Tinjauan Pustaka KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

20 majemuk kata sifat dapat bermakna sifat dan jamak. Kata majemuk kata bilangan hanya memiliki makna yang menyatakan jumlah. Nur Azmah,1995 :55-60

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003 : 1198. Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003 : 912. Nurismilyda 1980 dalam skripsinya berjudul Kata Majemuk di dalam Bahasa Minangkabau menjelaskan unsur-unsur kata majemuk dalam bahasa Minangkabau,dan struktur pola susunan kata majemuk. Nurismilyda menyimpulkan ada sepuluh unsur kata majemuk dan terdiri dari tiga struktur pola susunan kata majemuk dalam bahasa Minngkabau. Minah Sitepu1986, dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kata Majemuk dan Frasa dalam Bahasa Batak Karo menyimpulkan bahwa kata majemuk merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan arti dan tidak dapat disisipkan kata lain di antara unsur –unsurnya. Dengan kata lain arti dari unsur -unsur kata majemuk itu sudah bergeser menjadi suatu pengertian baru yang didukung oleh kedua unsur tersebut. Nur Azmah 1995 dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Deskripsi frase dan kata majemuk dalam bahasa Indonesia menyimpulkan kata majemuk adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang mempunyai satu pengertian baru. Cirri – cirri kata majemuk antara lain : terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk satu pengertian baru, gabungan kata itu dalam hubungannya keluar membentuk satu pusat yang menarik keterangan atas kesatuan itu, dan tidak dapat disisipi bentuk lain. Bentuk yang menjadi pendukung kata majemuk tersebut dapat berupa bentuk bebas, 21 bentuk jadian dan bentuk unik. Perubahan arti kata majemuk dapat terjadi karena proses morfologis. Rosdiana Sihite 2007 dalam skripsinya yang berjudul Kata Kajemuk dalam Bahasa Batak Toba menyimpulkan bahwa kata majemuk Bahasa Batak Toba adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru dan gabungan kata tersebut tidak dapat disisipi kata lain, misalnya kata na ‘yang’. Kata majemuk bahasa batak Toba mempunyai tiga ciri yaitu ciri prakategorial, ciri morfologis dan ciri sintaksis. Wujudnya berupa kata majemuk dasar, kata majemuk berimbuhan ,dan kata majemuk berulang. Sedangkan polanya ada yang berpola D-D, D-M, dan M-D. maknanya adalah jamak,jumlah ,tempat, alat, menyerupai, berulang-ulang ,memakai , memiliki, menanam, memelihara, saling , kausatif dan sifat. 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Nagori Hutasaing, Kecamatan Dolok Silau , Kabupaten Simalungun. Desa Nagori Hutasaing terdiri dari lima dusun yaitu Nagori Bosi, Bosi Sinombah, Raya Dolok, Silau Marawan, dan Hutasaing. Penelitian dilakukan pada tanggal 14 Maret – 27 April 2011. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Menurut Malo, dkk.1985: 149 kata polulasi bukanlah diartikan sebagai penduduk seperti halnya dalam studi kependudukan. Polulasi dalam hal ini berarti sekumpulan unsur yang menjadi objek penelitian. Elemen populasi itu biasanya merupakan satuan anasisis. Populasi dapat berupa kumpulan semua kota di Indonesia, semua wanita di daerah pedesaan, semua siswa di Medan atau apa saja. Pada dasarnya populasi adalah himpunan semua hal yang ingin diketahui. Populasi penelitian ini adalah penutur bahasa Simalungun di Desa Nagori Hutasaing, Kecamatan Dolok Silau , Kabupaten Simalungun.

3.2.2 Sampel

Setelah populasi dirumuskan dengan jelas, barulah kita dapat menetapkan apakah mungkin untuk meneliti seluruh elemen populasi ataukah perlu mengambil sebagian saja dari populasi yang sering disebut sebagai sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 20 informan dari 200 populasi yang ada. Tiga orang dari dusun Nagori Bosi, empat orang dari dusun Bosi Sinombah, tiga