23
1. Yang dianggap sebagai pencipta
Dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 9 UUHC Tahun 2002 Indonesia ditentukan, bahwa yang bisa dianggap sebagai pencipta adalah :
a. Orang yang namanya terdaftar di dalam daftar umum ciptaan dan
pengumuman resmi tentang pendaftaran pada Direktorat Hak Cipta, Direktorat Jendral Hak Cipta, Paten dan Merek, Departemen Kehakiman;
b. Orang yang namanya disebutkan di dalam ciptaan atau diumumkan
sebagai pencipta pada suatu ciptaan itu; c.
Penceramah; d.
Orang yang memimpin dan mengawasi penyelesaiansuatu ciptaan, atau orang yang menghimpun;
e. Perancang;
f. Pimpinan dalam suatu hubungan kerja kepegawainegrian;
g. Majikan dalam suatu hubungan kerja swasta;
h. Badan hukum atau suatu instansi resmi
2. Ketentuan untuk bisa dianggap sebagai pencipta
Orang – orang dan badan hukum atau instansi resmi yang sudah disebutkan dalam Pasal 5 dan 9, untuk bisa dikatakan sebagai pencipta harus dipenuhi
Kriteria yang telah ditetapkan oleh UUHC Indonesia. Adapun kriteria itu dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Orang yang namanya terdaftar sebagai pencipta didalam daftar umum
ciptaan dan pengumuman resmi tentang pendaftaran pada Direktorat Hak Cipta, Direktorat Jendral Hak Cipta, Paten dan Merek, Departeman
Universitas Sumatera Utara
24 Kehakiman dianggap sebagai pencipta, kecuali ada pihak lain yang dapat
membuktikan sebaliknya, bahwa ia sebagai penciptanya. Hal itu dapat diberi contoh , misalnya A mendaftarkan suatu karya cipta pada Direktorat
Hak Cipta, dan hal itu disetujui oleh Mentri Kehakiman untuk didaftar pada daftar umum ciptaan dan pengumuman resmi tentang pendaftara.
Kemudian apabila ada orang lain B yang mengklaim bahwa ciptaan yang didaftarkan oleh A tersebut merupakan karya ciptaanya, dan B ini dapat
membuktikan serta meyakinkan bahwa karya cipta itu memang betul – betul karya ciptanya, maka B ini bisa dianggap sebagai penciptanya;
b. Orang yang namanya disebut dalam suatu ciptaan atau diumumkan
sebagau pencipta, dianggap sebagai pencipta atas ciptaan tersebut, kecuali jika ada orang yang dapat membuktikan sebaliknya, bahwa ia sebagai
pencipta atas ciptaan itu. Misalnya Iklan Sabun Colek dicantumkan dan diumumkan bahwa Gita Ferisha. SE penyiar di radio sebagai
penciptanya. Dengan demikian maka ia sebagai pencipta atas iklan tersebut, kecuali jika ada seseorang yang dapat membuktikan sebaliknya,
bahwa ia sebagai penciptanya; c.
Dalam suatu ceramah yang disampaikan secara lisan atau tidak tertulis dan tidak ada pemberitahuan siapa penciptanya, maka orang yang memberikan
ceramah penceramah tersebut dianggap sebagai penciptanya, kecuali jika ada orang lain yang dapat membuktikan sebaliknya, bahwa ia sebagai
pencipta atas ceramah itu. Yang dimaksud disin hanya mengenai ceramah
Universitas Sumatera Utara
25 saja, bukan pembawa lagu penyanyi bukan pencipta atas lagu yang
dibawakannya itu; d.
Jika suatu ciptaan terdiri dari beberpa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua orang atau lebih, maka yang dianggap sebagai penciptanya adalah
orang yang memimpin dan mengawasi penyelesaiannya seluruh ciptaan itu. Apabila tidak ada orang yang memimpin dan mengawasi penyelesaian
ciptaan itu dianggap sebagai ciptaannya. Walaupun demikian hal itu tidak mengurangi hak cipta masing – masing ciptaan yang dibuatnya. Orang
yang memimpin dan mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan itu, dialah yang juga memberi bimbingan, pengawasan serta koreksi dalam
penyelesaian seluruh ciptaan itu, baik secara langsung maupun tidak langsung;
e. Jika suatu ciptaan dirancang oleh seseorang, tetapi diwujudkan dan
dikerjakan oleh orang lain, tetapi masih di bawah pimpinan dan pengawasan perancangannya, maka yang dianggap sebagai penciptanya
adalah orang yang merancang atas ciptaan itu. Rancangan yang dimaksud disini adalah gagasan yang berupa gambar atau
kata – kata ataupun gabungan antara gambar dan kata – kata, yang diwujudkan dalam bentuk yang dikehendaki oleh perancangnya. Oleh
sebab itu perancang di sini disebut sebagai penciptanya, karena rancanganya itu dikerjakan secara detail menurut desain yang ditentukan
perancangnya dan tidak sekedar gagasan atau ide si perancang itu ;
Universitas Sumatera Utara
26 f.
Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan kerja kepegawainehrian hubungan dinas, maka pihak yang untuk dan dalam dinasnya ciptaan itu
dikerjakan pimpinan instansi adalah sebagai pemegang hak ciptaan itu, sedangkan pihak yang mendapat perintah staf sebagai pencipta. Apabila
ciptaan tersebut diperluas hubungan kerjanya, maka hal itu dapat diperjanjikan antara pimpinan dan staf tersebut. Artinya antara pimpinan
dan staf tersebut bisa membuat suatu perjanjian mengenai royalti atau hasil yang akan diperoleh dari ciptaan itu, apabila ciptaan itu diproduksi dan
kemudian menjualnyakepada umum; g.
Demikian pula apabila suatu ciptaan dibuat oleh karyawan dalam suatu hubungan kerja swasta, maka sebagai pemegang hak cipta atas ciptaan itu
adalah majikan atau pemberi pekerjaan, kecuali apabila terdapat perjanjian sebaliknya.
Sekalipun pencipta yang sebenarnya tidak memiliki hak atas ciptaanya, tetapi dengan mengingat adanya manfaat ekonomi yang
diperboleh dari ciptaantersebut, maka wajar bilaman pencipta tersebut juga memperoleh kesempatan untuk ikut menikmati manfaat ekonomi itu.
Dengan demikian sangat baik apabila majikan tersebut memberi imbalan yang wajar kepada penciptanya dengan memperhatikan manfaat ekonomi
yang diperoleh dari ciptaan itu. Hal itu sama dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan Pasal
12 Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten, yang menyebutkan bahwa apabila diperjanjikan lain dalam suatu perjanjian
Universitas Sumatera Utara
27 kerja, maka yang berhak memperoleh paten atas suatu penemuan yang
dihasilkan adalah orang yang memberi pekerjaan itu. Hal itu berlaku pula terhadap penemuan yang dihasilkan baik oleh karyawan maupun pekerja
yang menggunakan data atau sarana yang tersedia dalam pekerjaannya, sekalipun perjanjian kerja tersebut tidak mengharuskan untuk penemuan.
Namun demikian penemuan atas teknologi baru yang mengandung langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri atau diproduksi,
berhak untuk mendapat imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari penemu tersebut.
Sekalipun penemu yang sebenernya tidak memiliki hak atas temunya, tetapi dengan mengingat adanya manfaat ekonomi yang
diperoleh dari temuannya itu, maka wajar bilamana penemu tersebut juga memperoleh kesempatan untuk ikut menikmati manfaat atas temuannya.
h. Jika suatu badan hukum atau suatu instansi resmi mengumumkan bahwa
suatu ciptaan berasal darinya dengan tidak menyebut seseorang sebagai penciptanya, maka badan hukum atau instansi resmi tersebut dianggap
sebagai penciptanya kecuali ada pihak lain yang dapat membuktikan bahwa ciptaan tersebut merupakan ciptaannya.
Sebagai upaya untuk mengamankan ataupun memudahkan pembuktian kepemilikan hak cipta atas suatu ciptaan, sebaiknya pencipta
ataupun pemegang hak cipta mendaftarkan ciptaannya tersebut pada Direktorat Hak Cipta, Direktorat Jendral Hak Cipta, Paten dan Merek,
Departemen Kehakiman. Pendaftaran ciptaan ini tidak mutlak diharuskan,
Universitas Sumatera Utara
28 karena tanpa didaftapun ciptaan seseorang tetap dilindungi oleh Undang –
Undang Hak Cipta Indonesia. Hanya mengenai ciptaan yang tidak didaftarkan, akan lebih sulit dan lebih membutuhkan waktu pembuktian
apabila terjadi sengketa kepemilikan atas ciptaan itu. Menurut Prof. Dr. J.C.T. Simonangkir S.H. dalam bukunya UHC
1982, halaman 76 disebutkan, bahwa pendaftaran suatu ciptaan mempunyai beberapa factor positif, di antaranya apabila terjadi sengketa
mengenai hak cipta, maka pada umumnya ciptaan yang telah terdaftar mempunyai kedudukan yang lebih kuat daripada ciptaan yang belum
terdaftar, minimal pembuktiannya lebih mudah. Di samping itu pengalihan hak cipta, pewarisan dan lain sebagainya akan lebih mudah apabila ciptaan
tersebut sudah terdaftar di Direktorat Hak Cipta daripada belum terdaftar sama sekali.
5
Pada penjelasannnya, disebutkan bahwa pendaftaran ciptaan itu tidak mutlak diharuskan, karena tanpa didaftarkan pun hak cipta atas suatu ciptaan di bidang
Selanjutnya, terdapat kriteria – kriteria mengenai ciptaan – ciptaan apa saja yang tidak ada ciptaannya. Juga hal ini berkaitan dengan perlindungan hukum
yang diberikan oleh UUHC Indonesia.
C. Pendaftaran Ciptaan