Membuat Analisis Domain Antropologi Kelas 12 Dyastriningrum 2009

76 ANTROPOLOGI Kelas XII Bab II Tinjauan PustakaLandasan Teori Menjelaskan teori yang digunakan untuk melakukan pembahasan permasalahan yang diamati. Bab III Tinjauan Khusus Menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan pada saat survei, pengumpulan data maupun hal-hal yang ditemukan pada kajian yang diangkat. Bab IV Analisis dan Pembahasan Menjelaskan dan mengaitkan antara temuan di lapangan dengan landasan teori yang digunakan. Bab V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan adalah jawaban terhadap masalah yang diajukan penulis. Saran adalah hal-hal yang hendaknya atau yang sebaiknya dilakukan. C. Penyebaran Bahasa Lokal Dengan beragam bahasa yang terdapat di Indonesia, Indonesia adalah sebuah surga bagi ahli bahasa. Jumlah bahasa di Indonesia belum dapat diketahui secara pasti karena tidak ada statistik bahasa yang mudah didapat secara lengkap mengenai jumlah orang yang menuturkan bahasa tertentu, serta tidak adanya peta daerah-daerah bahasa yang berkaitan dengan penuturnya. Peneliti bahasa yang terdapat di Indonesia hanya sebatas meneliti bahasa pada etnis-etnis tertentu seperti Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Batak, Bali, Bugis, dan Banjar. Di Indonesia diperkirakan terdapat 578 bahasa daerah. 1. Fungsi Bahasa Bangsa Indonesia memiliki beragam bahasa yang dituturkan oleh berbagai suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia. Meskipun demikian, dari beragam bahasa yang ada di Indonesia, dipilihlah salah satu bahasa yang dijadikan sebagai bahasa persatuan. Bahasa tersebut berakar dari bahasa Melayu dan selanjutnya dikenal dengan sebutan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa persatuan, sekaligus menjadi identitas bangsa Indonesia. Apabila Bahasa Indonesia sebagai unsur dari sistem negara pada suatu saat tidak mampu memberikan fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa persatuan, atau identitas bangsa maka akan terbayangkan adanya keguncangan sistem sosial-budaya. Dalam peristiwa kenegaraan pasti akan terjadi kekacauan karena tidak ada bahasa kenegaraan. Semua orang akan membenarkan bahasa yang mereka gunakan sesuai etnisnya walau masing-masing berbeda bahasa. Tidak akan ada bahasa persatuan yang menjadi bahasa pengantar bagi masyarakat Indonesia yang memiliki latar belakang etnis dan bahasa beraneka macam. Tidak akan ada bahasa yang dijadikan identitas 77 Pengaruh Iptek terhadap Bahasa Lokal kebersamaan bahwa semua unsur itu menjadi bagian dari sistem yang bernama negara Indonesia. Inilah yang disebut sebagai disintegrasi atau distabilitas sistem negara. Sebagai identitas bangsa atau negara maka bahasa Indonesia menjadi ciri atau tanda yang membedakan dengan bangsa lain atau negara lain. Identitas ini bisa saja menjadi salah satu faktor kebanggaan pada sebuah bangsa, yang kadang-kadang diiringi dengan sikap merendahkan atau menganggap aneh identitas bangsa lain. Identitas ini tidak stabil atau baku akan tetapi selalu berproses lewat wacana untuk berkomunikasi, sehingga identitas selalu terjaga, dinamis, berubah, atau malah musnah. Berawal dari merosotnya atau musnahnya kebanggaan akan identitas yang berupa Bahasa Indonesia maka bisa jadi ini adalah awal dari disintegrasi negara Indonesia. Tidak ada lagi alat komunikasi sesama warga Indonesia yang menjadi kebanggaan bersama, masing-masing merasa bangga dengan bahasa daerahnya atau bangga dengan bahasa manca negara sehingga bahasa Indonesia akan ditinggalkan. 2. Bahasa Lokal Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa yang digunakan hampir seluruh penduduk Indonesia. Suku bangsa, antarbangsa, dan nasional adalah tiga tingkat interaksi linguistik yang sedikitnya ditunjukkan seseorang. Fungsi dan kesempatan lebih banyak me- mengaruhi terjadinya tingkat interaksi tersebut. Bahasa Indonesia tampaknya memiliki fungsi yang lebih unggul karena dipakai sebagai bahasa nasional. Namun, sesungguh- nya di Indonesia lebih bersifat multilingual daripada bilingual. Penduduk Sulawesi Tengah akan menyebutkan bahasa daerah mereka dengan berbeda-beda. Mereka akan menyebut bahasa daerah mereka dengan bahasa Doi, Ado, Inja, Rai, Hodi, Da’a, Ava, Parigi, Tado, atau Unde. Keseluruh bahasa tersebut sesungguhnya tidak berbeda, melainkan hanya berbeda dialek yang berakar pada hasa Kaili. Percampuran penutur bahasa-bahasa lokal terjadi karena adanya interaksi antarpemakai bahasa. Salah satu di antaranya melalui program transmigrasi. Daerah yang terletak di wilayah bagian timur semakin banyak memiliki bahasa daerah. Papua memiliki sekitar 233 bahasa daerah. Namun, bahasa yang beragam terebut masing-masing hanya memiliki sedikit penutur saja. Bahasa Taogwe hanya memiliki sekitar 50 penutur. Bahasa Jawa memiliki sekitar delapan juta penutur. Berkaitan dengan pengembangan bahasa lokal, Eriyanto melalui Trisnu Brata menjelaskan bahwa pada REPELITA II tahun 1974 dibentuk dua proyek pengembangan bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Pencanangan penggunaan bahasa yang baik dan benar menjadi perhatian utama pada kebijakan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang tertuang di dalam Ketetapan MPR Nomor IIMPR 1983 yang menyatakan bahwa bahasa harus dibina dan dikembangkan serta digunakan secara baik dan benar. www.duniaesai.com Sumber: www.ecplanet.com Gambar 3.6 Penggunaan bahasa lokal dalam per- cakapan sehari-hari.