bawah biaya produksi, sehingga tambahan modal di negara tersebut akan dijadikan tambahan investasi dan akhirnya menambah pendapatan negara tersebut. Jadi,
sementara negara-negara maju diam, negara-negara berkembang terus mengejar, sehingga pada suatu saat negara-negara maju pasti akan tertangkap oleh negara-negara
berkembang. Begitulah kira-kira konsep teori konvergensi. Namun seperti yang kita ketahui,
bahwa teori konvergensi tidak terjadi di dunia nyata. Negara-negara berkembang, kecuali Jepang dan beberapa negara yang termasuk asian miracle, tidak pernah mampu
menangkap negara-negara maju. Bahkan kalau boleh dibilang, disparitas pendapatan antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang malah semakin melebar.
Dengan simplifikasi bahwa hanya ada dua faktor produksi dalam perekonomian, yaitu modal capital dan tenaga kerja labor, bisa dikatakan negara-negara maju yang
memiliki modal melimpah bersifat capital abundant, sedangkan negara-negara berkembang yang memiliki tenaga kerja melimpah bersifat labor abundant. Negara
maju yang memiliki modal berlimpah dibanding tenaga kerja akan mendistribusikan pendapatan lebih besar kepada tenaga kerja dibanding kepada modal. Sebaliknya,
negara berkembang yang memiliki tenaga kerja lebih banyak daripada modal akan menghargai modal lebih tinggi daripada tenaga kerja.
2.5 Kesejahteraan Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu negara. Kumpulan dari keluarga akan membentuk suatu lapisan masyarakat dan selanjutnya lapisan-lapisan masyarakat
tersebut bergabung dalam suatu kelompok besar yang di sebut bangsa atau negara. Berarti negara terbentuk dari kumpulan beberapa keluarga dalam suatu wilayah tertentu.
Jika ditarik kesimpulan maka keluarga memiliki peran yang penting dalam suatu bangsa.
Untuk menilai apakah suatu negara itu telah menjadi negara maju, dapat dilakukan dengan melihat tingkat kesejahteraan penduduknya dalam hal ini kita
mengambil porsi keluarga. Menurut Wikipedia 2010, sejahtera dapat menunjuk ke keadaan yang lebih baik, kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan
makmur, dalam keadaan sehat atau damai. Kesejahteraan disini meliputi seluruh bidang kehidupan manusia, mulai dari ekonomi, sosial, budaya, iptek, hankamnas, dan lain
sebagainya. Bidang-bidang kehidupan tersebut meliputi jumlah dan jangkauan pelayanannya. Oleh karena itu, kesejahteraan suatu bangsanegara sangat tergantung
pada kesejahteraan keluarga. Pengukuran kesejahteraan sangat sulit dan relatif sifatnya, tergantung pada
individu, selain itu dipengaruhi pula oleh banyak faktor, antara lain keadaan sosial, ekonomi, dan budaya masing-masing daerah di mana mereka bertempat tinggal. Untuk
mendapatkan kesejahteraan itu memang tidak gampang. Tetapi bukan berarti mustahil didapatkan. Tak perlu juga melakukan yang haram, sebab yang halal masih banyak yang
bisa dikerjakan untuk mencapai kesejahteraan. Kita hanya perlu memperhatikan indikator kesejahteraan itu. Adapun indikator
tersebut diantaranya adalah.
1. Jumlah dan pemerataan pendapatan. Hal ini berhubungan dengan masalah
ekonomi. Pendapatan berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya. Penyediaan lapangan kerja mutlak dilakukan oleh
semua pihak agar masyarakat memiliki pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa itu semua, mustahil manusia dapat mencapai
kesejahteraan. Tanda-tanda masih belum sejahteranya suatu kehidupan masyarakat adalah jumlah dan sebaran pendapatan yang mereka terima yang
tidak merata. Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha diperlukan agar masyarakat mampu memutar roda perekonomian yang pada akhirnya mampu
meningkatkan jumlah pendapatan yang mereka terima. 2.
Pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau. Pengertian mudah disini dalam arti jarak dan nilai yang harus dibayarkan oleh masyarakat. Pendidikan
yang mudah dan murah merupakan impian semua orang. Dengan pendidikan yang murah dan mudah itu, semua orang dapat dengan mudah mengakses
pendidikan setinggi-tingginya. Dengan pendidikan yang tinggi itu, kualitas sumberdaya manusianya semakin meningkat. Dengan demikian kesempatan
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak semakin terbuka. Berkat kualitas sumberdaya manusia yang tinggi ini, lapangan kerja yang dibuka tidak lagi
berbasis kekuatan otot, tetapi lebih banyak menggunakan kekuatan otak. Sekolah dibangun dengan jumlah yang banyak dan merata, disertai dengan
peningkatan kualitas, serta biaya yang murah. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan tidak hanya terbuka bagi mereka yang memiliki kekuatan ekonomi,
atau mereka yang tergolong cerdas saja. Tapi, semua orang diharuskan untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Sementara itu, sekolah juga mampu
memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Pendidikan disini, baik yang bersifat formal maupun non formal.
Kedua jalur pendidikan ini memiliki kesempatan dan perlakuan yang sama dari pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat. Angka
melek huruf menjadi semakin tinggi, karena masyarakatnya mampu menjangkau pendidikan dengan biaya murah.
3. Kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata. Kesehatan merupakan
faktor untuk mendapatkan pendapatan dan pendidikan. Karena itu, faktor kesehatan ini harus ditempatkan sebagai hal yang utama dilakukan oleh
pemerintah. Masyarakat yang sakit akan sulit memperjuangkan kesejahteraan dirinya. Jumlah dan jenis pelayanan kesehatan harus sangat banyak. Masyarakat
yang membutuhkan layanan kesehatan tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Setiap saat mereka dapat mengakses layanan kesehatan yang murah dan
berkualitas. Apabila masih banyak keluhan masyarakat tentang layanan kesehatan, maka itu pertanda bahwa suatu negara masih belum mampu
mencapai taraf kesejahteraan yang diinginkan oleh rakyatnya.
Secara ringkas inilah tiga indikator tentang kesejahteraan rakyat yang biasanya digunakan. Ketiga indikator ini disebut dengan Indek Pembangunan Manusia IPM.
Indikator ini akan menjadi faktor penentu dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh semua pihak untuk mencapai kesejahteraan. Ketiga hal ini diyakini merupakan puncak
dari gunung es kesejahteraan yang didambakan oleh semua orang.
Disini peran pemerintah sangat perlu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Banyak hal yang mesti dilakukan antara lain meningkatkan kualitas
infrastruktur penunjang kesejahteraan seperti rumah sakit, sekolah dan sebagainya. Jika semua infrastruktur dapat di penuhi pemerintah maka tidak mungkin masyarakat
Indonesia akan menjadi sejahtera seperti negara dunia pertama. Kehidupan sejahtera yang seperti dijelaskan merupakan dambaan oleh semua manusia di dunia ini. Baik
tinggal di kota maupun yang di desa, semua mendambakan kehidupan yang sejahtera. Sejahtera lahir dan bathin.
Namun, dalam perjalanannya, kehidupan yang dijalani oleh manusia tak selamanya dalam kondisi sejahtera. Pasang surut kehidupan ini membuat manusia selalu
berusaha untuk mencari cara agar tetap sejahtera. Mulai dari pekerjaan kasar seperti buruh atau sejenisnya, sampai pekerjaan kantoran yang bisa sampai ratusan juta gajinya
dilakoni oleh manusia. Jangankan yang halal, yang harampun rela dilakukan demi kesejahteraan hidup.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di kabupaten Deli Serdang dengan menganalisis pengaruh jumlah remiten yang berasal dari TKI tahun 2010 terhadap
tingkat kesejahteraan keluarganya yang dilihat dari segi tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan juga jumlah pengeluaran atau disebut juga dengan Indek Pembangunan
Manusia IPM serta menganalisa bagaimana pemanfaatan yang dilakukan keluarga terhadap remiten yang diterima.
3.2 Populasi dan Sampel
Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh TKI yang ada di kabupaten Deli Serdang tidak memandang negara tujuan kerjanya. Akan tetapi
dikarenakan keberadaan TKI yang masih di negara mereka bekerja, maka peneliti melakukan penelitian terhadap keluarga dari TKI sebagai pengganti TKI tersebut.
Penentuan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju snow ball sampling dikarenakan peneliti tidak mengetahui secara pasti identitas serta
keberadaan dari sampel yang akan diteliti. Snow ball sampling merupakan teknik penelitian sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh
memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sehingga jumlah
sampel terus menjadi banyak Husein,2009:91.
Selain menggunakan teknik snow ball sampling, penulis juga menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang