Ruwatan pada Masyarakat Jawa

54 ANTROPOLOGI Kelas XII e. Bamula Inilah saat penanaman padi setelah daun-daun dan ranting sudah dibakar habis dan sudah dibersihkan. Penanaman padi bagi Orang Bukit juga digambarkan sebagai ”mengantar diyang berlayar” atau ”mengantar diyang mencari jodoh”. Usai upacara, dilanjutkan dengan penanaman padi ke seluruh ladang. f. Basambu Umang Upacara ini dimaksudkan untuk merawat padi, agar padi tumbuh subur, baik, dan berisi. g. Manyindat Padi Upacara mengikat rumpun dan tangkai padi sebagai tanda awal menuai padi. Upacara ini bermakna persiapan menjemput diyang. h. Manatapakan Tihang Babuah Karena padi semakin berat berisi perlu dijaga agar tidak roboh, sehingga perlu melaksanakan upacara. Dalam rangka upacara ini terdapat 5-7 hari masa berpantang. Biasanya masa ini diisi dengan membuat bakul pengangkut padi dan memperbaiki atau membuat lumbung. i. Bawanang Upacara ini dilaksanakan untuk mendapatkan kawanangan kebebas- an dari pantangan atau pemali padi yang baru dituai. Hanya padi yang sudah wanang yang boleh ditumbuk menjadi beras, ditanak atau ditukar dengan benda keperluan hidup lainnya. j. Mamisit Padi Mamisit Padi meliputi memasukkan ke dalam lumbung. Orang Bukit menyebutnya dengan ungkapan ”menaikkan diyang ke dalam balai peristirahatan”. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu sering melihat perilaku keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat. Coba identifikasi dan catatlah dalam bukumu. Hasilnya bacakan di depan kelas. Sejak zaman prasejarah bangsa Indonesia telah mengenal religi dan agama. Religi dan agama berkembang di dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Salah satu contoh religi dan agama yang ada di masyarakat dan diduga merupakan peninggalan agama-agama tradisional adalah animisme dan dinamisme. Itulah beberapa contoh perilaku keagamaan yang ada di berbagai suku bangsa di Indonesia. Perilaku keagamaan di atas masih banyak diwarnai oleh peninggalan budaya Austronesia. Kamu tentu bisa menunjukkan perilaku yang lain. Kamu bisa mencari perilaku keagamaan yang dijalankan para pemeluk agama yang ada di sekitar tempat tinggalmu. 55 Agama dan Perilaku Keagamaan Hingga kini masing-masing suku bangsa yang ada di Indonesia masih tetap memiliki religi dan agama. Selain berasal dari agama-agama tradisional religi dan agama itu berasal dari pengaruh agama-agama besar, seperti Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Katolik. Agama dan religi itu perlu dikembangkan sesuai dengan kondisi masyarakat dan kebutuhan hidupnya. Dengan begitu, kelangsungan religi dan agama bisa tetap terjaga. Saat kita sedang tertimpa musibah, kadang-kadang kita baru ingat kepada Yang Maha Kuasa. Pengalaman batin yang dialami oleh manusia bisa menimbulkan perasaan keagamaan untuk meyakini adanya kekuatan di atas manusia. Pengalaman keagamaan ini akan menuntun gerak hidup manusia untuk senantiasa mengakui dan meyakini adanya kekuatan supranatural. Belajar dari pengalaman keagamaan beragam suku bangsa yang ada di Indonesia, kita menjadi tahu bahwa sejak zaman prasejarah mereka telah memiliki agama dan religi. Lalu, mengapa kita yang telah mengaku sebagai manusia beradab bisa melupakan keberadaan-Nya? Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkung- annya. Animisme adalah kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda pohon, batu, sungai, gunung, dan sebagainya. Profan adalah tidak bersangkutan dengan agama atau tujuan keagamaan; lawan sakral. Religi adalah kepercayaan kepada Tuhan; kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia; kepercayaan animisme, dinamisme. Sangga adalah majelis biksu Buddha yang keanggotaannya dapat dari segala kasta; merupakan tiga pokok keimanan dalam agama Buddha. Sihir adalah perbuatan yang ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan gaib.