Jenis Penelitian Fokus PTK

34

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tersebut model pembelajaran problem based learning. Pada penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru kolaborator, yaitu Drs. Mahmud Hilmi, M. Pd yang mengampu mata pelajaran kimia untuk kelas XI MIA 4. Peneliti menyiapkan semua instrumen yang diperlukan untuk proses pembelajaran, sedangkan guru mengajar dengan menggunakan model PBL dengan instrumen yang dibuat peneliti. Peneliti membantu berjalannya proses pembelajaran. Pemilihan kelas penelitian ditentukan oleh adanya analisis permasalahan terlebih dahulu. Berdasarkan analisis permasalahan, kelas XI MIA 4 merupakan kelas yang dipilih karena aktivitas dan ketercapaian kompetensi siswa kurang. Kelas tersebut akan diberikan treatment melalui pembelajaran bermodel problem based learning. Permasalahan yang ada pada saat pembelajaran merupakan permasalahan yang nyata sehingga siswa diharapkan dapat menemukan pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pemikirannya sendiri melalui bimbingan guru. Siswa diharapkan menjadi tahu penerapan kimia pada kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekadar menghafalkan rumus kimia semata tanpa mengetahui kegunaannya. Siswa diharapkan lebih aktif dengan bertanya, melakukan presentasi, dan sebagainya. Keberhasilan penelitian ini adalah apabila tujuan umum dan tujuan khusus dapat dicapai.

3.2 Setting Penelitian

Sekolah : SMA 1 Kudus Alamat : Jalan Pramuka No. 41, Kudus Kelas : XI MIA 4 Jumlah siswa Laki-laki : 12, Perempuan : 22

3.2.1 Potensi siswa hasil observasi

Siswa XI MIA 4 berasal dari berbagai sekolah di lingkungan kabupaten Kudus. Siswa di kelas tersebut merupakan siswa yang sebenarnya cukup aktif dalam pembelajaran, tetapi keaktifan tersebut ditunjukkan dengan banyak bergurau ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini membuat ilmu yang disampaikan oleh guru kurang terserap. Kelas XI MIA 4 memiliki siswa yang heterogen, ada dua siswa akan maju ke olimpiade kimia, tetapi ada juga siswa yang nilai ulangan kenaikan kelasnya di bawah 30. Siswa mengaku sering lupa terhadap pembelajaran kimia, sehingga pada saat ulangan tidak bisa mengerjakan. Karena itu diperlukan pembelajaran yang mengaktifkan siswa supaya siswa bisa memahami pembelajaran.

3.2.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana cukup mendukung. Setiap ruang kelas mempunyai LCD dan komputer. Terdapat perpustakaan yang terkoneksi internet. Laboratorium kimia yang ada di SMA 1 Kudus juga berkondisi baik, terdapat alat dan bahan yang cukup apabila digunakan untuk melakukan praktikum.

3.2.3 Guru

Guru kimia yang mengampu kelas XI MIA 4 merupakan guru yang sudah berpenyelidikan mengajar 17 tahun di SMA 1 Kudus. Beliau mengajar dengan metode diskusi informasi, praktikum, demonstrasi, dan diselingi presentasi power point. Guru kimia tersebut sudah sertifikasi. Beliau berusaha untuk dapat mengaktifkan siswa pada pembelajaran kimia dengan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan di papan tulis.

3.2.4 Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar di kelas XI MIA 4 sebagian besar menggunakan metode diskusi informasi. Siswa mendapatkan mata pelajaran kimia 1 kali per minggu, yaitu empat jam pelajaran. Hal ini membuat guru harus dapat mengatur pembelajaran supaya siswa tidak menjadi bosan. Pembelajaran kimia harus lebih divariasikan lagi, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning.

3.3 Fokus PTK

Fokus PTK : Fokus dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah peningkatan aktivitas dan ketercapaian kompetensi siswa XI MIA 4 SMA 1 Kudus. Kompetensi dilihat dari hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sub fokus 1 Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran sehingga mencapai 85 siswa tuntas dengan KKM=78 2 Meningkatkan hasil belajar kognitif siswa sehingga mencapai 85 siswa tuntas dengan KKM=75 3 Meningkatkan hasil belajar afektif siswa sehingga mencapai 85 siswa tuntas dengan KKM=78 4 Meningkatkan hasil belajar psikomotorik siswa sehingga mencapai 85 siswa tuntas dengan KKM=78 5 Meningkatkan kehadiran siswa pada proses pembelajaran sampai minimum 90 siswa hadir

3.4 Prosedur Penelitian