BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan Teknologi Informasi TI yang sangat pesat saat ini memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Peranan TI
dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan
penggunaan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Penerapan TI bagi
perusahaan mempunyai peranan penting dan dapat menjadi pusat strategi bisnis untuk memperoleh keunggulan bersaing.
Menurut Bodnar dan Hopwood Nasution, 2004 terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan TI berbasis komputer yaitu ; a Perangkat keras
hardware; bPerangkat lunak software, dan; c Pengguna brainware. Ketiga elemen tersebut saling berinteraksi dan dihubungkan dengan suatu
perangkat masukan keluaran input-output media, yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perangkat keras hardware adalah media yang digunakan untuk
memproses informasi. Perangkat lunak software yaitu sistem dan aplikasi yang digunakan untuk memproses masukan input untuk menjadi informasi,
sedangkan pengguna brainware merupakan hal yang terpenting karena fungsinya sebagai, pengembang hardware dan software, serta sebagai pelaksanan
operator masukan input dan sekaligus penerima keluaran output sebagai pengguna sistem user. Pengguna sistem adalah manusia man yang secara
psikologi memiliki suatu perilaku behavior tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek keprilakuan dalam konteks manusia sebagai
penggunabrainware. TI menjadi penting sebagai faktor penentu pada setiap orang yang menjalankan TI.
Saat ini teknologi informasi menjadi faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi, oleh sebab itu tingkat kepuasan end user juga merupakan salah satu
tolok ukur dari keberhasilan suatu sistem. Untuk dapat mewujudkan stabilitas kerja yang baik dari penggunanya, harus didukung oleh ketahanan sistem yang
handal dan merupakan sistem yang sudah diimplemtasikan secara optimal, sehingga dapat memberikan kepuasan dan rasa percaya pemakai terhadap sistem
yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem dapat dilihat melalui kepuasan pemakai sistem dan pemakaian dari
sistem itu sendiri. Walaupun upaya dalam meningkatkan pengembangan sistem perangkat lunak terus-menerus dilakukan, namun untuk mendapatkan perangkat
lunak yang berkualitas, diantara sekian banyak perangkat lunak yang ada sekarang ini tetaplah sangat sulit.
Banyak masalah- masalah yang secara relatif berasal dari manajemen kualitas perangkat lunak yang bersifat kompleks. Penelitian yang dilakukan oleh Person,
McCahon, dan Hightower 1995 mengatakan bahwa dibutuhkan tiga sampai lima tahun bagi kualitas program untuk menghasilkan manfaat yang signifikan dalam
ruang lingkup kepuasan pemakai serta kualitas dari produk dan pelayanan.
Ketidakcukupan dan kekurangan studi empiris mengenai kualitas perangkat lunak ini yang membuat sulit para manajer proyek untuk menggunakan perangkat lunak
yang ada secara efektif begitu juga strategi-strategi di dalam manajemen dan kualitas kontrolnya.
Pentingnya kualitas sistem tidak dapat dinilai dari jumlah sember daya perusahaan yang dihabiskan untuk pengembangan sistem-sistem informasi dan
tingkat keyakinan perusahaan pada penambahan koleksi aplikasi-aplikasi sistem tersebut. Kualitas sistem seharusnya diartikan sebagai suatu pengganti dasar untuk
keberhasilan sebuah sistem. Istilah kualitas sendiri sudah sangat banyak diartikan dan didefinisikan dengan berbagai cara. James Martin salah seorang pakar
konsultan komputer yang terkenal mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai sesuatu yang tepat waktu, sesuai dengan anggaran, dan memenuhi
kebutuhan pemakai. Oleh sebab itu kualitas buakan hanyan sejumlah kriteria yang ditetapkan suatu perusahaan atau instasi, sebaliknya kualitas adalah pemenuhan
kriteria kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor atau ukuran keberhasilan bagi setiap pengembangan dan implementasi dan sistem
informasi dalam suatu perusahaan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas sistem yang dimiliki perusahaan merupakan penilaian yang menyeluruh.
Penelitian ini menguji faktor partisipasi pemakai terhadap keberhasilan suatu sistem terkait dengan proses pengembangan kualitas sistem, dengan memasukan
beberapa variabel independen-independen seperti partisipasi, pelatihan, keahlian pemakai, dan konflik pemakai. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis
tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporan ini akan dituangkan
dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengembangan Kualitas
Sistem. 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi pemakai berpengaruh dalam proses
pengembangan kualitas sistem pada PT.Bank Danamon,Tbk di Gunungsitoli?
2. Apakah pelatihan pemakai sistem berpengaruh dalam proses pengembangan kualitas sistem pada PT.Bank Danamon,Tbk di
Gunungsitoli? 3. Apakah keahlian pemakai sistem berpengaruh dalam proses
pengembangan kualitas sistem pada PT.Bank Danamon,Tbk di Gunungsitoli?
4. Apakah adanya konflik berpengaruh dalam proses pengembangan kualitas sistem pada PT.Bank Danamon,Tbk di Gunungsitoli?
1.3 Tujuan Penelitian