Desain Penelitian Data Penelitian Teknik Pengumpulan Data Jadwal dan Lokasi Penelitian

44

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah berbentuk deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan atau selama kurun waktu tertentu dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Umar Husein 2001 : 56 mengatakan bahwa salah satu tanda suatu penelitian itu berjenis deskriptif adalah adanya studi kasus pada penelitian tersebut, seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.

B. Data Penelitian

Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten Karo yang diterbitkan oleh kantor Statistik BPS Sumatera Utara. Periode Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang menjadi pengamatan penelitian ini adalah periode empat tahun sebelum otonomi daerah tahun anggaran 19971998 – 19992000 dan empat tahun sesudah otonomi daerah 2001 – 2004. Universitas Sumatera Utara

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pada penelitian ini adalah : 1. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan teknik dengan melakukan pencatatan dan foto copy data yang diperlukan. 2. Teknik Kepustakaan Teknik kepustakaan merupakan teknik dengan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan melalui buku-buku, literature-literatur, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian.

D. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode :

1. Metode Deskriptif

Metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian diklasifikasikan, dianalisis, selanjutnya diinterprestasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Dalam hal ini analisis data akan dilakukan dengan menggunakan formula yang telah disebutkan sebelumnya. Adapun formula yang digunakan adalah : a. Tingkat kemandirian pembiayaan Ukuran ini menguji tingkat kekuatan kemandirian pemerintah kabupaten dan kota dalam membiayai APBD setiap periode anggaran. Universitas Sumatera Utara Menurut Munir 2004 : 101 tingkat kemandirian pembiayaan diukur menurut 2 kriteria ukuran yaitu : 1. Kemampuan daerah dalam pembiayaan : PAD Belanja Rutin Non Belanja Pegawai 2. Kemampuan mobilisasi daerah : Pajak Daerah PAD Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan eksternal bersama pemerintah pusat dan provinsi semakin rendah, demikian sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi parisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi. Secara umum, semakin tinggi kontribusi pendapatan asli daerah dan semakin tinggi kemampuan daerah untuk membiayai kemampuannya sendiri akan menunjukkan kinerja keuangan daerah positif. Dalam hal ini, kinerja keuangan positif dapat diartikan sebagai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai kebutuhan daerah dan mendukung pelaksanaan otonomi daerah tersebut. b. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pandapatan asli daerah dibandingkan dengan Universitas Sumatera Utara pendapatan daerah yang berasal dari sumber lain, misalnya bantuan dari pemerintah pusatpropinsi ataupun dari pinjaman. Tingkat kemandirian keuangan : PAD Bantuan Pemerintah PusatPropinsi dan Pinjaman Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern terutama pemerintah pusat dan propinsi semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya. c. Derajat Desentralisasi Fiskal Ukuran ini menunjukkan tingkat kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yaitu kabupatenkota untuk melaksanakan pembangunan. Ini berarti bahwa pemerintah pusat memberikan otonomi kepada daerah untuk menyelenggarakan pengelolaan dan pembiayaannya dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan kota. Derajat Desentralisasi fiskal : PAD Total Penerimaan Daerah

2. Metode Komperatif

Metode analisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari objek penelitian lalu membandingkan dengan keadaan yang diinginkan pada penelitian ini yaitu sebelum dan sesudah otonomi daerah, sehingga diketahui gambaran dan membuat kesimpulan yang sebenarnya dari masalah yang diteliti. Universitas Sumatera Utara

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai oleh penulis pada bulan Oktober 2007 sampai dengan selesai, yang dilakukan di Badan Pusat Statistik Sumatera Utara yang berada di Jalan Asrama No. 179 Medan. Universitas Sumatera Utara 49

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Karo

Profil Kabupaten Karo Kabupaten karo secara geografis terletak diantara 2 0 55-3 0 19 LU dan 97 0 55-98 0 38 BT. Kabupaten Karo secara administratif terdiri dari 13 Kecamatan, 14 Kelurahan dan 248 desa. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km 2 atau 212.725 Ha, dengan jumlah penduduk 289.250 jiwa. Kabupaten karo merupakan salah satu daerah yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah hulu sungai. Luas wilayah kabupaten Karo adalah 2.127.25 km2 atau 212.725 km atau 2.97 dari luas provinsi Sumatera Utara. Suhu udara di kabupaten Karo berkisar antara 14º C - 26º C dengan kelembapan udara rata-rata setinggi 89 . Letak kabupaten Karo sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa kabupatenkota provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo diapit oleh enam kabupaten lainnya di Sumatera Utara dan satu provinsi dan sekaligus berbatasan dengan kabupaten Langkat dan kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, kabupaten Dairi dan kabupaten Toba Samosir di sebelah selatan, kabupaten Deli Serdang dan kabupaten Simalungun di sebelah timur dan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam di sebelah barat. Kabupaten Karo dengan ibukota Kabanjahe secara Universitas Sumatera Utara