Riwayat Hipertensi Etiologi Gagal Jantung Kongestif

Dalam Gopal 2009 dituliskan bahwa gagal jantung merupakan penyebab tersering rawat inap pada pasien berusia 65 tahun keatas. Dalam Cowie 2008 dan Mann 2008 juga dituliskan bahwa prevalensi gagal jantung meningkat seiring dengan pertambahan usia dan terutama mengenai pasien dengan usia di atas 65 tahun. Namun dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah pasien gagal jantung kongestif sudah mulai meningkat pada usia yang lebih muda. Terbukti dari sampel terbanyak hasil penelitian berada pada kelompok usia 50 – 59 tahun yaitu sebanyak 74 orang. Jumlah sampel justru menurun seiring dengan pertambahan usia. Hal ini berkaitan dengan usia harapan hidup yang berbeda antara negara maju dengan negara berkembang. Dalam hal ini, penelitian dilakukan di Indonesia sementara data epidemiologi dan prevalensi gagal jantung terutama berasal dari negara maju yang memiliki angka usia harapan hidup yang lebih tinggi.

5.2.2. Riwayat Hipertensi

Gagal jantung merupakan komplikasi umum dari peningkatan tekanan darah yang kronis Riaz, 2010. Berdasarkan tabel 5.3. didapati bahwa 133 orang 66,5 pasien gagal jantung kongestif memiliki riwayat hipertensi. Menurut Riaz 2010, dalam beberapa penelitian didapatkan bahwa hipertensi merupakan penyebab berkembangnya gagal jantung pada 50 – 60 pasien. Dalam Framingham study, hipertensi dijumpai sebagai perkembangan awal gagal jantung pada 91 kasus gagal jantung Cowie, 2008. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi memberikan kontribusi yang besar pada kejadian gagal jantung di kemudian hari.

5.3.3. Etiologi Gagal Jantung Kongestif

Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.4. etiologi gagal jantung kongestif paling banyak dijumpai pada pasien yang menderita CAD, yaitu sebanyak 82 orang 41, sedangkan pasien dengan etiologi campuran HHD dan CAD adalah sebanyak 53 orang 26,5. Kemudian, pasien dengan etiologi HHD adalah sebanyak 36 orang 18 disusul VHD sebanyak 20 orang 10, kardiomiopati sebanyak 5 orang 2,5, dan RHD sebanyak 4 orang 2. Di negara – negara industri, CAD menjadi etiologi terbanyak gagal jantung kongestif pada pria dan wanita, yaitu sekitar 60 – 75, kemudian disusul oleh hipertensi dan penyebab lainnya Mann, 2008. Menurut Doughty dan White 2007, CAD merupakan penyebab terbanyak gagal jantung dan terjadi pada dua pertiga pasien yang mengalami disfungsi sistolik ventrikel kiri. Banyak pasien dengan penyakit koroner juga mempunyai hipertensi karena hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya CAD. HHD sendiri juga dapat langsung menyebabkan gagal jantung tanpa memicu CAD karena penurunan kekuatan kontraksi akibat miokardium yang terlalu teregang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa gagal jantung disebabkan paling banyak oleh CAD, disusul campuran antara HHD dan CAD, dan HHD. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat meskipun CAD memegang peranan penting dalam etiologi gagal jantung, namun keberadaan hipertensi di negara berkembang seperti Indonesia tetap berhubungan erat dengan kejadian gagal jantung Cowie, 2008.

5.3.4. Jenis Pemeriksaan