Properti Campuran Asphalt Concrete

4.4. Properti Campuran Asphalt Concrete

Sebelum melakukan pengujian Marshall, terlebih dahulu benda uji dihitung dengan menggunakan densitas pada rumus 2.5, Spesific Grafity pada rumus 2.6, dan porositas pada rumus 2.4.

Pemeriksaan ini mendapatkan tinggi dan berat benda uji lalu di lakukan proses perhitungan, sebagai contoh perhitungan pada gradasi Asphalt Concrete SNI Pemeriksaan ini mendapatkan tinggi dan berat benda uji lalu di lakukan proses perhitungan, sebagai contoh perhitungan pada gradasi Asphalt Concrete SNI

4.4.1. Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Marshall Campuran Asphalt Concrete dengan Aspal Penetrasi 60/70

Berat benda uji di udara ( Wdry )

= 1082,4 gram

Berat benda uji SSD ( Ws )

= 1095,6 gram

Berat benda uji dalam air ( Ww ) = 595,2 gram Wdry

Densitas =

= 2,163 gr/cc ( Ws - Ww )

= 2,507 gr/cc % Wb ( 100 - Wb )

ú * 100 % êë = 13,709 % SG max úû

Tabel 4.4. Hasil Uji Volumetrik Asphalt Concrete (AC) dengan Aspal Penetrasi 60/70 Produksi Pertamina

Kadar Aspal

Specific Porositas Benda Uji

di Udara

Benda Uji

gr/cm3

gr/cm3 %

Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata

Tabel 4.5. Hasil uji Marshall Asphalt Concrete (AC) dengan Aspal Penetrasi 60/70 Produksi Pertamina

Marshal K

Flow Quotient

mm kg/mm (a)

lb

kg

kg

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g ) (h)

Rata-rata

Rata-rata

Keterangan : ( c ) = pembacaan alat

( d ) = ( c ) x faktor kalibrasi x konversi ( e ) = tabel koreksi tebal (f) =(c)x(d)x(e) ( g ) = pembacaan alat ( h ) = ( f )/( g )

4.4.2. Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Marshall Campuran Asphalt Concrete dengan Aspal Retona Blend 55

Berat benda uji di udara ( Wdry )

= 1079,2 gram

Berat benda uji SSD ( Ws )

= 1093,4 gram

Berat benda uji dalam air ( Ww ) = 602,8 gram Wdry

Densitas =

= 2,200 gr/cc ( Ws - Ww )

= 2,507 gr/cc % Wb ( 100 - Wb )

* 100 % êë = 12,254 % SG max úû

Tabel 4.6. Hasil Uji Volumetrik Asphalt Concrete (AC) dengan Aspal Retona Blend 55 Produksi PT. Olah Bumi Mandiri, Jakarta

Kadar Kode

Specific Porositas Aspal

Benda Uji

di Udara

Benda Uji

gr/cm3

gr/cm3 %

4.1.1 1079,2

62,44

2,200

2,507 12,254

4.1.2 1084,6

63,86

2,170

2,507 13,429

4 4.1.3 1070,6

63,37

2,162

2,507 13,753

Rata-rata

2,177

13,145

4,5.1.1

2,489 11,673 4,5.1.2

1079,2

63,09

2,198

2,489 12,317 4,5

1071

63,07

2,182

4,5.1.3

1074,6

63,48

2,207

2,489 11,300

Rata-rata

2,196

11,763

5.1.1 1054,4

60,18

2,232

2,471 9,689

5.1.2 1074,2

61,33

2,223

2,471 10,039

5 5.1.3 1075,2

61,93

2,189

2,471 11,395

Rata-rata

2,215

10,374

5,5.1.1

2,453 9,207 5,5.1.2

1072

61,55

2,228

2,453 9,426 5,5

1071,2

61,51

2,222

5,5.1.3

1055,6

60,60

2,230

2,453 9,095

Rata-rata

2,227

9,243

6.1.1 1076,4

61,33

2,219

2,436 8,918

6.1.2 1051,6

59,63

2,214

2,436 9,124

6 6.1.3 1061,2

62,55

2,173

2,436 10,811

Rata-rata

2,202

9,617

Tabel 4.7. Hasil uji Marshall Asphalt Concrete (AC) dengan Aspal Retona Blend 55 Produksi PT. Olah Bumi Mandiri, Jakarta

ji Stabilitas

Marshal K

e K rk K o Flow

mm kg/mm (a)

lb

kg

kg

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g ) (h)

Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata

Keterangan : ( c ) = pembacaan alat ( d ) = ( c ) x faktor kalibrasi x konversi ( e ) = tabel koreksi tebal (f) =(c)x(d)x(e) ( g ) = pembacaan alat ( h ) = ( f )/( g )

4.4.3. Perbandingan Properti Campuran Asphalt Concrete

Untuk menetukan kadar aspal optimum, dari data hasil pengujian volumetric test dan Marshall test pada setiap gradasi, dapat dibuat grafik hubungan antara stabilitas, flow, porositas (VIM), densitas, Marshall Quotient dengan kadar aspal.

4.4.3.1. Pengaruh Kadar Aspal terhadap Stabilitas

Nilai stabilitas menunjukkan kemampuan perkerasan untuk menahan deformasi akibat beban yang bekerja. Kebutuhan akan stabilitas meningkat seiring bertambahnya beban kendaraan pada lalu lintas yang melintasinya. Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan stabilitas yang besar. Beberapa yang mendukung stabilitas antara lain kualitas agregat, bentuk butiran, dan permukaan butiran. Stabilitas yang tinggi dapat dicerminkan dengan kepadatan campuran yang tinggi. Tetapi stabilitas yang terlalu tinggi menyebabkan lapisan tidak elastis, karena semakin tinggi stabilitas perkerasan, maka kegetasannya juga bertambah. Hasil pemeriksaan terhadap campuran disajikan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 2. Hubungan Stabilitas dengan Kadar Aspal

Dari grafik hubungan kada adar aspal dengan stabilitas (Gambar 4.2) dida didapatkan persamaan kuadrat untuk aspa uk aspal Penetrasi 60/70: y = -142,5 X 2 + 1494 X -3017

y’ = 0 0 = -285 X + 1494 285 X = 1494 X = 5,24 %

Jadi kadar aspal optimum um aspal Penetrasi 60/70 adalah 5,24 % dari be berat total campuran.

Berdasarkan hasil analisis sis diketahui bahwa kadar aspal optimum aspal P l Penetrasi 60/70 sebesar 5,24 %. Cont ontoh perhitungan nilai Marshall properties pad pada kadar aspal optimum sebagai beri erikut :

y = -142,5 X 2 + 1494 X -3017

= 898,852 kg

Dari grafik hubungan kadar aspal dengan stabilitas (Gambar 4.2.) juga didapatkan persamaan kuadrat untuk aspal Retona Blend 55:

y = -255,4 X 2 + 2604 X -5565

y’ = 0

0 = -510,8 X + 2604 510,8 X = 2604 X = 5,10 % Jadi kadar aspal optimum untuk aspal Retona Blend 55adalah 5,10 % dari berat

total campuran. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kadar aspal optimum aspal Retona

Blend 55 sebesar 5,10 %. Contoh perhitungan nilai Marshall properties pada kadar aspal optimum sebagai berikut :

y = -255,4 X 2 + 2604 X -5565 Stabilitas = -255,4 (5,10) 2 + 2604 (5,10) -5565

= 1072,446 kg

4.4.3.2. Pengaruh Kadar Aspal terhadap Flow

Kelelehan/ flow merupakan parameter yang menjadi indikator terhadap kelenturan atau perubahan bentuk plastis campuran beraspal yang disebabkan oleh beban. Hasil pemeriksaan terhadap kelelahan mix design disajikan pada Gambar 4.3.

Gambar 4. ar 4.3. Hubungan Flow dengan Kadar Aspal

Nilai kelelehan dipengaruhi oleh hi oleh keplastisan aspal. Sifat keliatan aspal yang tin tinggi akan menghasilkan campuran yang yang semakin fleksibel. Campuran yang memiliki n ki nilai flow rendah dengan stabilitas yan yang tinggi pada kadar aspal optimum akan meng enghasilkan campuran yang peka terhad hadap retak. Akan tetapi, bila pada kadar aspal o al optimum campuran memiliki flow yang ang terlalu tinggi dengan stabilitas yang tinggi maka ca aka campuran akan akan bersifat plastis, mu is, mudah berubah bentuk dan mudah mengalami de i deformasi. Pada umumnya dengan stabil stabilitas yang tinggi, flow/ keplastisan aspal akan ce cenderung rendah. Seiring dengan bertam rtambahnya kadar aspal, flow akan mengalami kenaika aikan. Pada kadar aspal optimum, aspal pal Retona Blend 55 memiliki nilai flow yang lebi lebih tinggi daripada aspal Penetrasi 60/7 0/70 dalam batas yang diijinkan. Untuk itu, diharapk apkan aspal Retona Blend 55 mampu men menghasilkan campuran yang stabil, tidak mudah re ah retak dan tidak mudah mengalami defor eformasi.

4.4.3.3. Pengaruh kadar As r Aspal terhadap Porositas (VIM)

Nilai porositas (VIM) yang tin g tinggi menunjukkan banyaknya pori yang terdap dapat pada campuran perkerasan. Semakin makin kecil nilai porositas (VIM), maka fungsi dari cam ari campuran AC akan semakin efektif. Apab pabila nilai VIM terlalu tinggi maka campuran akan ce an cenderung rapuh, kecenderungan retak se ak secara dini dan kemungkinan terjadi pengelupasan asan partikel.

pengerasan aspal dan pengelu gelupasan partikel akibat oksidasi. Tetapi bila nilai VIM ai VIM terlalu kecil, akan menyebebkan cam campuran tidak stabil dan kemungkinan terjadi k jadi keleahan plastis yang besar. Hal ini d ini disebabkan tidak tersedianya ruang yang cukup cukup untuk menampung ekspansi aspal akib al akibat pemadatan lanjutan oleh lalu lintas dan ketik ketika aspal meleleh akibat kenaikan tem temperatur perkerasan,sehingga perlu adanya pem pembatasan nilai VIM mengingat permasala asalahan yang ditimbulkan. Grafik hasil perhitungan p an porositas (VIM) dan kadar aspal disajikan jikan pada Gambar 4.4.

Gambar 4 ar 4.4. Hubungan Pori dengan Kadar Aspal

Dari Gambar 4.4 dapat diket iketahui bahwa seiring dengan bertambahnya kada kadar aspal, maka kadar pori yang terdapat apat pada campuran AC akan relatif semakin kecil. P cil. Porositas campuran aspal pada kadar dar aspal optimum untuk aspal Pen 60/70 adalah alah 10,5% sedangkan aspal Retona Bl Blend 55 adalah 11,14%. Keduanya tidak me memenuhi persyaratan spesifikasi sifat cam at campuran aspal beton yaitu rentang antara 3% hin hingga 5%. Hal itu dimungkinkan karena ena kekurangan filler aggregate atau kekurangan ko an komposisi aspal dalam campuran .

4.4.3.4. Pengaruh Kadar As r Aspal Terhadap Densitas

Densitas menunjukkan tingk ingkat kerapatan campuran setelah dipadatkan. Be an. Besarnya Densitas menunjukkan tingk ingkat kerapatan campuran setelah dipadatkan. Be an. Besarnya

Gambar 4.5. H . Hubungan Density Bulk dengan Kadar Aspal

Dari Grafik 4.5 dapat dicermati rmati bahwa nilai densitas kedua jenis aspal hampir sam ir sama. Hal itu berarti bahwa kedua jenis nis aspal memiliki kemudahan pemadatan yang hamp ampir sama dan penurunan temperatur cam r campuran yang juga relatif sama.

4.4.3.5. Pengaruh Kadar As r Aspal terhadap Marshall Quotient

Marshall Quotient merupakan kan hasil bagi antara stabilitas dan kelelahan yang dig g digunakan sebagai pendekatan tingkat k at kekakuan atau fleksibilitas campuran. Semakin tin tinggi nilai MQ, maka kemungkinan akan akan semakin tinggi kekakuan dan campuran akan akan rentan terhadap keretakan. Pengaruh aruh kadar aspal dengan nilai MQ disajikan pada Gamb Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Hub Hubungan Marshall Quotient dengan Kadar Aspal

Dari Gambar 4.6 dapat dilihat ihat bahwa MQ akan naik dengan bertambahnya kadar kadar aspal, ketika sudah mencapai kadar dar aspal optimum maka nilai MQ akan kembali turu turun. Maka akan diperoleh nilai MQ optim timum untuk masing-masing jenis aspal, yaitu:

1. Aspal Penetrasi 60/70 m 0 mencapai MQ optimum sebesar 262,937 kg/mm mm dengan persamaan regresi y = -61, 2 61,29 x + 585,9 x + 1131

2. Aspal Retona Blend 55 mencapai MQ optimum sebesar 319,008 kg/mm mm dengan persamaan regresi y = -109 2 109,2 x + 1063 x + 2262

Nilai MQ pada kadar aspal opt al optimum di atas menunjukkan bahwa aspal Retona Bl na Blend 55 memiliki ketahanan terhadap b ap beban lalu lintas lebih baik daripada aspal Pen 60/7 60/70.

4.4.3.6. Nilai Kadar Aspal O al Optimum

Kadar aspal optimum adalah alah kadar aspal dimana akan menghasilkan sifat ca at campuran terbaik. Kadar aspal optimum um ini yang dipakai sebagai kadar aspal campuran ran wearing course. Kadar aspal optimum mum ditentukan berdasar terpenuhinya syarat-syar syarat lapis perkerasan aspal. Dari hasil an sil analisa data diperoleh kadar aspal untuk setiap jen p jenis aspal sebagai berikut:

1. Aspal Penetrasi 60/70 den dengan kadar aspal optimum 5,24%

Untuk nilai Marshall properties yang lain dihitung seperti contoh perhitungan nilai stabilitas yaitu dengan cara memasukkan kadar aspal optimum ke dalam persamaan yang didapat dari Gambar 4.3 hingga 4.6. Rekapitulasi hasil uji Marshall campuran Asphalt Concrete pada Kadar Aspal Optimum disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Uji Marshall Campuran Asphalt Concrete pada Kadar Aspal Optimum

Kadar Aspal Marshall

Densitas Campuran AC

Optimum Quotient

( gr/ cm³) (%)

( kg/mm )

Aspal Penetrasi

Aspal Retona Blend 55