Mekanisme Kerja Asuransi Makalah Asuransi Syariah

- Kontrak riba adalah media yang digunakan oleh orang untuk mengambil kelebihan dari modal. Perbuatan ini haram dan bertentangan dengan keadilan dan persamaan. - Kontrak riba memunculkan hubungan yang tegang di antara sesama manusia - Keharaman riba dibuktikan dengan ayat al-Qur’an, dan seseorang tidak perlu tahu alasan pengharamannya. Adapun yang dimaksud maisīr adalah perjudian. Zarqa, mengatakan bahwa adanya unsur garār menimbulkan al-qumar, sedangkan al-qumar sama dengan al- maisīr, gambling atau perjudian. Artinya, ada satu pihak yang untung dan ada pihak lain yang dirugikan. Menurut Husain Hamid Hasan, akad judi adalah akad garār, karena masing-masing pihak yang berjudi menentukan akad jumlah uang yang diambil atau yang diberikan, dan menentukan jumlah yang diberikan bisa ditentukan nanti tergantung suatu peristiwa yang tidak pasti, yaitu jika menang diketahui jumlah yang diterima dan jika kalah maka diketahui jumlah yang diberikan. Hal ini tampak jelas apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya sebelum masa reversing period. Juga adanya unsur keuntungan yang dipengaruhi oleh pengalaman underwriting, dimana untung-rugi terjadi sebagai hasil dari ketetapan. M. Anwar Ibrahim mengatakan bahwa ahli fikih telah sepakat bahwa garār adalah untung-untungan yang sama kuat antara ada dan tidak ada, atau sesuatu yang mungkin terwujud dan tidak mungkin terwujud. Ketiga hal inilah, yakni riba, maisir, dan garar yang secara hakiki menjadi dasar para ulama mengharamkan semua transaksi perbankan, asuransi, penggadaian, bursa efek, modal, dan sebagainya yang tidak menggunakan prinsip-prinsip syariah. Karena, dalam operasionalnya pasti terdapat salah satu atau kalau tidak ketiga-tiganya transaksi yang garar, maisir, dan riba.

2.8 Mekanisme Kerja Asuransi

 Underwriting 18 Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk menentukan besarnya premi. Underwriting asuransi syariah bertujuan memberikan skema pembagian resiko yang proposional dan adil diantara para peserta yang secara relatif homogen. Pada asuransi syariah underwriting berperan : a. Mempertimbangkan risiko yang diajukan. Proses seleksi yang dilakukan oleh underwriting dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi fisik atau kesehatan, jenis pekerjaan, moral dan kebiasaan, besarnya nilai pertanggungan, dan jenis kelamin. b. Memutuskan menerima atau tidak risiko-risiko tersebut. c. Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk memastikan peserta membayar premi sesuai dengan tingkat risiko, menetapkan besarnya jumlah pertanggungan, lamanya waktu asuransi, dan plan sesuai dengan tingkat risiko peserta. d. Mengenakan biaya upah ijarahfee pada dana kontribusi peserta. e. Mengamankan profit margin dan menjaga agar perusahaan asuransi tidak rugi. f. Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat berkembang. g. Menghindari anti seleksi. h. Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetetif yang ada dalam ketentuan tarif, penyebaran resiko dan volume, dan hasil survei.  Polis Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. Polis asuransi merupakan bukti auntetik berupa akta mengenai adanya perjanjian asuransi. Dalam asuransi Islam, untuk menghindari unsur-unsur yang diharamkan di atas kontrak asuransi, maka diberikan beberapa pilihan kontrak alternatif dalam polis asuransi tersebut. Sebagai ilustrasi : a. Polis dengan akad Mudhorobah atau mudhorobah musyarakah. Pada akad Mudhorobah peserta asuransi menyediakan modal untuk dikelola oleh operator asuransi. Sedangkan Mudhorobah musyarakah 19 perusahaan asuransi sebagai Mudhorib menyertakan modal atau dananya dalam investasi bersama dana peserta. Dalam kontrak tercantum persetujuan kontribusi yang dijadikan dana asuransi syariah dan pihak operator berhak mengelola dan mengivestasikan dana asuransi untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan prinsip Mudhorobah. Peserta menyetujui kontribusinya dijadikan tabarru’ dan digunakan untuk membantu peserta lain yang tertimpa musibah dalam bentuk hibah. b. Wakalah bil ujrah, yaitu pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan pemberian ujrah fee. Persetujuan kontribusi yang dimasukkan dapat dinvestasikan dan dikelola sesuai dengan prinsip syariah, persetujuan pembayaran klaimmanfaat asuransi, provisi dan cadangan sesuai pedoman dan kebijakan otoritas. Persetujuan membayar biaya wakalah bil ujrah.  Premi Premi adalah Sejumlah uang yang dibayarkan oleh seseorang pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi. Sedangkan pengertian premi pada asuransi syariah adalah: “Sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dan dana tabarru”. Berikut penjelasan dari pernyataan diatas : Dana tabungan adalah dana titipan dari peserta asuransi syariah dan akan mendapat alokasi bagi hasil mudharabah dari pendapatan investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana tabungan beserta alokasi bagi hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangkutan mengajukan klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi. Dana tabarru adalah derma atau dana kebajikan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi. Premi merupakan faktor yang penting dalam asuransi baik bagi penanggung maupun bagi tertanggung, premi juga bisa disebut dengan istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqh muamalah disebut al-musahamah, kontribusi al-musahamah 20 dalam perjanjian asuransi syariah adalah pertimbangan keuangan al-iwad dari bagian peserta yang merupakan kewajiban yang muncul dari perjanjian antara peserta dengan pengelola. Dalam asuransi syariah premi terbagi menjadi tiga yaitu: “1.premi tabungan, 2.premi biaya, dan 3.premi tabarru antara lain : - Premi tabungan Premi tabungan adalah: “Premi yang disetor oleh pemegang polis untuk dipergunakan sesuai dengan keperluannya masing-masing pemegang polis”. Menurut keputusan Menteri keuangan Indonesia No. 225KMK.0171993, PT. Asuransi boleh pula memasukan unsur tabungan ke dalam premi sehingga akan terbentuk apa yang disebut dengan nilai tunai yang akan dikembalikan pada pemegang polis baik sewaktu maupun diakhir masa asuransi pada PT. Asuransi syariah, nilai tunai sama dengan akutansi tabungan. - Premi biaya Premi biaya adalah: “sejumlah uang yang dibayarkan peserta asuransi untuk membayar biaya administrasi dan operasional”. - Premi tabarru Premi tabarru adalah: “sejumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang polis atau peserta asuransi secara tulus dan ikhlas dan tidak untuk diminta kembali ditunjukan untuk tolong menolong”. Premi tabarru bukan menjadi hak milik perusahaan, bila perusahaan tidak lagi menjalankan usahanya maka saldo dan tabarru dikembalikan kepada umat untuk berbagai aktifitas kebijakan.  Pengeloaan dana asuransi Pengelolaan dana asuransi dapat dilakukan dengan akad mudharabah, mudharabah musyarakah, atau wakalah bil ujrah. Pada akad mudhorobah, keuntungan perusahaan asuransi syariah diperoleh dari bagian keuntungan dana dari investasi sistem bagi hasil. Para peserta asuransi syariah berkedudukan sebagai pemilik modal dan perusahaan asuransi syariah berfungsi sebagai pihak yang menjalankan modal. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagi antara peserta dan perusahaan sesuai ketentuan yang telah disepakati. 21

2.9 Akad Dalam Asuransi Syariah