Dampak Meningkatnya Pendapatan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011

4. Dampak Meningkatnya Pendapatan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011

Pendapatan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh penduduk dari hasil penjualan barang hasil produksi (sepatu, tas, jaket, ikat pinggang, dompet). Pekerjaan pokok dari pengusaha kerajinan kulit adalah menghasilkan produk-produk kerajinan dari bahan kulit. Satuan yang digunakan untuk mengetahui pendapatan adalah dihitung secara bulanan, karena pendapatan yang diperoleh para pengusaha

commit to user

yang melayani secara eceran, sehingga perlu dibulatkan menjadi bulanan.

Pendapatan rata-rata pengusaha yang diperoleh dari industri kerajinan kulit adalah seluruh penjualan produk kulit dikurangi biaya produksi. Biaya produksi sendiri terdiri dari pembelian bahan baku, pembelian bahan pelengkap, dan upah tenaga kerja.

Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh pengusaha dari nilai produksi dikurangi dengan biaya produksi. Dasar perhitungang pendapatan bersih dari usaha kerajinan kulit adalah sebagai berikut : Pendapatan bersih pengusaha dapat dicari dari : total hasil penjualan produksi dikurangi total biaya proses produksi (bahan baku, upah tenaga kerja, dan bahan pelengkap lainnya)

Tabel 32. Pendapatan Bersih Pengusaha Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011

Pendapatan

(Rp)

Jumlah Unit Usaha (Orang)

Rp 1.000.000,00 – < Rp 5.000.000,00

16

Rp 5.000.000,00 – < Rp 10.000.000,00

14

Rp 10.000.000,00 – < Rp

15.000.000,00

Rp 15.000.000,00 – < Rp

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Menurut penuturan pengusaha kerajinan kulit selama menjalani usaha ini pendapatannya meningkat karena bila dilihat dari segi keuntungan lumayan besar. Sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk biaya sekolah dan kuliah serta kebutuhan lainnya. Menurut tabel diatas bahwa pendapatan bersih pengusaha kerajinan kulit paling banyak diterima

commit to user

keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan..

Rata- rata pendapatan yang dinyatakan dalam rupiah/kapita/bulan adalah Rp 3.800.000,00 kapita/bulan

Besar kecilnya pendapatan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dipengaruhi oleh banyaknya relasi dan kualitas produk kulit yang dihasilkan, karena kualitas produk kulit yang bagus mempengaruhi banyak sedikitnya pembeli. Dengan besarnya pendapatan per kapita yang cukup tinggi yaitu Rp 3.800.000.00 maka dapat disimpulkan bahwa pengusaha kerajinan kulit berhasil memasarkan hasil produksinya ke berbagai kota sehingga dapat mengembalikan modal dan mendapat keuntungan yang besar.

Tabel 33. Besar Pendapatan Tenaga Kerja Per Bulan di Sentra Industri Kerajinan

Kulit Kecamatan Magetan Tahun 2011

No

Besarnya Pendapatan

Jumlah Tenaga Kerja (Jiwa)

1 Rp 200.000,00 - < Rp 300.000,00

11

2 Rp 300.000,00 - < Rp 400.000,00

17

3 Rp 400.000,00 - < Rp 500.000,00

13

4 Rp 500.000,00 - < Rp 600.000,00

Jumlah

50

Sumber : Data Primer, Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar tenaga

kerja di sentra kerajinan kulit Kecamatan Magetan berpenghasilan Rp

commit to user

berpenghasilan Rp 500.000,00 - <Rp 600.000,00 hanya 9 tenaga kerja. Direktorat Pengupahan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk penetapan UMRD Kabupaten Magetan Tahun 2011 Rp 650.000,00 sesuai ketentuan dalam UU No.13/2003, penetapan upah minimum diarahkan pada pencapaian upah layak. Upah pencapaian dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. kriteria hidup layak adalah rumah permanen, tersedianya air bersih, jamban, kebutuhan sandang, kebutuhan pangan tercukupi, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan rekreasi.

Kebijakan upah minimum adalah salah satu strategi pemerintah menanggulangi kemiskinan, dengan menghitung kebutuhan dasar, seperti : pangan, sandang, dan perumahan sekaligus sebagai jarring pengaman social dengan menghitung kebutuhan pendidikan dasar dan jasa transportasi. Menurut UU No.13/2003, upah minimum diarahkan pada pencapaian hidup layak dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Kebutuhan Hidup Layak (KHL) adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang pekerja atau buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik maupun social, untuk satu bulan.

Dengan demikian seluruh tenaga kerja di sentra kerajinan kulit Kecamatan Magetan mendapatkan penghasilan di bawah UMRD Kabupaten Magetan Yaitu Rp 650.000.00.

commit to user

Tahun 2011

No

Asal Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas bahwasanya total tenaga kerja upahan yang terlibat dalam industri ini adalah 427 orang. Tenaga kerja yang terserap dalam industri kerajinan kulit tidak hanya berasal dari Kecamatan Magetan saja tetapi juga berasal dari Kacamatan lain di sekitar Kecamatan Magetan. Sebagian besar asal tenaga kerjanya berasal dari Kecamatan Magetan sebanyak 281 orang dari keseluruhan, dan paling sedikit berasal dari Kecamatan Mangkujayan sebanyak 1 orang dari keseluruhan tenaga kerja. Sentra kerajinan kulit berada di Kecamatan Magetan namun industri tersebut mampu menyerap begitu banyak tenaga kerja, hal ini disebabkan karena sebagian besar proses dan tahap-tahap pembuatan produk kerajinan kulit masih menggunakan tenaga manusia dan sebagian besar unit usaha belum bisa mendatangkan mesin-mesin produksi yang lebih canggih. Sebagian besar pengusaha juga berpendapat bahwa produk yang telah dibuatnya saat ini atau yang dibuat dengan tangan memiliki kualitas dan nilai yang lebih baik daripada buatan mesin.

commit to user