47
kata majemuk bahasa Simalungun dapat dibagi tiga bagian yakni 1 kata majemuk berpola D-D, 2 kata majemuk berpola D-M, dan 3 kata majemuk berpola M-D.
4.2.1 Kata Majemuk Berpola D-D
Kata majemuk berpola D-D disebut kata majemuk koordinatif. Kata koordinatif berasal dari bahasa Inggris yang terbentuk dari tiga penggalan kata yaitu
co ‘ kumpulan atau lebih dari satu’ ; ordinat ‘ inti pusat’ ; if ‘ bersifat’ maka coordinatif atau kordinatif adalah kumpulan dari dua komponen atau lebih yang
bersifat inti Zain 1954 : 25. Kata majemuk koordinatif mutlak berpola D-D Diterangkan – Diterangkan. Kata majemuk yang berpola D-D dibagi kedalam tiga
bagian , yakni 1 bersinonim, 2 berantonim, dan 3 setara. Inti kata majemuk disimbolkan dengan D diterangkan , sedangkan atributnya disimbolkan dengan M
menerangkan.
4.2.1.1 Kata Majemuk Berpola D-D Bersinonim
Kata majemuk berpola D-D dikatakan bersinonim karena pembentukannya merupakan hasil dari penggabungan dua kata yang maknanya kurang lebih sama. Jadi
kedua kata tersebut sama kuat dan sama fungsinya. Kata majemuk ini ada dalam bahasa Simalungun.
Contoh : 43 Piso + balati
piso balati D D
‘ pisau kecil yang tajam’ Juma + sabah
juma sabah D D
‘ladang sawah’ Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa kata piso ‘pisau’ dan kata balati ‘pisau kecil’
merupakan dua kata yang maknanya bersinonim dan kedua-duanya merupakan inti. Demikian juga dengan kata juma ‘ladang’ dan sabah ‘sawah’, kedua kata ini
48
maknanya hampir sama karena jika orang menyebutkan juma berarti tempat untuk menanam tanaman, sabah berarti tempat menanam tanaman yang ada pengairanya.
Jadi jika kita gabungkan juma sabah berarti ladang atau lahan untuk menanan tanaman baik yang ada pengairannya maupun tidak. Kedua kata ini merupakan inti.
Kata majemuk D-D bersinonim di atas termasuk dalam kata majemuk kata benda dasar karena tidak melekat imbuhan. Jika ada imbuhan yang melekat pada kata
majemuk berpola D-D bersinonim di atas maka kelas katanya akan berubah, misalnya marjuma sabah ‘ berladang sawah’ adalah kata majemuk kata kerja.
4.2.1.2 Kata Majemuk Berpola D-D Berantonim
Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna kurang lebih berlawanan Chaer 1997: 28. Kata majemuk berpola D-D berantonim ada dalam bahasa
Simalungun. Contoh : 44
Arian + borngin arian borngin
D D ‘ siang malam’
Kaka + anggi kaka anggi
D D ‘ kakak adik’
Kata arian ‘siang’ dan kata borngin ‘malam’ mempunyai makna yang berlawanan dan kedua kata ini merupakan inti karena sama kuat dan sama fungsinya. Sama halnya
dengan gabungan kata kaka anggi ‘kakak adik’
4.2.1.3 Kata Majemuk Berpola D-D Setara
Kata majemuk berpola D-D setara adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang selalu berdampingan atau setara. Kata tersebut tidak tergolong pada morfem
terikat dan bentuk pasangan unik karena masing –masing kata baik komponen pertama maupun komponen yang kedua sudah mempunyai makna leksikal.
49
Contoh : 45 Dalahi + daboru
dalahi daboru D D
‘ laki-laki perempuan’ Bapa + inang
bapa inang D D
‘ bapak ibu’ Nini + nono
nini nono D D
‘ cicit buyut’ Dari contoh di atas dapat dilihat ternyata gabungan kata majemuk yang bermakna
setara termasuk pada kata majemuk kata benda dasar karena tidak dilekati oleh imbuhan. Apabila kata majemuk berpola D-D setara diatas dilekati oleh imbuhan
maka gabungan kata tersebut berubah kelas katanya, misalnya marbapa inang ‘berbapak ibu’, dan marnini nono ‘bercicit buyut’ termasuk pada kata majemuk kata
kerja.
4.2.2 Kata Majemuk Berpola D-M