dari garis tengah vertebratorakalis imajiner, C = garis imajiner yang menyinggung kupula diafragma kanan. Normalnya 35 CTR 50 dan dikatakan jantung
membesar kardiomegali bila CTR 50. Pembesaran yang berasal dari ventrikel kiri dimanifestasikan dengan ekstensi ke arah inferior kiri dan posterior
dari batas kiri bawah jantung. Pembesaran jantung yang terlihat dengan radiologi menandakan HVK sudah dalam tahap lanjut.
d. Elektrokardiografi
Elektrokardiografi EKG dapat mendeteksi HVK berdasarkan pembesaran ventrikel baik karena pertambahan tebal otot, dilatasi ruang ventrikel, atau
keduanya. Penilaian HVK dengan EKG lebih sensitif dibanding dengan radiologi. Pertambahan voltase pada HVK disebabkan oleh pertambahan jumlah atau ukuran
serabut otot. Banyak kriteria yang digunakan untuk menentukan HVK dengan EKG, namun biasanya digunakan kriteria Romhilt-Estes atau Sokolow-Lyton
Efendi, 2003.
Tabel 2.2. Kriteria Sokolow-Lyon untuk Diagnosis HVK pada EKG A. Kriteria sadapan anggota badan
RI + SIII 25 mm RaVL 11 mm
RaVF 20 mm B. Kriteria sadapan dada
SVI + RV5 atau RV6 35 mm R terbesar + S terbesar 45 mm
RV5 atau RV6 26 mm Sumber: Efendi, D., 2003. Korelasi Dispersi QT dengan Hipertrofi Ventrikel Kiri
pada Penderita Hipertensi, Universitas Sumatera Utara.
e. Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan baku emas dalam menentukan diagnosis HVK pada penyakit jantung hipertensi Efendi, 2003. Ekokardiografi lebih sensitif dan
spesifik daripada EKG dalam mendiagnosis HVK 57 untuk HVK ringan dan 98 untuk HVK berat. HVK pada penyakit jantung hipertensi simetris,
sedangkan hipertrofi yang terjadi pada kardiomiopati asimetris Riaz, 2012.
Sesuai dengan kesepakatan atau protokol dari American Society of Echocardiography, ada dua macam teknik pemeriksaan, yaitu teknik 2 dimensi
dan teknik M mode. Teknik ekokardiografi ditentukan berdasarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi ultrasound yang melalui struktur intrakardiak. Pantulan
yang terjadi ditangkap dan diperagakan pada sebuah oscilloscope, sehingga ukuran atrium kiri, ventrikel kiri, ventrikel kanan, dan aorta dapat ditemukan, demikian
pula ketebalan dan pergerakan ventrikel kiri dan septum interventrikuler. Pada M Mode, suatu sinar tunggal terbatas dari ultrasound diarahkan
menuju jantung dari sela iga keempat dan kelima di perbatasan parasternal kiri. Bayangan yang dihasilkan oleh pantulan ultrasound direkam pada kertas yang
bergerak dengan kecepatan 50 mmdetik. Ekokardiografi 2 dimensi bermanfaat untuk menggambarkan hubungan
struktural yang kompleks, terutama pandangan jantung dari parasternal kiri dan posisi apeks four chamber view. Waktu penggambaran struktural intrakardiak
dengan teknik ini lebih sulit dilakukan daripada dengan teknik M mode Efendi, 2003.
Pengukuran dimensi internal ventrikel kiri Left Ventricle Internal Dimension LVID, tebal septum interventrikuler Interventicular Septal Wall
Thickness SWT dan tebal dinding posterior Posterior Wall Thickness PWT diperoleh dari diagram M-mode yang diambil dari posisi mid ventricular short-
axis view pada sela iga IV dan V di parasternalis kiri. LVIDd Left Ventricle Internal Dimension at Diastole diambil antara sisi kiri septum interventrikuler
dan endokardium posterior ventrikel kiri pada akhir diastolik. Sesuai metode Devereux didapatkan rumus pengukuran Left Ventricle Mass
Index LVMI gm2 sebagai berikut:
LVMI = 1,04 [ SWT + PWT+LVID3 – LVID3] – 14BSA
Wt = Berat badan dalam kg, Ht = tinggi badan dalam cm standar Dubois. Dikategorikan LVH apabila LVMI 108 gm2 untuk wanita dan LVMI
131 gm2 untuk pria. Klasifikasi lebih jauh dari HVK berdasarkan tebal relatif dinding otot jantung Relative Wall Thickness RWT sesuai dengan kriteria
American Society of Echocardiography dibedakan atas hipertrofi konsentrik jika
RWT 0,45 dan hipertrofi eksentrik jika RWT kurang dari 0,45. RWT diperoleh
dari rumus berikut : RWT = [ 2xPWTLVIDd ] Efendi, 2003.
2.3. Gagal Jantung Kongestif 2.3.1. Definisi