68
Jika ditinjau berdasarkan interval kriteria kinerja keuangan hasil penemuan tim Fisipol UGM Tabel 2.1 pada halaman 18, angka ini persentase derajat
desentralisasi fiskal khususnya rasio PADTPD untuk Kabupaten Karo berada pada tingkat yang sangat kurang, karena kurang dari 10.
Kualitas pemerintahan, yang merupakan variabel gabungan dari partisipasi masyarakat, orientasi pemerintah, pembangunan sosial dan manajemen ekonomi
makro berhubungna positif dengan derajat desentralisasinya maka semakin baik pula partisipasi masyarakatnya, orientasi pemerintah, pembangunan sosial, dan
manajemen ekonomi makro. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pemerintahan Pemerintah Kabupaten Karo kurang baik sebelum dan sesudah
otonomi daerah.
2. Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan
Rasio ini bermaksud untuk mengukur tingkat kemampuan PAD dalam membiayai belanja daerah diluar belanja pegawai dan untuk mengukur tingkat
kontribusi pajak daerah sebagai sumber pendapatan yang dikelola sendiri oleh daerah terhadap total PAD.
Tabel 4.6 Menunjukkan tingkat kemandirian pembiayaan Kabupaten Karo dari tahun anggaran 1997 sampai tahun anggaran 2000,dan Tabel 4.7
menunjukkan tingkat kemandirian pembiayaan Kabupaten Karo dari tahun anggaran 2001 sampai dengan tahun anggaran 2004.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.6 Tingkat Kemandirian Pembiayaan Sebelum Otonomi Daerah
Pada Kabupaten Karo
No. Keterangan
Sebelum Otonomi DaerahTahun 19971998 19981999
19992000 2000
1 PADBRNBP 69,16
25,43 60,95 116,29
2 TPjDPAD 28,45
28,48 40,50
18,37 Rata-rata1
67,95 Rata-rata2
28,95 Sumber: Penulis, 2008
Tabel 4.7 Tingkat Kemandirian Pembiayaan Setelah Otonomi Daerah
Pada Kabupaten Karo
No. Keterangan Setelah
Otonomi DaerahTahun
2001 2002 2003 2004 1
PADBRNBP 33,85 22,62 21,04 9,95 2
TPjDPAD 50,64 42,85 41,02 47,95
Rata-rata1 21,87
Rata-rata2 45,62
Sumber: Penulis, 2008
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebelum otonomi rata-rata perbandingan antara PADBRNBP sebesar 67,95 sedangkan pada era otonomi daerah yang
dapat dilihat pada tabel 4.7 rata-rata rasionya hanya mencapai 20,34 , Hal ini menunjukkan bahwa setelah otonomi daerah kemandirian pembiayaan Kabupaten
Karo mengalami penurunan yang signifikan sehingga dapat juga disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
70
bahwa kinerja keuangan di Pemerintah Kabupaten Karo dilihat dari rasio tingkat kemandirian pembiayaan mengalami penurunan pada era otonomi daerah.
Bila dilihat dari rata-rata perbandingan TPjDPAD sebelum otonomi daerah sebesar 28,95 menunjukkkan bahwa penerimaan Pajak Daerah belum
merupakan sumber PAD yang utama sedangkan setelah otonomi Daerah rata-rata perbandingannya mencapai 45,62. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pajak
Daerah merupakan sumber penerimaan PAD yang utama setelah otonomi daerah dan ini juga menunjukkan kinerja keuangan setelah otonomi daerah dalam
pencapaian target penerimaan pajak daerah jauh lebih baik apabila dibandingkan sebelum otonomi daerah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah khususnya dari pos Pajak dan Retribusi Daerah adalah
sebagai berikut : a. Upaya Intensifikasi
Intensifikasi PAD adalah suatu tindakan atau usaha-usaha untuk memperbesar penerimaan dengan cara melakukan pemungutan yang lebih giat, ketat dan
teliti. Dalam upaya intensifikasi akan mencakup aspek ketatalaksanaan dan aspek personalianya, yang pelaksanaannya meliputi :
1. Memperbaiki dan menyesuaikan aspek kelembagaan organisasi Dispenda, berikut perangkatnya sesuai dengan kebutuhan yang terus berkembang.
2. Memperbaikimenyesuaikan aspek ketatalaksanaan, baik administrasi maupun operasional yang meliputi :
Universitas Sumatera Utara
71
- penyesuaianpenyempurnaan administrasi pungutan - penyesuain tarif
- penyesuaian system pelaksanaan pungutan 3.
Pengawasan dan pengendalian yang meliputi pengawasan dan pengendalian yuridis, teknis dan penatausahaan.
4. Peningkatan sumber daya manusia pengelola PAD, dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan, kursus, dan juga program –
program pendidikan yang berkaitan dengan hal tersebut. 5. Meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat.
b. Upaya Ekstensifikasi Ekstensifikasi PAD adalah usaha-usaha untuk menggali sumber- sumber PAD
yang baru, namum tidak bertentangan dengan kebijakan pokok nasional, yaitu pungutan pajak dan retribusi daerah yang dilaksanakan tidak semata-mata
untuk menggali pendapatan daerah berupa sumber penerimaan yang memadai, tetapi juga melaksanakan fungsi fiskal lainnya agar tidak memberatkan bagi
masyarakat. Untuk mengurangi ketergantungan pada pengalihan keuangan dari pusat,
pemerintah daerah perlu menelusuri upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas finansialnya dengan mengembangkan basis pajak, meningkatkan
pengumpulan pajak dan retribusi, merasionalkan pengeluaran, mempromosikan kemitraan swasta-pemerintah dalam menyediakan pelayanan
daerah dan menggunakan lahan daerah sebagai sumber daya penting.
Universitas Sumatera Utara
72
3. Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah