Hambatan menumbuhkan kedisiplinan

4. Hambatan menumbuhkan kedisiplinan

a. Watak atau kepribadian yang berbeda dari masing-masing guru dan karyawan Usaha menanamkan sikap disiplin pada guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta merupak sebuah proses yang tidak mudah. Pada kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam usaha tersebut.

Hal ini di ungkapkan informan I dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Kemudian kembali lagi kewatak seseorang yang sulit dirubah, kalau batuk kan mudah sembuhnya, tapi kalau watak kan susah. Kalau ada yang dablek, di ingatkan berkali-kali tetap susah “.

Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan informan II dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Untuk kesulitan atau kendalanya mungkin ini, masalah kepribadian

tiap individu guru dan karyawan. Terkadang mungkin ada yang berbeda ada yang susah di nasehati, ada yang tanpa di nasehati sudah ngerti sendiri apa tugasnya, bagaimana seharusnya kalau tidak suka ya sudah tidak suka, tidak dilaksanakan. Padahal yang lain bisa memaklumi meskipun tidak suka, dia tidak mau seperti yang lain, semaunya sendiri. Padahal kita kan satu tim istilahnya.Satu sekolah, satu organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa watak yang berbeda dari setiap guru dan karyawan yang ada di SMK Negeri 1 Surakarta menjadi salah satu faktor penghambat bagi kepala sekolah dalam penanaman sikap disiplin terhadap para guru dan karyawan. Seperti yang peneliti lihat dalam observasi, sikap guru dan karyawan saat proses wawancara dan pengumpulan data penelitian ini juga beragam. Ada yang ramah,

commit to user

menerima dan menanggapi dengan baik, namun ada juga yang tidak mau tahu atau menolak.

b. Kurangnya iman dan tanggung jawab dari guru dan karyawan.

Tanggung jawab adalah sifat dan sikap yang penuh kesadaran dan keikhlasan untuk menjalankan kewajibanya.Suatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan.

Informan I dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012mengungkapkan :“terus kadar iman seseorang yang minim, kalau imanya kuat pasti akan disiplin, tanggung jawab pada tugasnya”.

Hambatan tentang tanggung jawab juga diungkapkan oleh informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :

Hambatan disiplin yang saya tahu, ya kaitannya dengan individu ya itu kurang tanggung jawab dari beberapa guru dan karyawan dalam pekerjaan. Ada beberapa yang sering terlihat tidak mengajar tapi ada orangnya.Tapi itu cuma beberapa.Sedikit, mungkin tidak lebih 5%.

Dapat disimpulkan bahwa hambatan kedua yang ditemui kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan dalam diri guru dan karyawan adalah kurangnya rasa tanggung jawab sebagian guru dan karyawaan terhadap pekerjaan atau tugas masing-masing.Dapat terlihat dalam aktivitas sehari-hari guru dan karyawan dalam mlaksanakan tugas dan pekerjaan, ada sebagian yang meninggalkan kelas pada saat masih jam belajar mengajar, ada sebagian yang mengobrol dikantin, dan sebagainya.

c. Kekurang kompakan dengan guru dan karyawan lain.

Komunikasi yang terjalin antara para guru dan karyawan di sekolah juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kedisiplinan. Jika komunikasi yang terjalin ada yang kurang baik maka akan jadi faktor penghambat sikap disiplin. Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Surakarta.

Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara tanggal 10 Okober 2012 :“Ya cuma tadi ada beberapa orang yang kurang

commit to user

kompak walaupun sudah di ingatkan, yang lain mau melaksanakan dia tidak, yang lain bisa datang tepat waktu, dia tidak”.

Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pernyataan dari informan II dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 : Terkadang mungkin ada yang kalau tidak suka ya sudah tidak suka,

tidak dilaksanakan. Padahal yang lain bisa memaklumi meskipun tidak suka dia tidak mau seperti yang lain, semaunya sendiri. Padahal kita kan satu tim istilahnya. Satu sekolah, satu organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa ketidakkompakan guru dan karyawan dalam hal dalam melaksanakan peraturan yang ada dan bekerjasama dengan guru dan karyawan yang lain mempengaruhi usaha kepala sekolah dalam menumbuhkan sikap disiplin terhadap guru dan karyawan.