Gejala Klinis Diagnosis Gagal Jantung Kongestif 1. Definisi

untuk meningkatkan preload dengan cara menstimulasi retensi garam dan air, meningkatkan vasokonstriksi, dan memperbesar kontraksi jantung. Pada awalnya, respon ini mencukupi kebutuhan, namun aktivasi berkepanjangan akan mengakibatkan kehilangan miosit dan perubahan pada miosit dan matriks ekstraselular yang masih ada. Miokardium yang tertekan akan mengalami perubahan bentuk dan dilatasi sebagai respon dari hal tersebut. Proses ini juga merusak fungsi paru, ginjal, otot, pembuluh darah, dan beberapa organ lainnya. Perubahan bentuk jantung sebagai dekompensasi juga menyebabkan beberapa komplikasi, seperti regurgitasi mitral akibat peregangan dari anulus katup dan aritmia jantung akibat perubahan bentuk atrium. Pasien dengan peningkatan tekanan diastolik akhir akan mengalami edema paru dan dispnea Figueroa, 2006.

2.3.5. Gejala Klinis

Gagal jantung kiri akibat kelemahan ventrikel, meningkatnya tekanan vena pulmonalis dan paru menyebabkan pasien menjadi sesak nafas dan ortopnea. Gagal jantung kanan terjadi jika kelainannya menyebabkan kelemahan ventrikel kanan, seperti pada hipertensi pulmonal primer sekunder, tromboembli paru kronik sehingga terjadi kongesti vena sistemik yang menyebabkan peningkatan edema perifer, hepatomegali, dan distensi vena jugularis Panggabean, 2006. Pada gagal jantung tahap akhir dapat ditemukan pola pernafasan hiperpnea dan apnea yang disebut sebagai pernafasan Cheyne-Stokes. Beberapa faktor yang menyebabkan pernafasan ini adalah hiperventilasi akibat kongesti paru dan hipoksia. Hiperventilasi menyebabkan kadar CO2 arteri menjadi rendah dan memicu apnea sentral Gopal, 2009.

2.3.6. Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, elektrokardiografi, foto toraks, ekokardiografi-Doppler, dan kateterisasi. Kriteria Framingham dapat digunakan untuk diagnosis gagal kongestif Panggabean, 2006. Tabel 2.6. Kriteria Framingham untuk diagnosis gagal jantung kongestif Kriteria Mayor Paroksismal nokturnal dispnea Distensi vena leher Ronki paru Kardiomegali Edema paru akut Gallop S3 Peningkatan tekanan vena jugularis 16 cmH 2 Refleks hepatojugular O Kriteria Minor Edema ekstremitas Batuk malam hari Dyspnea d’ effort Hepatomegali Efusi Pleura Penurunan kapasitas vital sepertiga dari normal Takikardia 120 kalimenit Mayor atau Minor Penurunan berat badan 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan Sumber: Braunwald, E., 2005. Heart Failure and Cor Pulmonale. In: Kasper, D.L et al., eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16 th ed. USA: McGraw- Hill, 1371 Diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan bila minimal ada 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor Braunwald, 2005.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Definisi

a. Hipertensi adalah peninggian tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg, atau sedang mengkonsumsi obat antihipertensi. b. Penyakit jantung hipertensi adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh efek hipertensi kronis dimana akan terjadi HVK sebagai kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi tersebut. c. Gagal jantung kongestif adalah suatu sindroma klinis yang merupakan hasil dari gangguan fungsional atau struktural jantung dimana terjadi gangguan pengisian ventrikel atau pemompaan darah.

3.2.2. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah rekam medis.

3.2.3. Cara Ukur

Cara ukur dalam penelitian adalah dengan mengolah dan menganalisis data pada rekam medis.

3.2.4. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian adalah nominal. Penyakit Jantung Hipertensi Gagal Jantung Kongestif Hipertensi