Etiologi Patogenesis Penyakit Jantung Hipertensi 1. Definisi

2.2.2. Etiologi

Penyebab dari penyakit jantung hipertensi adalah hipertensi kronis; akan tetapi, penyebab dari hipertensi sangat bervariasi Riaz, 2012. Hipertensi adalah peninggian tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg, atau sedang mengkonsumsi obat antihipertensi Pickering, 2008. Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer esensial 90-95 dan hipertensi sekunder 5-10. Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari peninggian tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer sindroma Conn, sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat obat Bakri, 2008. Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC 7, klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2 Yogiantoro, 2006. Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah Darah Sistolik mmHg Diastolik mmHg Normal 120 dan 80 Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89 Hipertensi Derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99 Hipertensi Derajat 2 160 atau 100 Sumber: The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC 7, 2003.

2.2.3. Patogenesis

Hipertrofi Ventrikel Kiri HVK merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dengan faktor neurohumoral yang ditandai oleh penebalan konsentrik otot jantung hipertrofi konsentrik. Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari gangguan relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri hipertrofi eksentrik. Rangsangan simpatis dan aktivitas sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron RAA memacu mekanisme Frank-Starling melalui peningkatan volume diastolik ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirnya akan terjadi gangguan kontraksi miokard gangguan fungsi sistolik Panggabean, 2006.

2.2.4. Patofisiologi