Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

72

3. Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio tingkat kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern terutama pemerintah pusat dan propinsi semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi resiko kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama pendapatan asli daerah. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi. Tabel 4.8 Kemandirian Keuangan Daerah Sebelum Otonomi Pada Kabupaten Karo No. Keterangan Sebelum Otonomi DaerahTahun 19971998 19981999 19992000 2000 1 PADBPPP 17,87 5,57 6,11 15,95 2 Rata-rata1 11,38 Sumber: Penulis, 2008 Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 4.9 Kemandirian Keuangan Daerah Sesudah Otonomi Pada Kabupaten Karo No. Keterangan Sesudah Otonomi DaerahTahun 2001 2002 2003 2004 1 PADBPPP 3.88 5.25 4.61 4.45 2 Rata-rata 4.55 Sumber: Penulis, 2008 Tabel 4.8 menunjukkan rasio tingkat kemandirian keuangan daerah Kabupaten Karo dari tahun anggaran 1997 sampai tahun anggaran 2000, dan tabel 4.9 menunjukkan rasio tingkat kemandirian keuangan daerah Kabupaten Karo dari tahun anggaran 2001 sampai dengan tahun 2004. Berdasarkan tabel kemandirian keuangan daerah sebelum dan sesudah otonomi daerah dijumpai bahwa terjadi penurunan rata-rata rasio PADBPPP yaitu sebesar 6.83. Dimana sebelum diberlakukan otonomi daerah rata-rata rasio PADBPPP sebesar 11,38 dan setelah diberlakukannya otonomi daerah rasio PADBPPP sebesar 4.55. Penurunan rata-rata rasio PADBPPP sebelum dan sesudah diberlakukannya otonomi daerah berarti penurunan kinerja keuangan pada Pemerintah Kabupaten Karo, dalam hal ini berarti dari tahun ke tahun semakin bergantung kepada Pemerintah PusatProvinsi serta pinjaman. Hal ini ditandai dengan semakin tingginya Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus yang ditransfer dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara 74 Realita ini mengharuskan Pemerintah Kabupaten Karo harus mengurangi ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat untuk tercapainya cita-cita otonomi daerah melalui pengoptimalisasian sumber pendapatan asli daerah yang telah ada maupun meminta kewenangan yang lebih luas untuk mengelola sumber pendapatan yang lain yang sampai saat ini masih dikuasai pusat atau provinsi, misalnya Pajak Kendaraan Bermotor. Universitas Sumatera Utara 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN