara fisika agar padatan dan suspended solid yang ada dalam limbah terpisahkan secara sempurna. Padatan yang terkumpul di bagian dasar tangki pengendap dipompa untuk dipadatkan dan dikeringkan, sedangkan cairan bagian atasnya dilakukan proses biologis untuk menurunkan kadar COD dan BOD limbah.

h) Proses biologis yang dapat diterapkan adalah dengan proses lumpur aktif yang sudah banyak diterapkan pada system-sistem pengolahan limbah. Dimana sebagian lumpur yang telah dipisahkan direcycle kembali ke tangki earasi untuk proses pengolahan limbah ini.

i) Setelah proses biologis lumpur aktif selesai, maka lumpur dipisahkan secara fisika dengan menggunakan tangki pengendapan. Cairan yang telah memenuhi baku mutu lingkungan dapat dibuang ke saluran limbah yang terseda atau dapat juga ditambahkan satu unit alat filter air untuk meningkatkan kualitasnya yang selanjutnya air tersebut dapat digunakan sebagai air proses produksi lagi.

j) Lumpur aktif yang terpisahkan dapat digunakan sebagai media tanam tumbuhan dengan dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu.