3.6 Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Instrumen Penelitian
Analisis data pada penelitian ini merupakan analisis data kualitatif dan kuantitatif . Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang
dianalisis adalah sebagai berikut:
3.6.1.1 Usaha Validasi instrumen hasil belajar kognitif
Usaha validasi soal penilaian hasil belajar kognitif dilakukan dengan pertimbangan ahli, dalam hal ini dosen, guru kolaborator dan dengan cara analisis.
Soal yang dibuat oleh peneliti adalah 40 soal pilihan ganda untuk masing-masing siklus. Soal tersebut dikonsultasikan pada guru kolaborator dan dosen terlebih dahulu
kemudian dilakukan uji coba soal di kelas XII IPA SMA 1 Kudus untuk mencari 30 soal yang valid dan reliabel.
Peneliti melakukan konsultasi dengan guru kolaborator mengenai soal yang akan digunakan untuk tes kognitif. Konsultasi tersebut dilakukan sebelum dilakukan
uji coba soal. Guru memeriksa apakah ada soal yang kurang sesuai baik secara materi, perhitungan, maupun bahasa penulisan soal. Hal ini dilakukan supaya soal
yang diberikan sesuai dengan kemampuan siswa SMA 1 Kudus dan menghindari adanya miskonsepsi dalam soal. Setelah itu, usaha validitas soal dengan
menggunakan rumus dilakukan oleh peneliti. 1 Validitas Isi
Suatu soal dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur Arikunto, 2013:80. Validitas butir tes obyektif diukur dengan menggunakan point
biserial.
Rumus validitas butir soal yang digunakan adalah :
Dimana : = korelasi poin biserial
= rerata skor siswa yang menjawab benar memiliki skor 1 = rerata skor total
= simpangan baku dari skor total p
= proporsi siswa yang menjawab benar = tingkat kesukaran q
= proporsi siswa yang menjawab salah = 1 – p
Kemudian harga r pbis diuji dengan uji t,
Jika t hitung lebih besar dari t table 0,95 dan derajat kebebasan n-2 butir tes adalah valid. Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 menunjukkan hasil perhitungan validitas
soal. Tabel 3.3. Validitas Soal Hidrolisis
Kriteria No. Soal
Valid 2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11,13, 15,16,18, 19, 20,
21,23,24,27,28,30,31,33,34,35,36,38,39,40
Tidak Valid 1,12,14,17,22,25,26,29,32,37
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan 30 soal valid dan 10 soal tidak valid. Perhitungan secara lengkap uji validitas hidrolisis dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Validitas Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kriteria No. Soal
Valid 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20,
21,22,23,24,25,26,28,30,33,34,35,37,38,40
Tidak Valid 1,2,3,18,27,29,31,32,36,39
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan 30 soal valid dan 10 soal tidak valid. Perhitungan secara lengkap uji validitas hidrolisis dapat dilihat pada Lampiran 7.
2 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal
yang terlalu mudah akan membuat siswa malas berpikir untuk memecahkannya, tetapi soal yang terlalu sukar membuat siswa menjadi putus asa Arikunto,
2013:222. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya soal disebut indeks kesukaran. Indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu sukar,
sedangkan indeks kesukaran 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukara diberi simbol P proporsi. Rumus untuk menentukan tingkat
kesukaran adalah
Keterangan : P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal dengan benar JS= jumlah seluruh peserta tes Arikunto, 2013:223
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut : a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
c. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.
Tabel 3.5. Tingkat Kesukaran Soal Hidrolisis
Kriteria No. Soal
Jumlah Mudah
1,3,5,8,12,25,29,37,38 9 soal
Sedang 4,6,7,9,10,11,13,15,16,18,19,20,21,23,24,
27,28,30,31,33,34,35,36,39,40 25 soal
Sukar 2,14,17,22,26,32
6 soal Perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 3.6. Tingkat Kesukaran Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kriteria No. Soal
Jumlah Mudah
1,2,3,6,10,11,15,20,21,25,27,32,39,40 14 soal
Sedang 4,5,7,8,9,12,13,14,16,17,19,22,23,25,26,
28,30,33,34,36,37,38 22 soal
Sukar 18,29,31,35
4 soal Perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 7.
3 Daya Beda Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Apabila analisis dilakukan pada kelompok besar, maka hanya diambil lebih kurang 27
skor teratas sebagai kelompok atas JA dan 27 soal terbawah sebagai kelompok bawah JB Arikunto, 2013:226-232
Keterangan : J = jumlah peserta tes
J
A
= banyak peserta kelompok atas J
B
= banyak peserta kelompok bawah
B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar Tabel 3.7. Klasifikasi Daya Beda
Daya Beda D Kategori
0,00 – 0,20
jelek poor 0,21
– 0,40
cukup satisfactory 0,41
– 0,70
baik good 0,71
– 1,00
baik sekali excellent Daya beda yang bernilai negatif tidak baik, maka soal dengan daya beda negatif
tidak digunakan. Daya beda yang digunakan adalah dari kategori cukup sampai baik sekali.
Analisis daya beda untuk soal hidrolisis dapat dilihat pada Tabel 3.8. sedangkan kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.8. Analisis Daya Beda Soal Hidrolisis
Kriteria No. Soal
Jumlah Jelek
1,12,14,17,22,25,26,29,32,37 10 soal
Cukup 2,13,30,36
4 soal
Baik 3,6,7,8,9,10,11,15,16,18,19,20,23,24,
28,31,33,35,38,39,40 21 soal
Baik sekali 4,5,21,27,34
5 soal Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 3.9. Analisis Daya Beda Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kriteria No. Soal
Jumlah Jelek
1,2,3,18,27,29,31,32,36 9 soal
Cukup 6,10,11,20,21,24,35,39,40
9 soal
Baik 4,5,7,8,9,12,13,14,15,16,17,19,22,25,
26,28,30,33,37,38 20 soal
Baik sekali 23,34
2 soal Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7.
Butir soal dinyatakan valid apabila memenuhi uji validitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Butir soal yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Butir Soal yang Dipakai
Kriteria Hidrolisis
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Dipakai 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,15,16,
18,19,20,21,23,24,27,28,30, 31,33,34,35,36,38,39,40
4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,1 6,17,19,20,21,22,23,24,25,26,2
8,30,33,34,35,37,38,40
Dibuang 1,12,14,17,22,25,26,29,32,37
1,2,3,18,27,29,31,32,36,39 Butir soal yang dipakai masing-masing 30 soal untuk setiap siklus.
2 Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil
pengukuran suatu instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.Hasil uji reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya atau tidaknya
suatu instrumen penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan merupakan ukuran
yang benar dari sesuatu yang diukur. Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan metode KR-21.
Reliabilitas dengan KR-21
Dimana : KR
– 21 = Reliabilitas Soal K = banyaknya butir soal
M = rerata skor total Vt = varians total
Dikatakan reliabel jika nilai KR- 21 ≥ 0,70
Reliabilitas soal materi Hidrolisis adalah 0,794 yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Soal tersebut dinyatakan reliabel. Reliabilitas soal materi Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan adalah 0,757 yang dapat dilihat pada Lampiran 7. Soal tersebut dinyatakan reliabel.
3.6.1.2 Analisis Lembar Observasi