18
proses pengimbuhan atau afiksasi, kata ulang atau reduplikasi, kata majemuk atau kompositum dan sintaksis atau kalimat.
Bentuk kata majemuk bahasa Indonesia dapat berupa bentuk bebas kata majemuk dasar yaitu bentuk bahasa yang dapat berdiri sendiri ,yang belum
mengalami proses morfologis, bentuk bentukan kata majemuk berimbuhan dan kata majemuk berulang yaitu bentuk bahasa yang sudah mengalami proses morfologis,
dan bentuk unik adalah bentuk yang hanya dapat berkombinasi dengan bentuk bentuk bebas tertentu.
Azmah,1995:44-45 Hassan Alwi 1998 : 151-156 menyebutkan kata majemuk terdiri dari kata majemuk dasar,kata majemuk
berimbuhan dan kata majemuk berulang.Kata majemuk dasar yakni gabungan dua kata dasar atau lebih berupa kata bendaKB, kata kerja KK , kata sifat KS dan
kata bilangan KBil. Kata majemuk berimbuhanKMBi terdapat imbuhan berupa preposisi yang melekat pada komponen pertama. Imbuhan yang melekat adalah ber-,
meN,di-, peN, dan ke-an.Bentuk kata majemuk berulang dapat dibagi atas kata majemuk berulang sebagian KMBseb dan kata majemuk seluruhnyaKMBsel.
Apabila kita bandingkan pendapat kedua ahli bahasa diatas tampak banyak persamaan. Bentuk bentukan yang disebutkan oleh Azmah sama dengan bentuk
berimbuhan dan bentuk berulang yang disebutkan oleh Hassan Alwi karena kedua bentuk ini terjadi karena adanya proses morfologis. Jadi, dalam penelitian ini
didasarkan pada pendapat Hassan Alwi.
2.2.3 Pola Kata Majemuk kompositum
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pola didefinisikan sebagai gambaran atau susunan yang tetap. Zain 1954: 27-29 membagi kata majemuk ke dalam dua
bagian yakni 1 berasal dari bahasa Indonesia sejati dan 2 berasal dari bahasa asing. Kata majemuk bahasa Indonesia sejati dapat dibagi kedalam tiga bagian : a kedua
19
bagian sama derajatnya atau sama – sama berkedudukan sebagai inti dan keduanya harus disatukan,misalnya suami istri, tua muda,dan hutan rimba; b bagian yang
pertama sebagai inti sedangkan kata yang kedua sebagai atributif atau menerangkan bagian yang pertama,misalnya pesawat terbang, rumah sakit, dan jambu air; c
bagian yang kedua merupakan inti sedangkan bagian yang pertama berfungsi sebagai atributif, biasanya arti kata yang pertama itu bukan arti sebenarnya melainkan arti
kiasan , misalnya keras kepala, tangan besi, dan naik darah. Kata majemuk bahasa Indonesia memiliki pola yang dibedakan berdasarkan inti atau tidak intinya sebuah
satuan lingual. Satuan lingual inti merupakan satuan lingual yang kuat kedudukannya. Apabila satuan lingual yang mendukung atrubutif dilepaskan , satuan lingual yang inti
tersebut tetap terterima secara gramatikal atau samantis. Kata Majemuk bahasa Indonesia, juga dapat digolongkan kedalam tiga pola
yakni: 1.
Kata majemuk yang berpola D-D koordinatif 2.
Kata majemuk yang berpola D-M subordinatif progressif 3.
Kata majemuk berpola M-D subordinatif regresif
2.2.4 Makna Kompositum Kata Majemuk
Makna kata dibatasi sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau barang
yang diwakilinya atau referennya Keraf 1985 :25. Makna kata majemuk dibedakan
menurut kelas kata kata majemuk. Perubahan makna yang terjadi pada kata majemuk ditimbulkan oleh proses morfologis seperti afiksasi dan reduplikasi.
Kata majemuk kata benda dapat bermakna jamak atau lebih dari satu, jumlah, tempat ,alat, dan menyerupai. Kata majemuk kata kerja dapat bermakna intensitas
frekuentif, memiliki, memakai ,berusaha, menanam, resiprok, dan kausatif. Kata
20
majemuk kata sifat dapat bermakna sifat dan jamak. Kata majemuk kata bilangan hanya memiliki makna yang menyatakan jumlah. Nur Azmah,1995 :55-60
2.3 Tinjauan Pustaka