Rumusan Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Batasan Masalah Penegasan Istilah

2 LCD yang ada di dalam kelas kurang dimanfaatkan dengan baik 3 Wifi kurang dimanfaatkan dengan baik oleh siswa Dasar dari permasalahan yang ada terutama adalah dari proses belajar mengajar yang kurang mengaktifkan siswa dan kurang mengaitkan kimia dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran kimia dianggap sulit oleh siswa. Hal ini membuat ketercapaian kompetensi siswa XI MIA 4 kurang baik.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu 1 Aktivitas siswa kelas XI MIA 4 rendah, apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa SMA 1 Kudus? 2 Ketercapaian kompetensi siswa kelas XI MIA 4 rendah, apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi siswa SMA 1 Kudus?

1.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Pembelajaran yang akan dilakukan untuk mengaktifkan siswa adalah dengan model pembelajaran problem based learning. Siswa diberikan suatu permasalahan yang nyata pada kehidupan sehari-hari. Setelah itu, siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui diskusi kelompok dan praktikum. Siswa diminta untuk membuat laporan praktikum dan melakukan presentasi hasil percobaan pemecahan masalah. Guru dan peneliti mengevaluasi hasil pemecahan masalah dari siswa. Pembelajaran model problem based learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, peningkatan keaktifan siswa akan meningkatkan ketercapaian kompetensi siswa.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

1 Meningkatkan aktivitas siswa XI MIA 4 SMA 1 Kudus melalui penerapan model Problem Based Learning. 2 Meningkatkan ketercapaian kompetensi siswa XI MIA 4 SMA 1 Kudus melalui penerapan model Problem Based Learning.

1.5.2 Tujuan Khusus

1 Aktivitas siswa kelas XI MIA 4 mencapai 85 dari jumlah siswa tuntas dengan KKM 78 setelah diterapkan model Problem Based Learning 2 Ketercapaian kompetensi siswa kelas XI MIA 4 mencapai 85 dari jumlah siswa tuntas dengan KKM 75 3 Hasil belajar afektif siswa kelas XI MIA 4 mencapai 85 dari jumlah siswa tuntas dengan KKM 78 4 Hasil belajar psikomotorik siswa kelas XI MIA 4 mencapai 85 dari jumlah siswa tuntas dengan KKM 78 5 Kehadiran siswa kelas XI MIA 4 mencapai minimum 90 siswa hadir

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan ketercapaian kompetensi siswa melalui penerapan model Problem Based Learning PBL.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain yaitu: 1 Manfaat bagi siswa Siswa dapat belajar kimia dengan cara yang berbeda dari pembelajaran biasanya sehingga dapat meningkatkan aktivitas mereka dalam pembelajaran kimia. 2 Manfaat bagi guru Guru dapat mengatasi permasalahan yang ada di kelas sehingga aktivitas dan ketercapaian kompetensi siswa dapat meningkat. 3 Manfaat bagi peneliti Peneliti dapat memahami bagaimana cara melakukan penelitian tindakan kelas.

1.7 Batasan Masalah

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Supaya dalam penelitian ini lebih terarah, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, yakni : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan ketercapaian kompetensi siswa. Peningkatan aktivitas siswa dilihat dari hasil observasi selama pembelajaran di kelas, sedangkan peningkatan ketercapaian kompetensi dilihat dari hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1.8 Penegasan Istilah

Problem based learning Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa yang melibatkan siswa pada pembelajaran yang melibatkan siswa pada penyelesaian masalah real yang ada, yang termasuk pada teori konstruktivis Yelland et al., 2008. Aktivitas adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan Sardiman, 2001:98. Ketercapaian kompetensi dilihat dari hasil belajar siswa yaitu hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketuntasan belajar siswa ditinjau dari nilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, apabila siswa mendapatkan nilai di atas KKM, berarti siswa dinyatakan tuntas, sedangkan apabila siswa mendapatkan nilai di bawah KKM, berarti siswa dinyatakan tidak tuntas. 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang Rifa’i Anni, 2011:82. Menurut Morgan et al. dalam Anni 2011:82, belajar merupakan perubahan perubahan yang relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Menurut Slameto 2003 mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu. Surya 2004 mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap, pengertian pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut: “Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamn individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.