Unjuk Rasa Setelah Reformasi

mahasiswa tewa akibat peluru tajam. 34 Tragedi ini menjadi pemicu bagi rangkaian kerusuhan atau unjuk rasa yang lebih besar.

C. Unjuk Rasa Setelah Reformasi

Sejak pemerintahan Soeharto berakhir di tahun 1998, turut berubah pula paradigma hubungan sipil-militer di negeri ini. Negeri kita sebelumnya amat didominasi oleh militer, dan memang hal ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa Indonesia itu sendiri. Setelah reformasi bergulir, saluran demokrasi dan prasyarat Indonesia menjadi negara demokratis terbuka lebar. Kebebasan berpendapat secara lisan atau tulisan, baik melalui media cetak maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangat pesat. Namun, terkadang ada yang menyalah artikan kemerdekaan menyampaikan pendapat tersebut. Dengan mengartikan semua hal boleh diungkap walaupun melanggar etika, moralitas, dan hukum. Sebagai negara demokrasi, tentunya Indonesia menganut prinsip bahwa rakyat adalah penentu utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seluruh bangsa Indonesia dijamin dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 2. Oleh karena itu, berbagai hak-hak yang melekat dalam diri warga negara dijamin sepenuhnya oleh negara atau Undang-undang. Undang-undang Dasar 1945 memberikan jaminan konstitusional terhadap kemerdekaan mengemukakan pendapat. Dalam Pasal 28 UUD 1945, dinyatakan secara tegas bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, dan sebagainya ditetapkan dengan Undang- 34 Habibie, Detik-Detik yang Menentukan : Jalan Panjang Menuju Demokrasi THC Mandiri, Jakarta, 2006, hal 32. Universitas Sumatera Utara undang.” Kemudian dalam Pasal 28E Ayat 3 menyatakan “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Kedua pasal tersebut membuktikan bahwa UUD 1945 memberikan jaminan bahwa mengemukakan pendapat adalah hak asasi yang dijamin oleh Undang-undang. Dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1998 yang mengatur tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, dinyatakan bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan dan tulisan secara bebas serta bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian, Pasal 5 menyatakan “Warga negara yang menyampaikan pendapatnya di muka umum berhak mengeluarkan pikiran secara bebas dan memperoleh perlindungan hukum.” 35 Perkembangan demokrasi ini membawa kepada keadaan maraknya aksi unjuk rasa atau demonstrasi seperti nya sudah bukan hal yang baru dan aneh lagi bagi kamu. Hampir setiap hari orang bisa melihat aksi unjuk rasa di televisi. Berbagai aksi demonstrasi digelar di mana-mana. Mereka turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasinya masing-masing. Mulai dari aksi buruh, aksi guru, sampai aksi yang dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa. Bahkan tak kalah menariknya, terkadang unjuk rasa dilakukan oleh ibu-ibu dan mengajak serta anak-anak. Akan tetapi demonstrasi yang semakin marak terjadi itu sering berakhir anarki. Masyarakat sering melakukan hal-hal yang membuat terjadi bentrok antara aparat dengan warga sipil. Masyarakat sering tidak mematuhi asas-asas 35 Undang-Undang No. 9 Tahun 1998, Op.Cit, Pasal 5. Universitas Sumatera Utara menyampaikan pendapat di muka umum, yang asas-asas itu adalah sebagai berikut : 1. Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban 2. Asas musyawarah dan mufakat 3. Asas kepastian hukum dan keadilan 4. Asas proporsionalitas 5. Asas manfaat 36 Rakyat bebas untuk melakukan unjuk rasa untuk menyampaikan pendapatnya, akan tetapi unjuk rasa itu harus mempunyai etika individual bukan demi suatu kepentingan suatu kelompok. Masyarakat, dalam melakukan unjuk rasa harus demi kepentingan rakyat banyak, sehingga tercipta suatu demokrasi yang berjalan dengan baik. Sebagai warga negara yang mengetahui arti demokrasi, pasti akan menyambut baik nilai kebebasan itu dengan sikap dan perilaku positif. Adapun sikap dan perilaku tersebut, antara lain : 1. Bebas tetapi bertanggung jawab; 2. Jujur dan berani mengungkapkan pendapat; 3. Ikhlas menerima perbedaan dan berlapang dada; 4. Menghargai orang lain; 5. Aktif dan kreatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 36 Ibid, Pasal 3 Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGATURAN HUKUM TERHADAP DEMONSTRASI