1e. Penjara selama-lamanya empat bulan dua minggu atau kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp. 4.500,- kalau perbuatan itu menimbulkan bahaya umum bagi barang;
2e. Penjara selama-lamanya Sembilan bulan atau kurungan selam-lamanya enam bulan atau denda sebanyak-banyaknya
Rp. 4.500,- kalau perbuatan itu menimbulkan bahaya maut bagi orang lain;
3e. Penjara selama-lamanya satu tahun, kalau ada orang mati lantaran itu. K,U,H,P, 35, 206, 395”
41
Penjelasan : Perbuatan dalam pasal ini adalah sama dengan Pasal 200,
bedanya bahwa 200 dilakukan dengan “sengaja” delik dolus, sedang Pasal 201 dilakukan karena salahnya delik culpa,
ancaman hukuman dalam Pasal 200 adalah lebih berat.
B. Pengaturan Terhadap Demonstrasi yang Bersifat Anarki di Luar
KUHP
Selain dapat dikaitkan dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana demonstrasi yang bersifat anarki dapat dikaitakan dengan Undang-undang
41
Ibid
Universitas Sumatera Utara
yang diatur dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
1. Tinjauan Umum tentang demonstrasi menurut Undang-undang No. 9
Tahun 1998 tentang Kemerdekaan mengemukakan Pendapat di Muka Umum
Undang-undang ini mengatur serta menjamin kebebasan untuk mengemukakan pendapat di muka umum. Kemerdekaan menyampaikan pendapat
adalah hak setiap warga Negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggungjawab sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
42
Menyampaikan pendapat di muka umum merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin dalam Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi
: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.
43
Kemerdekaan menyampaikan pendapat tersebut sejalan dengan Pasal 19 Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia yang berbunyi : Setiap orang berhak
atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat dengan tidak mendapat gangguan dan untuk
42
Undang-Undang No. 9 Tahun 1998, Op.Cit, Pasal 1 1.
43
Undang-Undang Dasar 1945
Universitas Sumatera Utara
mencari, menerima, dan menyampaikan keterangan dan pendapat dengan cara apa pun juga dan dengan tidak memandang batas-batas.
44
Perwujudan kehendak warga negara secara bebas dalam menyampaikan pikiran secara lisan dan tulisan dan sebagainya harus tetap dipelihara agar seluruh
layanan sosial dan kelembagaan baik infrastruktur maupun suprastruktur tetap terbebas dari penyimpangan atau pelanggaran hukum yang, bertentangan dengan
maksud, tujuan dan arah dari proses keterbukaan dalam pembentukan dan penegakan hukum sehingga tidak menciptakan disintegrasi sosial, tetapi justru
harus dapat menjamin rasa aman dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, maka kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka
umum harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sejalan dengan ketentuan peraluran perundang-undangan yang berlaku dan prinsip hukum
intemasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 29 Deklarasi Universal Hak- Hak Asasi Manusia yang antara lain menetapkan sebagai berikut :
a. Setiap orang memiliki kewajiban terhadap masyarakat yang
memungkinkan pengembangan kepribadiannya secara bebas dan penuh;
b. Dalam pelaksanaan hak dan kebebasannya, setiap orang harus tunduk
semata-mata pada pembatasan yang ditentukan oleh Undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan dan penghargaan terhadap
hak serta kebebasanorang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat yang
44
Deklarasi Universal Hak-Hak Manusia, Pasal 19.
Universitas Sumatera Utara
adil bagi moralitas, ketertiban. serta kesejahteraan umum dalam suatu masyarakaat yang demokratis;
c. Hak dan kebebasan ini sama sekali tidak boleh dijalankan secara
bertentangan dengan tujuan dan asas Perserikatan Bangsa-Bangsa.
45
Dikaitkan dengan pembangunan bidang hukum yang meliputi materi hukum, aparatur hukum, sarana dan prasarana hukum, budaya hukum dan hak asasi
manusia. pemerintah Republik Indonesia berkewajiban mewujudkannya dalam bentuk sikap politik yang aspiratif terhadap keterbukaan dalam pembentukan dan
penegakan hukum. Bertitik tolak dari pendekatan perkembangan hukum, baik yang dilihat
dari sisi kepentingan nasional maupun dari sisi kepentingan hubungan antar bangsa, maka kcmerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum harus
berlandaskan: a. Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban;
b. Asas musyawarah dan mufakat; c. Asas kepastian hukum dan keadilan;
d. Asas proporsionalitas; e. Asas manfaat.
46
Kelima asas tersebut merupakan landasan kebebasan yang bertanggungjawab dalam berpikir dan bertindak untuk menyampaikan pendapat di
muka umum. Berlandaskan atas kelima asas kemerdekaan menyampaikan
45
Ibid, Pasal 29.
46
Undang-Undang No 9 Tahun 1998, Op. Cit, Pasal 3.
Universitas Sumatera Utara
pendapat di muka umum tersebut maka pelaksanaannya diharapkan dapat mencapai tujuan untuk :
a. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu hak
asasi manusia sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; b.
Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan
pendapat; c.
Mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya partisipasi dan kreativitas setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung
jawab dalam kehidupan berdemokrasi; d.
Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, tanpa mengabaikan kepentingan perorangan
atau kebmpok.
47
Sejalan dengan tujuan di atas rambu-rambu hukum harus memiliki karakteristik otonom, responsif dan mengurangi atau meninggalkan karakteristik
yang represif. Dengan berpegang teguh pada karakteristik tersebut, maka Undang- undang tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum.
merupakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang bersifat regulatif. sehingga di satu sisi dapat melindungi hak warga negara sesuai dengan Pasal 28
Undang undang Dasar 1945. dan di sisi lain dapat mencegah tekanan-tekanan, baik fisik maupun psikis, yang dapat mengurangi jiwa dan makna dari proses
keterbukaan dalam pembentukan dan penegakan hukum.
47
Ibid, Pasal 4.
Universitas Sumatera Utara
Undang-undang ini mengatur bentuk dan tata cara penyampaian pendapat di muka umum. dan tidak mengatur penyampaian pendapat melalui media massa,
baik cetak maupun elektronika dan hak mogok bekerja di lingkungan kerjanya. Menyampaikan pendapat di muka umum merupakan hak dari setiap warga
Negara, akan tetapi warga Negara juga harus dapat melaksanakan kewajibannya sebagai Negara agar setiap warga Negara dapat mendapatkan hak-hak yang
dimilikinya. Adapun hak yang dimiliki setiap warga Negara dalam menyampaikan pendapatnya adalah sebagai berikut :
a. Mengeluarkan pikiran secara bebas;
Pengertian mengeluarkan pikiran secara bebas adalah mengeluarkan pendapat, pandangan, kehendak, atau perasaan yang bebas
dari tekanan fisik, psikis, atau pembatasan yang tidak bertentangan dengan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Undang-undang No. 9 Tahun
1998. b.
Memperoleh perlindungan hukum.
48
Dalam hal memperoleh perlindungan hukum termasuk di dalamnya adalah jaminan keamanan.
Selain hak-hak yang diuraikan di atas, setiap warga Negara juga wajib melaksanakan kewajiban serta dapat bertanggung jawab seperti
berikut ini : a. Menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain;
b. Menghonnati aturan-aturan moral yang diakui umum;
48
Ibid, Pasal 5.
Universitas Sumatera Utara
c.Menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Menjaga dan menghonnati keamanan dan ketertiban umum; dan e. Menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
49
Dalam pelaksanaan demonstrasi selain dari masyarakat atau setiap peserta dari demonstrasi itu sendiri peran aparat juga diharapkan dalam
menjaga keamanan dan kelancaran jalannya demonstrasi agar tetap terjaga dengan aman. Aparat mempunyai kewajiban dan tanggung jawab antara
lain : a.
Melindungi hak asasi manusia; b.
Menghargai asas legalitas; c.
Menghargai asas praduga tidak bersalah; d.
Menyelenggarakan keamanan.
50
Ada beberapa bentuk penyampaian pendapat di muka umum yaitu : a.
Unjuk rasa atau demonstrasi; b.
Pawai; c.
Rapat umum; d.
Mimbar bebas. Penyampaian pendapat di muka umum seperti yang diuraikan di
atas wajib mengajukan pemberitahuan kepada polri, agar aparat kepolisian dapat menyiapkan pengamanan terhadap aksi-aksi dalam menyampaikan
pendapat di muka umum agar tidak terjadi kerusuhan. Pemberitahuan ini
49
Ibid, Pasal 6.
50
Ibid, Pasal 7.
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh yang bersangkutan, dalam hal ini adalah pemimpin ataupun penanggung jawab dari aksi-aksi tersebut. Pemberitahuan kepada pihak
polri di sampaikan selambat-lambatnya 3 x 24 jam sebelum aksi tersebut dilaksanakan.
Adapun surat pemberitahuan yang diajukan kepada polri memuat beberapa hal yaitu :
a. Maksud dan tujuan;
b. Tempat, lokasi dan rute;
c. Waktu dan lama;
d. Bentuk;
e. Penanggungjawab;
f. Nama dan alamat organisasi, kelompok ataupun perorangan;
g. Alat peraga yang dipergunakan;
h. Jumlah peserta.
51
Di dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1998 ini juga mengatur sanksi-sanksi, baik terhadap peserta demonstrasi maupun orang-orang
yang menghalangi setiap orang yang ingin menyampaikan pendapatnya di muka umum. Adapun sanksi-sanksi yang diatur di dalam Undang-undang
No. 9 Tahun 1998 adalah : a.
Pasal 15 Undang-undang No. 9 Tahun 1998 “Pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum dapat
dibubarkan apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
51
Ibid, Pasal 11.
Universitas Sumatera Utara
dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9 ayat 2 dan ayat 3, Pasal 10 dan Pasal 11”.
Ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 6 tersebut adalah kewajiban serta tanggung jawab dari setiap peserta, ketentuan di dalam Pasal
9 ayat 1 adalah bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum, Pasal 9 ayat 2 adalah tempat-tempat yang tidak
diperbolehkan menyampaikan melakukan aksi-aksi dalam menyampaikan pendapat di muka umum seperti lingkungan
kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit, pelabuhan udara atau darat, stasiun kereta api, terminal angkutan
darat, dan obyek-obyek vital nasional serta pengecualian pada hari besar nasional. Ketentuan dalam Pasal 10 adalah semua aksi yang
termasuk dalam penyampaian di muka umum harus dilaporkan kepada pihak polri. Ketentuan Pasal 11 adalah hal-hal yang dimuat
dalam surat pemberitahuan kepada polri. b.
Pasal 16 Undang-undang No. 9 Tahun 1998 “Pelaku atau peserta pelaksanaan penyampaian pendapat di muka
umum yang melakukan perbuatan melanggar hukum, dapat dikenakan sanksi hokum sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangn yang berlaku” c.
Pasal 17 Undang-undang No. 9 Tahun 1998 “Penanggung jawab pelaksanaan penyampaian pendapat di muka
umum yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
Universitas Sumatera Utara
dalam Pasal 16 Undang-undang ini dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pidana yang berlaku
ditambah dengan 13 satu per tiga dari pidana pokok” d.
Pasal 18 Undang-undang No. 9 Tahun 1998 “1 Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
menghalang-halangi hak warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum yang telah memenuhi ketentuan Undang-
undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun.
2 Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah kejahatan”
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PESERTA