Faktor Produksi Yang Mendukung Keberadaan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Tahun 2011

a. Faktor Produksi Yang Mendukung Keberadaan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Tahun 2011

1) Modal Terdapat dua jenis modal, yaitu modal tetap dan modal uang.

Modal tetap meliputi segala peralatan dan bangunan yang digunakan dalam proses produksi. Modal uang adalah sejumlah uang yang khusus dialokasikan oleh pengusaha untuk menjalankan usahanya. Modal usaha yang digunakan dalam industri kerajinan kulit berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman bank dan koperasi. Dalam penelitian ini penulis hanya mengkaji modal awal dalam bentuk uang, dan modal tetap dalam bentuk peralatan press kulit, gunting , serta alat cetak kulit.

Tabel 24. Komposisi Pengusaha Menurut Modal di Kecamatan Magetan Tahun 2011

No

Modal Usaha

Jumlah Pengusaha (Orang)

1 < Rp 5.000.000,00

2 Rp 5.000.000,00 – < Rp 10.000.000,00

11

3 Rp 10.000.000,00 – < Rp 15.000.000,00

4 Rp 15.000.000,00 – < Rp 20.000.000,00

commit to user

Jumlah

34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa modal mayoritas pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011 menggunakan modal RP 5.000.000,00 – < Rp 10.000.000,00 sebanyak 11 pengusaha dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Sedangkan pengusaha yang menggunakan modal Rp 20.000.000,00 – < Rp 25.000.000,00 hanya 3 pengusaha dari keseluruhan pengusaha di Kecamatan Magetan.

2) Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua

pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi sampai dengan pemasaran. Dalam proses produksi tenaga kerja semakin banyak maka produksi yang dihasilkan juga akan semakin banyak.

Tenaga kerja keluarga adalah anggota keluarga pengusaha yang terlibat secara aktif dalam proses produksi industri kerajinan kulit tanpa dibatasi usia, yang terdiri atas pengusaha sebagai tenaga kerja, suami/istri pengusaha, anak tanpa mendapat upah. Pengertian keluarga disini adalah keluarga inti yang hanya terdiri dari (suami, istri, dan anak) yang mendiami tempat tinggal dan menggunakan dapur yang sama atau dapat dikatakan pendapatan yang diperoleh kemudian digunakan bersama-sama untuk membiayai keluarga.

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan tenaga kerja dari luar keluarga yang diupah adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh pendapatan dan selalu bekerja selama 1 bulan. Tetapi kadang-kadang kalau lagi sepi pengusaha kerajinan kulit sering meliburkan tenaga kerja.

commit to user

aturan jam kerja tersebut seperti diakui oleh pengusaha bersifat fleksibel. Sebagai contoh apabila ada anggota masyarakat mengadakan hajatan atau meninggal maka proses produksi dapat diliburkan, atau ketika ada banyak pesanan seseorang tenaga kerja upahan diijinkan masuk kerja pada hari minggu untuk memenuhi pesanan konsumen. Pada kasus industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan tenaga kerja upahan yang bekerja di tempat pengusaha umumnya bekerja enam hari dalam seminggu selama 6 jam perhari, dengan menggunakan alat yang telah disediakan oleh pengusaha. Dari 34 pengusaha, hanya ada beberapa pengusaha yang memberlakukan aturan jam kerja berbeda. Beberapa pengusaha tersebut menerapkan jam, kerja antara pukul 08.00 – 15.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam.

Tabel 25. Komposisi Pengusaha Kerajinan Kulit Menurut Jam Kerja di

Kecamatan Magetan Tahun 2011

No

Lama Jam Kerja

Jumlah Pengusaha (Orang)

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengusaha yang memberlakukan jam kerja paling banyak selama 4 – 6 jam dalam satu hari sebanyak 23 pengusaha, hal ini berarti proses produksi berjalan dengan baik dan selama 9 jam tersebut dimanfaatkan seefisien mungkin untuk menghasilkan produk sebanyak-banyaknya dengan kualitas yang baik pula. Dengan pemberlakuan jam kerja seperti ini maka industri kerajinan kulit di kecamatan Magetan telah menerapkan system dan

commit to user

setiap unit kerajinan kulit dan ini akan sangat membantu apabila ada ketidakstabilan ekonomi dan arus perdagangan, unit industri ini akan mampu bertahan dan berusaha terus eksis.

Banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada setiap unit usaha, khususnya tenaga kerja upahan, tidak dapat begitu saja dijumlahkan untuk mengetahui total penyerapan tenaga kerja upahan pada industri Kerajinan kulit. Sebenarnya potensi tenaga kerja untuk industri kerajinan kulit sangat besar, lebih besar daripada jumlah tenaga kerja yang pada waktu penelitian bekerja pada unit-unit usaha yang ada.

Besar kecilnya nilai upah sudah disepakati oleh tenaga kerja upahan dengan pengusaha kerajinan kulit. Besar upah untuk tenaga kerja per hari bermacam-macam, hal ini disesuaikan dengan tugasnya. Sebagai pembuat pola dan bentuk upahnya Rp 25.000,00 tenaga penjahit pola menjadi sepatu Rp 40.000,00 dan tenaga untuk press dan pengeleman sepatu Rp 30.000,00 serta tenaga untuk finishing Rp 15.000,00.

Tabel 26. Besar Biaya Tenaga Kerja Upahan Per Hari Unit Usaha Kerajinan Kulit

di Kecamatan Magetan Tahun 2011

Biaya Tenaga Kerja

(Per Hari)

Jumlah Tenaga Kerja

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Menurut tabel diatas sebagian besar dari tenaga kerja industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan mendapat upah sebesar Rp

commit to user

industri kerajinan kulit. Besar upah tenaga kerja tersebut sudah standar bahkan sama dengan unit usaha lain. Jadi pada setiap unit industri tenaga kerja pembuat pola adalah tenaga yang paling banyak diperlukan karena pembuatan pola itu tidaklah mudah, membutuhkan ketelitian dan daya kreatif yang tinggi.

3) Bahan Baku Bahan baku merupakan faktor penting dalam pendirian suatu

industi. Bahan baku dalam industri kerajinan kulit adalah kulit yang akan digunakan sebagai bahan utama pembuatan sepatu, tas, dan jaket. Industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan menggunakan bahan baku kulit jadi, sehingga setiap unit industri langsung dapat mengolah bahan kulit tersebut. Bahan kulit jadi yang dimaksud adalah bahan kulit sapi atau kerbau yang telah mengalami proses penyamakan dan proses pembersihan sehingga sudah siap olah.

Bahan baku tersebut diperoleh dari rumah-rumah pemotongan hewan dan di distribusikan ke tempat pengolahan kulit. Pusat pengolahan kulit ini berada di Kecamatan Ringinagung dan menjadi satu-satunya penyuplai bahan kulit jadi untuk unit-unit kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Akan tetapi terdapat pengusaha yang mengaku merasa kesulitan mendapatkan bahan baku kulit jadi, hal ini dapat terjadi ketika persediaan kulit mulai habis dan suplai mengalami penurunan. Karena sistem yang digunakan setiap unit industri kulit harus mengambil sendiri bahan yang dibutuhkan. Sehingga timbul persaingan dalam memperoleh kulit semakin cepat maka dapat memilih kulit dengan kualitas bagus dan jumlah yang

commit to user

kesulitan untuk mendapat bahan yang bagus dan jumlah yang diinginkan.

4) Transportasi Transportasi merupakan fasilitas atau alat untuk mengurangi

terikatnya satu tempat tertentu, baik untuk kepentingan pasar, bahan bakar maupun kebutuhan bahan baku sehingga jarak dan waktu dapat diatasi. Dari hasil penelitian di lapangan, sebagian besar pengusaha industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan hanya memiliki kendaran bermotor dan hanya sebagian kecil saja yang memiliki kendaraan roda 4. Dalam proses pemasaran hasil produksi biasanya di antar dengan menggunakan sepeda motor yang telah dilengkapi dengan keranjang yang cukup besar sehingga dapat membawa hasil produksi dengan jumlah yang cukup banyak.

Tabel 27. Alat Angkut Yang Digunakan Pengusaha Untuk Mengangkut Hasil Produksi

No Angkutan Yang Digunakan Jumlah Pengusaha (Jiwa)

1 Truck

2 Pick Up

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Pemakaian alat transportasi yang banyak digunakan oleh pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan adalah sepeda motor yaitu sebanyak 29 pengusaha dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dan sisanya menggunakan transportasi berupa pick up yaitu sebanyak 5 pengusaha dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Selain jumlah tenaga kerja dan modal,

commit to user

unit usaha apakah industri tersebut berskala besar atau kecil. Dan hasil penelitian di lapangan bahwa mayoritas pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan adalah berskala kecil atau industri rumah tangga.

Jalur yang dilalui pengusaha untuk memasarkan hasil produksinya sudah beraspal halus secara keseluruhan. Hal ini dimungkinkan karena Kecamtan Magetan merupakan pusat kegiatan dan pusat ekonomi dari Kabupaten Magetan. Sehingga jalur transportasinya sudah bagus dan keseluruhan sudah beraspal dengan baik.

5) Pemasaran Pemasaran meliputi segala aktivitas yang dilakukan pengusaha

untuk menjual hasil produksinya. Dengan kata lain pemasaran adalah segala tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan produk yang dihasilkan kepada konsumen, baik secara kangsung maupun tidak langsung. Pemasaran langsung adalah pemasaran dimana terjadi transaksi langsung antara produsen dan konsumen, sedangkan pemasaran tidak langsung adalah pemsaran dimana transaksi antara produsen dan konsumen terjadi melalui pihak ketiga (calo). kedua jenis pemasaran tersebut dapat ditemukan pada industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Dilihat dari intensitasnya, pemasaran secara langsung lebih sering dijumpai di lapangan.

Dalam pemasaran langsung, konsumen dapat membeli dengan uang kontan produk-produk yang ditawarkan di tempat usaha atau dapat dengan memesan terlebih dahulu sesuai dengan produk yang diinginkan. Untuk pemasaran tidak langsung dapat ditemukan pada industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Pertama adalah pemasaran tidak langsung melalui pedagang perantara sebagai pihak kedua. Pedagang perantara membeli produk dari produsen dalam skala besar, kemudian menjualnya kepada konsumen secara eceran. Pemasaran ini lebih bersifat kerja sama dimana pemilik toko mendapatkan bagian dari keuntungan penjualan.

commit to user

kerajinan kulit selama Tahun 2011 yaitu wilayah Kabupaten Magetan itu sendiri serta wilayah di sekitarnya meliputi Madiun, Maospati, Ngawi, Surakarta, dan wilayah sekitarnya.

Pengiriman produk ke tempat pemasaran menggunakan alat transportasi milik orang lain untuk produk ini ke tempat pemasaran di luar daerah Magetan. Proses pemasaran barang produksi kerajinan kulit di Kecamatan Magetan menurut pengusha sudah lancar dan tak ada halangan yang berarti karena didukung oleh aksesibilitas yang bagus, keadaan jalan sudah beraspal dengan baik dan dekat dengan jalan lokal. Karakteristik usaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan adalah :

1) Kapasitas Produksi Kapasitas produksi adalah kemampuan suatu industri dalam

menghasilkan barang pada waktu tertentu. Kapasitas produksi yang dihasilkan industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dalam hitungan tahun bisa mencapai ribuan produk kulit meliputi sepatu, tas, jaket, ikat pinggang, dompet dan sandal.

Tabel 28. Kapasitas Produksi Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

Tahun 2011

No

Kapasitas Produksi

(Buah)

Jumlah (Unit Usaha)

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan data tabel diatas maka kapasitas produksi terbesar

41 – 60 buah/hari. Besarnya kapasitas produksi per hari tergantung

commit to user

berproduksi. Kapasitas produksi industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dipengaruhi oleh beberapa perubahan dinamika sosial yang timbul di masyarakat. Terkadang produksi kerajinan kulit akan mengalami permintaan pasar yang sangat tinggi ketika musim liburan tiba, ketika banyak pelancong dari luar kota singgah ke Kecamatan Magetan dan berminat membeli barang produksi khas magetan salah satunya berupa produk kerajinan kulit serta pada saat pergantian tahun ajaran baru bagi para murid-murid yang mengecam pendidikan formal. Namun terkadang produksi kerajinan kulit juga mengalami masa sulit ketika permintaan produk kerajinan menurun dan omset penjualan mulai turun. Terkadang suplai bahan baku kulit juga berkurang dan berpengaruh terhadap penurunan kuantitas produksi.

2) Kapasitas Usaha Kapasitas usaha adalah kemampuan suatu usaha untuk

mendirikan industri kerajinan kulit. Hal ini ditinjau dari segi modal dan lokasi usaha.

a) Segi Modal Besarnya modal yang digunakan para pengusaha kerajinan

kulit di Kecamatan Magetan dapat menentukan besarnya penghasilan. Modal pengusaha kerajinan kulit dari pembelian bahan baku kulit jadi, biaya produksi, upah tenaga kerja, dan proses pemasaran membutuhkan biaya yang relatif besar.

Tabel 29. Besarnya Modal Awal Pengusaha Industri Kerajinan Kulit di

Kecamatan Magetan Tahun 2011

No

Modal Usaha

Jumlah Pengusaha

commit to user

(Orang)

1 < Rp 5.000.000,00

2 Rp 5.000.000,00 – < Rp 10.000.000,00

11

3 Rp 10.000.000,00 – < Rp 15.000.000,00

4 Rp 15.000.000,00 – < Rp 20.000.000,00

5 Rp 20.000.000,00 – < Rp 25.000.000,00

Jumlah

34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011 Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan menggunakan modal awal sebesar Rp 5.000.000,00 – <Rp 10.000.000,00 sebanyak 11 orang dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dan besar modal awal < Rp 5.000.000 hanya 3 orang dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Hal ini menggambarkan bahwa besarnya modal sangat mempengaruhi keberadaan industri kerajinan kulit. Semakin besar modal yang digunakan maka dapat dipastikan bahwa industri tersebut berpotensi mampu bersaing dengan industri yang lain yang telah eksis lebih awal.

b) Lokasi Industri Lokasi usaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

tempat dimana responden membuka usaha industri kerajinan kulit, Lokasi yang dipilih oleh pengusaha itu sendiri. Data lokasi usaha kerajinan kulit dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tabulasi.

Tabel 30. Lokasi Usaha Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011

No

Lokasi Usaha

Jumlah (Orang)

1 Di Sekitar Rumah

23

2 Di Daerah Lain

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

commit to user

Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar pengusaha industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan yaitu 23 orang dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit memilih lokasi industri di sekitar rumah dan 11 orang memilih di daerah lain. Alasan sebagian besar pengusaha kerajinan kulit mendirikan usaha di sekitar rumah adalah untuk mengurangi biaya transportasi, dapat memproduksi kerajinan kulit sewaktu-waktu, mudah dijangkau dan tidak dipungut pajak usaha.

3) Skala Usaha Peninjauan usaha industri kerajinan kulit di Kecamtan

Magetan bila ditinjau dari segi jumlah tenaga kerja termasuk dalam skala industri kecil, karena jumlah tenaga kerjanya <25 orang. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi sebagian besar pengusaha industri kerajinan kulit memberlakukan anggota keluarganya sebagai pekerja.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa faktor produksi yang mendukung keberadaan industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan adalah bahan baku 50% dan modal 50%. Karena faktor bahan baku dan pemasaran inilah sangat mendukung keberadaan industri kerajinan kulit sampai sekarang, tanpa kedua faktor tersebut maka industri kerajinan kulit akan mati.

Tabel 31. Faktor Produksi Yang mempengaruhi Keberadaan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

No

Faktor Produksi

Jumlah Pengusaha ( Jiwa )

1 Modal

12

2 Bahan Baku

4 Tenaga Kerja

5 Transportasi / Aksesibilitas

8 Sumber : Data Primer Tahun 2011

commit to user

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas pengusaha industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan menganggap bahwa sistem pemasaran produk kulit yang paling mempengaruhi keberadaan sentra industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dan faktor modal menempati urutan kedua yang mempengaruhi keberadaan sentra industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan.