2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang
bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi input - proses – output.
Kualitas informasi sesuatu yang bias terhadap error, baik karena kesalahan cara pengukuran dan pengumpulan, kegagalan mengikuti prosedur
prmrosesan, kehilangan atau data tidak terproses, kesalahan perekaman atau koreksi data, kesalahan file historimaster, kesalahan prosedur
pemrosesan ketidak berfungsian sistem. Suatu informasi juga memiliki umur, atau lamanya informasi yang
didapat, kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki nilai atau arti bagi penggunanya. Ada informasi yang mengacu pada titik waktu tertentu
condition informasion dan ada juga informasi yang menyatakan suatu perubahan pada jangka waktu tertentu operating information.
Informasi yang di dapat juga memiliki kualitas informasi yang bergantung pada 3 hal, yaitu:
• Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan masudnya.
• Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
• Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda.
2.1.3 Pengembangan Sistem Informasi
Henry C. Lucas dan Jogiyanto H.M 2001:35 mengartikan sisitem informasi sebagai:
Suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan dan pengendalian dalam organisasi.
Menurut John F. Nash dan Martin B. Roberts 2001:35-36 bahwa sistem informasi merupakan bagian dari orang-orang, teknologi, media,
prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu,
memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian- kejadian internal dan eksternal yang penting dan yang menyediakan suatu
dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
Menurut Robert A. Leitch, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Definisi Whitten et al, 2001 sistem informasi adalah satu set aktivitas, metode, praktek, dan peralatan terotomasi yang dipergunakan
stakeholders untuk mengembangkan sistem informasi dan perangkat lunak dan kemudian memperbaikinya secara berkesinambungan.
Stakeholders yang merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengembangan sistem informasi dan implementasinya, yaitu:
• Pemilik sistem system owner, sponsor sistem dan pemimpin eksekutif biasanya bertanggung jawab atas pendanaan proyek pengembangan,
pengoperasian, dan pemeliharaan sistem informasi. • Pengguna sistem system user, pihak yang menggunakan atau
terpengaruh oleh sistem informasi pada basis reguler memvalidasi, memasukkan, merespon, menyimpan, dan bertukar data juga informasi.
• Perancang sistem system designer, yaitu spesialis teknis yang menterjemahkan persyaratan bisnis pengguna sistem dan menentukan
batas- batas solusi secara teknis. Perancang sistem merancang database, data masukan input, keluaran informasi output , tampilan layar
screen, jaringan, dan perangkat lunak komputer yang akan memenuhi persyaratan atau kebutuhan pengguna sistem.
• Pembangun sistem system builder, spesialis teknis yang membangun sistem informasi dan komponen- komponen yang didasarkan pada
spesifikasi disain yang dihasilkan oleh disainer sistem. • Analisis sistem system analyst, spesialis yang mempelajari masalah dan
kebutuhan sebuah organisasi untuk menentukan bagaimana orang, data, proses, dan tekhnologi informasi dapat mencapai kemajuan terbaik untuk
bisnis. Wilkinson 1991 menyebutkan bahwa ada tiga faktor penyebab
utama perlunya perubahan pada sistem informasi yang sedang digunakan, yaitu:
- Adanya perubahan internal atau lingkungan - Perkembangan tekhnologi dan,
- Adanya berbagai kelemahan dalam sistem informasi yang sedang digunakan.
Menurut Bodnar dan Hapwood 1995 sistem pengembangan sistem informasi ini sendiri terdiri dari tiga fase, fase perencanaan dan
analisis, fase perancangan, dan fase implementasi. Pada fase analisis, lingkup proyek dianalisis untuk memperoleh
pemahaman yang menyeluruh terhadap masalah- masalah dan kebutuhan- kebutuhan yang mendorong dilakukannya proyek. Pada fase analisis
sistem, manajer proyek bekerja sama dengan pengguna sistem mendefinisikan secara jelas berbagai persyaratan dan harapan bisnis untuk
sistem yang baru. Pada akhir analisis, lingkup bisnis atau tujuan proyek
mungkin saja direvisi jika dirasa terlalu besar atau terlalu kecil. Setelah proyek dan tujuan proyek ditentukan, kemudian kebutuhan- kebutuhan dan
harapan- harapan pengguna pada sistem baru diidentifikasikan. Fase selanjutnya adalah mendesain sistem. Pada sistem ini manajer
proyek, analisis sistem, bersama desainer sistem akan mengeksplorasi berbagai solusi teknis alternatif yang mungkin untuk mengatasi berbagai
kebutuhan dan masalah yang ada dan memenuhi harapan- harapan pengguna. Kemudian setelah itu, solusi alternatif terbaik dipilih
berdasarkan kesepakatan dan selanjutnya dibuatlah cetak biru blue print dan spesifikasi teknis sistem yang diperlukan untuk mengimplementasikan
database, aplikasi, user interface, dan jaringan untuk sistem tersebut. Fase terakhir adalah implementasi sistem. Pada tahap ini sistem
baru dikonstruksi dan ditempatkan dalam operasi. Selama implementasi sistem, perangkat lunak dan perangkat keras sistem baru diinstal dan diuji.
Semua perangkat lunak, aplikasi, dan database yang dibeli akan diinstal dan dikonfigurasi. Semua perangkat lunak dan database akan dikonstruksi
menggunakan cetak biru dan spesifikasi teknis yang dikembangkan selama desain sistem.
2.1.4 Pengguna Pengembang Sistem Informasi