Pengertian Migrasi URAIAN TEORETIS

BAB II URAIAN TEORETIS

2.1 Pengertian Migrasi

Fenomena migrasi merupakan salah satu dari mobilitas penduduk yang tidak dapat dilepaskan dari proses perubahan menyeluruh dari kehidupan ekonomi global. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ketempat lain melampaui batas politik atau batas negara lain. Pada tataran yang lebih makro aktivitas ini sesungguhnya berada dalam satu frame dengan peta perubahan hubungan global, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Oleh karena itu, paling kurang terjadi dua hal yang penting untuk menjelaskan mengapa aktivitas ini makin berkembang dalam skala yang sulit untuk diprediksi. Pertama, secara teoritis aktivitas ini sering kali dikaitkan dengan suatu bentuk perubahan dalam struktur sosial, yaitu suatu aktivitas yang mencoba menghubungkan antara aktivitas migrasi atau distribusi sumber daya sosial social resources. Kedua, bahwa aktivitas ini juga sering dikaitkan dengan suatu proses relasional dalam suatu proses pembangunan dengan elemen-elemen sosial dan kelompok-kelompok sosial yang ada dalam suatu komunitas. Lebih spesifik lagi, pada mulanya aktivitas ini dianggap sebagai suatu proses kolonialisasi, baik yang dilakukan untuk kepentingan ekonomi maupun politik. Selain itu ada dua dimensi penting dalam penelahan migrasi ini yaitu dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu menurut BPS batasannya adalah menetap selama 6 bulan didaerah migran tersebut. Sedangkan untuk dimensi daerah batasannya unit wilayah dibagi dalam beberapa provinsi menurut BPS. Migrasi ini juga dijadikan salah satu alternatif pemerintah dalam pemerataan jumlah penduduk dan mengurangi angka pengangguran. Terbukti dengan peningkatan jumlah migran dari tahun ketahun yang sangat spektakuler. Dalam konteks yang lebih luas, meningkatnya arus migrasi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan komposisi penduduk di daerah yang terkait dan juga mempengaruhi pola komunikasi baik individu maupun kolektif dalam komunitas yang berbeda. Ini berarti dalam intensitas yang tinggi migarsi dapat memberikan pengaruh modernisasi pada daerah tujuan migrasi. Sehingga mendorong percepatan modernisasi dan pengalihan teknologi di daerah tersebut. Dengan begitu dapat terjadi peningkatan kesejahteraan. Berikut beberapa faktor-faktor pendorong terjadinya migrasi di daerah asal : 1. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang- barang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian. 2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin. 3. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah asal. 4. Tidak cocok lagi dengan adat, budaya dan kepercayaan di tempat asal. 5. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi. 6. Bencana alam, baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit. Kebanyakan migrasi dilakukan guna mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik lagi dibanding daerah asal. Selain faktor pendorong yang menyebabkan maraknya migrasi daerah tujuan juga mengambil bagian yang penting sebagai salah satu faktor terjadinya migrasi. Berikut beberapa faktor-faktor penarik yang mendorong terjadinya migrasi : 1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok. 2. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik 3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi 4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya : iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya. 5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung 6. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota kecil. Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa faktor pendorong dan penarik merupakan faktor utama yang menyebabkan migrasi. Rata-rata migrasi disebabkan oleh keadaan ekonomi di daerah asal yang sangat tidak mendukung. Oleh sebab itu, migrasi dijadikan harapan baru dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Secara umum migrasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. 2. Migrasi internal adalah perpindahan yang terjadi dalam satu negara misalnya perpindahan antar provinsi, antar daerah, migrasi pedesaan ke perkotaan, dan seterusnya. Kedua jenis migrasi di atas dilihat dari tempatnya dan juga jaraknya dari asal migran. Selain itu ada juga jenis migrasi yang didasarkan pada sifatnya yaitu : 1. Migrasi sirkuler atau migrasi musiman adalah migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud untuk menetap di tempat tujuan migrasi. 2. Migrasi ulang-alik adalah orang berpindah setiap hari meninggalkan tempat tinggalnya pergi ke tempat lain untuk bekerja atau berdagang. Seharusnya kegiatan ini dijadikan suatu hal yang dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada, tetapi banyak juga kegiatan migrasi di sertai juga dengan migran budaya. Sehingga kebudayaan di daerah migran menjadi tergangu dengan adanya kebudayaan yang di bawa para imigran tersebut. Kebudayaan yang positif dapat membawa daerah tersebut menjadi lebih modern dan high technology, tetapi jika budaya itu mengarah pada hal-hal yang negatif maka akan merusak daerah itu seperti penggunaan narkoba. Dalam konteks yang lebih kontemporer, aktivitas migrasi ini berkaitan langsung dengan kegiatan ekonomi dalam konteks pembangunan ekonomi. Proses perubahan ini paling kurang meliputi lima aspek yang secara langsung memiliki implikasi penting dalam proses pembangunan ekonomi : 1. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kesempatan kerja antar negara 2. Meningkatnya apresiasi masyarakat antar negara dalam hubungan-hubungan sosial, budaya, dan ekonomi 3. Berkembangnya suatu hubungan yang baru 4. Munculnya kesepakatan-kesepakatan migran antar negara 5. Terjadinya peningkatan pendapatan sebagai implikasi langsung dari remiten dan besarnya volume migrasi kembali Kelima aspek ini dalam proses pembangunan, baik nasional maupun internasional menjadi dasar alternatif dalam perumusan arah kebijakan pembangunan yang mempertimbangkan posisi migran. Hal ini mengingat bahwa suatu proses pembangunan merupakan suatu proses improvisasi kualitas seluruh sumber daya yang ada yang ditujukan untuk peningkatan standar hidup manusia. Migrasi antar negara ini merupakan suatu bentuk manifestasi dari kebebasan melakukan pilihan ekonomi sebagai konsekuensi leburnya sistem ekonomi lokal ke dalam sistem yang lebih global. Dengan leburnya sistem ekonomi telah menciptakan bentuk-bentuk hubungan yang baru yang lebih moderat dan terbuka. Tetapi tidak selamanya setiap orang senang dengan istilah migrasi, ada sebagian orang yang tetap bertahan di daerah asal. Mereka beranggapan bahwa migrasi dapat menghilangkan kebudayaan dan adat istiadat di daerah mereka. Biasanya masyarakat yang masih memandang seperti ini adalah mereka yang memiliki pola piker yang tradisional yang menekankan pada unsur budaya. Selain ada faktor pendorong dan penarik, ada juga faktor penghambat yang menjadi kendala dalam kegiatan ini. Seperti tergambar di bawah ini dimana selalu saja ada faktor penghambat dalam kegiatan migrasi. 0‐‐‐+‐‐‐+‐‐‐ 0‐‐‐+‐‐‐+ 0‐‐‐+‐‐‐+‐‐‐0 0‐‐‐+‐‐‐.+‐‐‐0 Penghalang Antara Daerah asal Daerah tujuan Gambar 2.1 Keterangan : + = faktor penarik, --- = faktor pendorong, 0 = faktor netral Faktor-faktor penghambat ini bisa berupa penolakan atas kedatangan orang lain di daerah mereka sampai pada tahap melakukan isolasi terhadap daerahnya. Serta pikiran yang takut akan pengambil alihan hasil sumber daya yang ada kepihak lain. Di masyarakat yang tradisional sumber daya merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang harus di jaga dan di rawat dengan baik. Karena masih percaya akan kutukan dari nenek moyang. Di tandai dengan masih adanya istilah tanah adat dalam suatu daerah yang mesti dijaga. Bagi daerah yang seperti ini sangat sulit sekali adanya orang asing masuk kedaerah tersebut. Tetapi untuk saat ini, semua daerah bebas di masuki oleh orang lain asalkan mereka tetap mengikuti tata aturan yang berlaku dikalangan masyarakat. Keterbukaan ini telah membuat terjaadinya alih teknologi yang dibawa pendatang kedaerah tersebut.

2.2 Tenaga Kerja