Pendapat Ulama Tentang Asuransi Produk-produk dalam Asuransi Syariah

tampak benar bahwa asuransi konvensional merupakan bisnis murni dan tidak ada nuansa spiritualnya; Sedangkan pada asuransi Islam, sumber pembiayaan klaim diperoleh dari rekening tabarru’, di mana peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mendapat musibah, peserta lainnya ikut menanggung bersama risiko tersebut.  Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang dianut asuransi konvensional adalah konsep akuntansi accrual basis, yaitu proses akuntasi yang mengakui terjadinya peristiwa atau keadaan nonkas. Di samping asuransi konvensional juga mengakui pendapatan, peningkatan aset, expenses, leabilities dalam jumlah tertentu yang baru akan diterima dalam waktu yang akan datang. Adapun asuransi Islam menganut konsep akuntansi cash basis, mengakui apa yang benar-benar telah ada, sedangkan accrual basis dianggap bertentangan dengan syariah karena mengakui adanya pendapatan, harta, beban atau utang yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sementara apakah itu benar-benar dapat terjadi hanya Allah yang tahu.  Keuntungan Pada asuransi konvensional, keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi seluruhnya adalah keuntungan perusahaan. Sedangkan pada asuransi Islam, profit yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi dan hasil investasi, bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan, tetapi dilakukan bagi hasil mu ārabah dengan peserta. ḍ  Misi dan Visi Secara garis besar misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan sosial. Adapun misi yang diemban oleh asuransi Islam adalah misi akidah, misi ibadah ta`āwun, misi ekonomi, dan misi pemberdayaan umat.

2.11 Pendapat Ulama Tentang Asuransi

Hampir semua ulama sepakat mengenai pentingnya asuransi dalam kehidupan sosial. Namun mereka berbeda pandangan ketika berbicara mengenai hukum dari 27 Asuransi, dilihat dari sudut fiqh Islam. Secara umum, pandangan ulama terhadap asuransi terwakili dalam tiga golongan pendapat.  Pendapat ulama yang membolehkan Syekh Abdul Wahab Khalaf, Musthafa Ahmad Zarqa, Muhammad Yusuf Musa, Abdurrahman Isa, Bahjat Ahmad Hilmi dsb. Diantara alasan pendapat yang menghalalkan asuransi adalah : - Tidak adanya nash Qur’an maupun hadits yang melarang. - Peserta asuransi dan perusahaan sama-sama rela dan ridha. - Tidak merugikan salah satu atau kedua belah pihak. - Asuransi bahkan memberikan keuntungan kedua pihak. - Asuransi termasuk akad mudharabah, peserta sebagai shahibul mal dan perusahaan asuransi sebagai mudharibnya. - Usaha asuransi sangat menguntungkan kemaslahatan umum.  Pendapat ulama yang mengharamkan Ulama yang mengharamkan asuransi adalah Syekh Ahmad Ibrahim, Sayid Sabiq, Muhammad Abu Zahrah, Abdullah Al-Qalqili, Syekh Muhammad Bakhit Al- Mu’thi’i, dsb. Diantara alasan pendapat yang mengharamkan asuransi adalah : - Asuransi mengandung unsur perjudian maysir qimar - Asuransi mengandung unusr ketidakjelasan dan ketidakpastian gharar - Asuransi mengandung unsur riba - Potensi terjadi bagi nasabah yang tidak bisa melanjutkan pembayaran premi, yaitu berupa hilang atau hangusnya premi yang telah dibayarkannya - Asuransi termasuk akad sharf, yaitu terjadinya tukar menukar uang, namun tidak sama dan juga tidak tunai.

2.12 Produk-produk dalam Asuransi Syariah

28  Takaful Individu Produk asuransi syariah ini memberikan perlindungan dan perencanaan yang bersifat pribadi, dan dibagi menjadi beberapa jenis berikut ini: - Takaful Dana Investasi yang menjamin dan memberikan perlindungan hari tua atau menjadi jaminan dana bagi ahli waris bila nasabah meninggal dunia lebih awal, - Takaful Dana Haji yang dipergunakan sebagai perlindungan dana perorangan yang berencana menunaikan ibadah haji, - Takaful Dana Siswa yang memberikan jaminan dana pendidikan mulai sekolah dasar sampai sarjana, - Takaful Dana Jabatan yang memberikan jaminan santunan bagi ahli waris dari nasabah yang menduduki jabatan penting bila nasabah meninggal dunia lebih awal atau tidak bekerja lagi dalam masa jabatannya.  Takaful Group Produk Asuransi Syariah ini memberi perlindungan dan perencanaan untuk pribadi dan kelompok, misal kelompok dalam sebuah perusahaan yang dibagi menjadi beberapa jenis berikut ini: - Takaful al-Khairat dan Tabungan Haji sebagai perlindungan bagi karyawan yang ingin menunaikan ibadah haji, yang didanai iuran bersama dengan keberangkatan bergilir, - Takaful Kecelakaan Siswa yang memberikan proteksi pelajar dari resiko kecelakaan yang berakibat cacat bahkan yang mengakibatkan meninggal dunia, - Takaful Wisata dan Perjalanan yang memberikan proteksi peserta wisata dari resiko kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia atau cacat seumur hidup, 29 - Takaful Kecelakaan Group, yang memberikan proteksi santunan karyawan dalam perusahan, organisasi atau perkumpulan lainnya, - Takaful Pembiayaan, untuk proteksi pelunasan hutang bagi nasabah yang meninggal dalam masa perjanjian. -  Takaful Umum Produk Asuransi Syariah ini memberi perlindungan dan perencanaan yang bersifat umum dan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : - Takaful Kebakaran, untuk perlindungan dari kerugian yang disebabkan api, - Takaful Kendaraan Bermotor, untuk perlindungan terhadap kerugian pada kendaraan bermotor, - Takaful Rekayasa, untuk perlindungan terhadap kerugian pada pekerjaan pembangunan baik pembangunan rumah, villa, dan bangunan lainnya, - Takaful Pengangkutan, untuk perlindungan dari kerugian pada semua barang setelah dilakukan pengangkutan baik darat, laut, dan udara, - Takaful Rangka Kapal, untuk perlindungan dari kerusakan mesin khususnya mesin kapal dan rangka kapal yang disebabkan kecelakaan atau musibah.

2.13 Perkembangan Asuransi Syariah Di Indonesia