vii 3.
Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah …………. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 75
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 76
C. Saran ........................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79 LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
JUDUL HALAMAN
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
43
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR TABEL TABEL JUDUL
HALAMAN Tabel 1.1
Tabel 1.2 Tabel 1.3
Tabel 1.4 Tabel 2.1
Tabel 2.2 Tabel 4.1
Tabel 4.2 Tabel 4.3
Tabel 4.4 Tabel 4.5
Tabel 4.6 Tabel 4.7
Tabel 4.8 Perkembangan Sumber – Sumber PAD
Kabupaten Karo Periode Tahun 2001 – 2006
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Di
Kabupaten Karo Periode Tahun 2001 – 2006
Perkembangan Sumber – Sumber PAD Kabupaten Karo Periode Tahun 1997 – 2000
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Karo Periode Tahun 1997 – 2000
Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal
Daftar Hasil Penelitian Terdahulu
Luas Kecamatan dan Jumlah DesaKelurahan per Kecematan di Kabupaten Karo
Realisasi Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Pemerintah Kabupaten Karo
Sebelum Otonomi Daerah Realisasi Anggaran Pendapatan dan
BelanjaDaerah Pemerintah Kabupaten Karo Setelah Otonomi Daerah
Derajat Desentralisasi Fiskal Sebelum Otonomi Daerah Pada Kabupaten Karo
Derajat Desentralisasi Fiskal Setelah Otonomi Daerah Pada Kabupaten Karo
Tingkat Kemandirian Pembiayaan Sebelum Otonomi Daerah Pada Kabupaten Karo
Tingkat Kemandirian Pembiayaan Setelah Otonomi Daerah Pada Kabupaten Karo
Kemandirian Keuangan Daerah Sebelum Otonomi Pada Kabupaten Karo
9
9 10
10 24
39
50
57
60
64
64
69
69
72
Universitas Sumatera Utara
x Tabel 4.9
Kemandirian Keuangan Daerah Setelah Otonomi Pada Kabupaten Karo
73
Universitas Sumatera Utara
xi
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN
JUDUL 1
2 3
4 5
6 7
8 9
APBD Realisasi T.A. 19971998 APBD Realisasi T.A. 19981999
APBD Realisasi T.A. 19992000 APBD Realisasi T.A. 2000
Laporan Realisasi APBD T.A. 2001 Laporan Realisasi APBD T.A. 2002
Laporan Realisasi APBD T.A. 2003 Laporan Realisasi APBD T.A. 2004
Rekapitulasi Rasio Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Karo T.A. 9798 – 2004
Universitas Sumatera Utara
xii
DAFTAR SINGKATAN
APBN : Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara
BHPBP : Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
BPPP : Bantuan Pemerintah PusatPropinsi dan Pinjaman
BRNBP : Belanja Rutin Non Belanja Pegawai
BUMD : Badan Usaha Milik Daerah
DAK : Dana Alokasi Khusus
DAU : Dana Alokasi Umum
DOF : Derajat Otonomi fiskal
PAD : Pendapatan Asli Daerah
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
PEMDA : Pemerintah Daerah
SB : Sumbangan Daerah
TPD : Total Penerimaan Daerah
TPE : Tingkat Perkembangan Ekonomi
TPjD : Total Pajak Daerah
TPL : Total Pengeluaran Lain-lain
TSA : Total Sisa Anggaran
Universitas Sumatera Utara
iii
ABSTRAK
DANY MARISON PINEM.030503098. Analisis Kinerja Keuangan Daerah Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah pada Pemerintah Kabupaten
Karo.Pembimbing : Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Karo sebelum otonomi diberlakukan dan sesudah diberlakukannya otonomi. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten
Karo dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif, dimana dalam penelitian ini menggunakan analisis rasio pengukuran kinerja keuangan
daerah yang terdiri dari rasio derajat desentralisasi fisikal, rasio tingkat kemandirian pembiayaan, dan rasio tingkat kemandirian keuangan daerah.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut : pertama, diberlakukannya otonomi daerah ternyata tidak memperbaiki atau menaikkan secara keseluruhan rata-rata
kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Kedua, analisis rasio derajat desentralisasi fiscal menunjukkan rasio PADTPD pada Pemerintah
Kabupaten Karo terjadi penurunan kinerja setelah otonomi daerah. Demikian pula untuk rasio BHPBPTPD juga mengalami penurunan kinerja setelah otonomi
daerah diterapkan. Rasio PADTPD dan BHPBDTPD yang mengalami penurunan kinerja disebabkan karena realisasi PAD, jenis objek penerimaan
setelah otonomi daerah mengalami penurunan. Selain itu krisis ekonomi telah menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas fiskal daerah, karena beberapa
sumber penerimaan daerah Pendapatan Asli Daerah misalnya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah cenderung menurun, baik jenisnya maupun nominal yang
dipungut. Ketiga, analisis rasio kemandirian pembiayaan PADBRNP yang mengalami penurunan rata-rata sebesar 47.61 ini berarti penurunan kinerja di
Pemerintah Kabupaten Karo. Dalam ini berarti Pendapatan Asli Daerah tidak maksimal dalam memenuhi atau membiayai belanja daerah. Sedangkan untuk
rasio TPjDPAD yang mengalami kenaikan sebesar 16.67 mengindikasikan bahwa pajak daerah merupakan komponen utama dari Pendapatan Asli Daerah
setelah adanya otonomi daerah. Keempat, Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan terjadi penurunan rata-rata rasio PADBPPP sebelum dan sesudah
diberlakukannya otonomi daerah sebesar 6.81 berarti penurunan kinerja keuangan pada Pemerintah Kabupaten Karo, dalam hal ini berarti dari tahun ke
tahun semakin bergantung kepada Pemerintah PusatProvinsi serta pinjaman.
Kata kunci : Kinerja Keuangan Daerah, Otonomi Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Rasio Desentralisasi Fisikal, Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah dan Rasio Kemandirian Pembiayaan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
iv
ABSTRACT
DANY MARISON PINEM.030503098. The analysis of the local’s financial performance before and after local autonomy applied in regency of
Karo. The Guide: Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
This Research aimed at giving the picture concerning the financial performance of Karo regency before and after local autonomy. This research was carried out
in Karo regency by using the secondary data that was received from the Central Committee of Statistik BPS North Sumatra. The data collection was carried out
by documentation.Analysis method that used was the descriptive comparative method, where in this research used the analysis of the grating of local financial
performance ratio that consisted the ratio of fiscal decentralization degree , the ratio of funding independency degree, and the ratio of local financial
independency degree. Results of the research showed as follows: first, local autonomy implementation
evidently did not improve or raised on whole in average the financial performance of Karo regency. Secondly, the analysis of the ratio of fiscal
decentralisation degree showed the ratio of PADTPD in Karo Regency
decreased financial performance after local autonomy. Likewise for the ratio of BHPBDTPD also declined in finance performance after local autonomy was
applied. The ratio of PADTPD and BHPBPTPD that decline in financial performance was caused PAD realisation, the kind of acceptance after local
autonomy decreased. Moreover the economic crisis caused decline in local fiscal capacity, because of
several sources of local acceptance like local taxes and local Fees tended to descend, both his kind and nominal that was quoted. Thirdly, the ratio analysis of
funding autonomy PADBRNP that decline in average of 47,61 meant the decline in financial performance of Karo Regency.In these case meant the real
local revenue was not maximal in financing local expenses. Whereas for the ratio of TPjDPAD that increas as 16,67 indicated that local tax was the main
component from the real local revenue after local autonomy. Fourthly, the Ratio of local financial independency degree decrease average ratio of PADBP P P
before and after the implementation local autonomy as 6,81 that meant decreased of financial performance of Karo Regency, in this case from year to
year increasingly depending to the central Government Province and loan.
Keywords : local financial performance, local autonomy, local revenue, fiscal decentralisation degree, funding independency degree,
local financial independency degree
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN