Akad Dalam Asuransi Syariah

2.9 Akad Dalam Asuransi Syariah

Pada asuransi syariah, akad yang melandasi bukan akad jual beli aqd tabaduli atau akad mu’awadhad sebagimana halnya pada asuransi konvensional. Tetapi akad yang digunakan adalah akad tolong menolong aqd takafuli dengan menciptakan instrumen baru untuk menyalurkan dana kebajikan melaui akad tabarru’ “hibah”. Majelis ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI telah membuat pedoman mengenai asuransi syariah. Dimana pedoman tersebut, khususnya mengenai masalah teknis operasional, secara ringkas dijelaskan sebagai berikut :  Ketentuan Umum - Asuransi Syariah ta’min, takaful, tadhamun adalah usaha saling melindungi dan saling menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian sesuai dengan syariah. - Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud pada poin 1 adalah yang tidak mengandung gharar penipuan, maysir perjudian, riba bunga, zulmu penganiayaan, riswah suap, barang haram, dan maksiat. - Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial. - Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. - Premi adalah kewajiban peserta untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan sesuai dengan kesepakatan dalam akad. - Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberi perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.  Akad dalam Asuransi 22 - Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri atas akad tijarah dan atau akad tabarru’. - Akad tijarah yang dimaksud dalam poin 1 adalah mudharabah, sedangkan akad tabarru; adalah hibah. - Dalam akad sekurang-kurangnya disebutkan :  Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan  Cara dan waktu pembayaran premi  Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru’ serta syarat-syarat yang disepakati sesuai dengan jenis asuransi yang di akad.  Kedudukan Setiap Pihak dalam Akad Tijarah dan Tabarru’ - Dalam akad tijarah mudharabah, perusahaan bertindak sebagai mudharib pengelola dan peserta bertindak sebagai shahibul mal pemegang polis - Dalam akad tabarru’ hibah peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan perusahaan sebagai pengelola dana hibah.  Kedudukan dalam Akad Tijarah dan Tabarru’ - Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru’ apabila yang tertahan haknya dengan rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya. - Jenis akad tabarru’ tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah.  Jenis Asuransi dan Akadnya - Dipandang dari segi jenis, asuransi terdiri atas asuransi kerugian dan asuransi jiwa. - Akad bagi kedua jenis asuransi tersebut adalah mudharabah dan hibah. 23 Akad-akad dalam asuransi syariah tidak hanya sebatas pada akad tabarru’ dan mudharabah saja. Tetapi beberapa akad-akad tijarah lainnya yang ada dalam fiqih islam seperti al-musyarakah, al-wakalah, al-wadiah, as-syirkah, al-musahamah, dan sebagainya dibenarkan oleh syara’ untuk digunakan dalam asuransi syariah.

2.10 Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional